Connect with us

Y&S Insights

Spire Insights: Mengupas Penerapan Industri Halal di Indonesia

Oleh Happy Laili, Konsultan Spire Research and Consulting

Published

on

Foto: MUI

Spire Insights Indonesia merupakan negara dengan populasi penduduk muslim terbanyak di dunia. Menurut data World Population Review, jumlah penduduk Indonesia sebesar 279,13 juta jiwa dengan populasi muslim sebesar 229 juta jiwa.

Sri Mulyani selaku Menteri Keuangan menyampaikan bahwa industri halal memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 24,86%. Indonesia berada di posisi ke-4 dalam Global Islamic Economy Indikator di semua sektor halal dengan nilai ekspor sebesar US$8,5 miliar.

Baca Juga: Spire Insights: Tren Social Commerce di Indonesia

Selaras dengan hal tersebut, permintaan konsumen terhadap segala hal yang berbau halal semakin meningkat dari tahun ke tahun. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa ada potensi besar untuk terus mengembangkan industri halal di Indonesia.

Advertisement

Dalam rangka mendukung industri halal, saat ini pemerintah telah memberikan wadah kepada pelaku UMKM mengenai Tarif Layanan Badan Layanan Umum BPJPH untuk sertifikasi halal produk. Bahkan, untuk saat ini, pemerintah sudah memiliki program Sertifikasi Halal Gratis atau biasa disebut SEHATI.

Industri halal meliputi berbagai aspek seperti halal food, halal fashion, halal kosmetik dan farmasi, wisata halal, dan lain-lain. Berdasarkan beberapa aspek tersebut, halal food dan keuangan syariah memiliki nilai tertinggi di antara yang lainnya. Halal food sudah melekat di industri makanan dan minuman di Indonesia. Hal ini dibuktikan dari sudah adanya kewajiban sertifikasi halal oleh pelaku usaha terhadap produk yang dimiliki.

Pada sektor makanan dan minuman, Indonesia menjadi negara dengan tingkat konsumsi halal terbesar. Berdasarkan Global Halal Food Market Report 2021-2024, konsumsi makanan halal global senilai US$1,185 miliar pada 2019 dan diproyeksikan tumbuh sebesar 17% (CAGR) mencapai US$1,386 miliar pada 2024 (Rp20,103 triliun).

Baca Juga: Spire Insights: Pentingnya Literasi Digital bagi Pelaku UMKM

Sedangkan total konsumsi (consumer spending) untuk makanan halal di Indonesia mencapai US$135 miliar (Rp1,957 triliun. Halal food berperan sangat besar pada perekonomian Indonesia. Selama masa pandemi COVID-19 (2019-2020), halal food mengalami penurunan sebesar 6,44% dan diproyeksikan akan berkembang hingga 14,64% pada 2025.

Advertisement

Fakta di lapangan menunjukkan bahwa sebagian besar pelaku usaha seperti UMKM mendapatkan dampak yang cukup signifikan terhadap omset penjualan mereka. Penerapan PPKM juga berpengaruh pada tutupnya mal atau pusat perbelanjaan. Pelaku usaha seperti distributor baik lokal maupun nasional juga harus mendapatkan umpan balik oleh retailer berupa pengembalian barang yang telah didistribusikan.

Kementerian Perindustrian menyatakan bahwa halal fashion Indonesia menduduki posisi ketiga terbesar di dunia setelah Uni Emirat Arab (UEA) dan Turki. Total pengeluaran untuk modest fashion di Indonesia mencapai Rp21 triliun. Diperkirakan pada 2024 pengeluaran untuk muslim dan clothing apparel akan tumbuh sebesar 6% atau setara dengan US$402 triliun.

Menurut pernyataan Amy selaku desainer, founder fashion brands dan pembina industri kreatif, menyatakan bahwa fashion muslim Indonesia telah mendominasi pencarian Google pada kata kunci “moslem fashion” dengan persentase 77% dengan dilanjutkan di posisi berikutnya oleh Malaysia dengan presentase 15% dan sisanya ditempati oleh Inggris, India, dan negara lainnya.

Baca Juga: Spire Insights: Pandemi Dorong Transformasi Pasar Skin Care

Melihat keunggulan dan nilai yang dimiliki Indonesia yang telah mendominasi modest fashion muslim ternyata tidak untuk dijadikan kepuasan sesaat. Pasalnya, dengan berbagai keunggulan dan pangsa pasar yang besar, Indonesia masih menjadi negara di posisi kelima sebagai negara konsumen terbesar untuk modest fashion.

