TechnoBusiness Insights
Indonesia Jadi Pasar Wisata Muslim Ketiga Terbesar di Dunia
Published
7 years agoon
- Pasar wisata Muslim dunia diperkirakan bernilai US$220 miliar pada 2020.
- Peringkat Indonesia naik ke posisi tiga di bawah Malaysia dan Uni Emirat Arab.
Asia memperoleh skor rata-rata dalam Studi Indeks Wisata Muslim Global (Global Muslim Travel Index) Mastercard-CrescentRating 2017 sebesar 57,6. Posisi itu diikuti Afrika indeks 47,0; Oceania 43,8; Eropa 39,9; dan Amerika 33,7.
Baca Juga: Asia’s Best Multinational Workplaces 2017
Meski begitu, negara-negara non-Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) juga berhasil meningkatkan peringkatnya dalam memikat wisatawan Muslim. Singapura, misalnya, mampu menduduki posisi puncak indeks destinasi utama non-OKI untuk warga Muslim.
Posisi itu kemudian diikuti oleh Thailand, Inggris, Afrika Selatan, dan Hong Kong. Jepang berhasil naik dua peringkat ke posisi keenam, sedangkan Spanyol masuk 10 besar untuk pertama kalinya. Itu berarti, baik negara-negara OKI maupun non-OKI, sama-sama bersaing memperebutkan pasar perjalanan wisata Muslim dunia.
Pasar Wisata Muslim Global:
2016 ⇒ US$155 Miliar
2020 ⇒ US$220 Miliar
2026 ⇒ US$300 Miliar
Berdasarkan penelitian Mastercard-Crescentrating, pasar wisata Muslim global telah tumbuh pesat dan akan bernilai US$220 miliar pada 2020. Nilai itu diperkirakan akan bertambah US$80 miliar menjadi US$300 miliar hanya dalam enam tahun kemudian (2026). Padahal, pada 2016 nilainya baru US$155 miliar.
Dengan pengeluaran senilai US$155 miliar pada 2016, Safdar Khan, Division President Mastercard untuk Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam, menambahkan, pasar wisata Muslim tetap menjadi pendorong yang kuat bagi pertumbuhan berkelanjutan pada sektor wisata di seluruh dunia. Sektor itu terus berkembang dengan dorongan utama seperti perubahan demografis dan digitalisasi yang membentuk cara berkembangnya industri tersebut.
“Teknologi, misalnya, senantiasa meningkatkan pengalaman para wisatawan Muslim dalam setiap langkah yang mereka lakukan, mulai dari fase perencanaan hingga fase pengalaman serta fase berbagi,” kata Khan. “Terdapat sebuah peluang yang sangat besar bagi para penyedia layanan untuk berinovasi dan menyesuaikan penawaran mereka untuk memenuhi kebutuhan unik dari segmen ini pada setiap fase di berbagai titik temu atau titik interaksi dengan para pengguna.”**
—Intan Wulandari, TechnoBusiness Indonesia ● Infografis: CressentRating