Advertisement

Oleh karena itu, perlu adanya kerja sama dari berbagai pihak sebagai bentuk usaha dalam mengurangi kegiatan impor dan menjadikan Indonesia secara perlahan menjadi negara eksportir pada berbagai aspek halal lifestyle.

Halal fashion Indonesia menduduki posisi ketiga terbesar di dunia setelah Uni Emirat Arab dan Turki.

Berdasarkan data dari Indonesia Halal Market Report pada 2021, Indonesia menempati peringkat ke-9 sebagai negara dengan farmasi dan kosmetik halal terbesar. Indonesia berada pada peringkat ke-4 pada kategori Top 5 Pharmaceutical Muslim Consumer Spend Market 2020 sebesar US$5,36 miliar dan menjadi negara urutan peringkat ke-2 kategori Top 5 Cosmetics Muslim Consumer Spend Market 2020 sebesar US$4,19 miliar.

Produk kosmetik yang sudah tersertifikasi halal sebanyak 26.197 produk. Hal ini menunjukkan bahwa sudah banyak produk dari kosmetik lokal Indonesia yang beredar dengan label halal yang sudah disahkan oleh MUI dan BPJPH.

Baca Juga: Spire Insights: Pentingnya Penerapan ESG bagi Bisnis di Indonesia

Pada masa pandemi COVID-19, konsumen lebih mementingkan membeli barang sesuai dengan kebutuhan, sehingga produk kosmetik mengalami penurunan pembelian sebesar 0,3%. Namun, diprediksikan pengeluaran kosmetik setelah pandemi akan kembali seperti semula pada 2022 dan produk farmasi dan kosmetik diproyeksikan akan mengalami pertumbuhan sebesar 5,83% dan 12,62% pada 2025 mendatang.

Advertisement

Market overview di Indonesia pada sektor perjalanan dan pariwisata menunjukkan bahwa pada tahun 2019 memberikan kontribusi sebesar 6,1% terhadap PDB di Indonesia. Sejalan dengan adanya pandemi COVID-19 sektor pariwisata menjadi salah satu yang terdampak sangat buruk karena adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan pembatasan penerimaan turis mancanegara untuk masuk ke Indonesia.

Meskipun dengan keadaan sulit tersebut, Indonesia ditetapkan menjadi negara yang ramah bagi turis muslim ke-12 yang memberikan banyak pilihan wisata yang didukung dengan fasilitas-fasilitas untuk kaum muslim.

Saat ini, Kementerian Pariwisata juga sedang menjalankan program Halal Pariwisata di beberapa destinasi wisata di Indonesia dengan salah satu contohnya adalah Danau Toba dan Pulau Samosir. Sedangkan wisata halal andalan yang saat ini sudah dimiliki Indonesia berada di beberapa wilayah seperti Aceh, Sumatera Barat, NTB, Kepulauan Riau dan DKI Jakarta.

Baca Juga: Spire Insights: Legitnya Pasar Streaming Musik di Indonesia

Beberapa sektor di atas mulai dari halal food, halal fashion, halal farmasi dan kosmetik hingga halal pariwisata adalah bukti bahwa Indonesia telah memiliki nilai kuat pada industri halal.

Advertisement

Berbagai partisi sudah menyadari dan mengetahui adanya potensi besar tersebut sehingga sudah mulai banyak aksi nyata dalam mengembangkan halal industri bahkan hingga ke Kawasan Industri Halal yang sedang digelakkan oleh PT Modern Industrial Estate, PT Makmur Berkah Armada dan PT Bintan Industrial Estate.

Pada praktik yang sudah dilakukan, harapannya hal yang sudah dibangun dan ditetapkan akan memberikan manfaat terhadap Indonesia untuk memajukan perekenomian dan membawa nama Indonesia menjadi salah satu negara yang memberikan dampak tertinggi dalam industri halal terhadap dunia.

Spire Research and Consulting merupakan perusahaan riset pasar dan konsultasi bisnis global, terutama di negara-negara berkembang. Perusahaan yang didirikan pada 2000 di Singapura ini kini memiliki kantor perwakilan di semua negara Asia Pasifik dan berkantor pusat di Tokyo, Jepang.

PT Spire Indonesia | Wisma BNI Lt. 25 Unit 8-10, Jalan Jend. Sudirman Kav. 1, Jakarta 10220, Telp/Faks: (021) 57945800 www.spireresearch.com

Advertisement

TechnoBusiness, Menara Astra Lt. 25 Unit 25D, Jalan Jend. Sudirman Kav. 5-6, Jakarta 10220, Telp: (021) 50889816. Copyright © 2017-2024 TechnoBusiness, A Member of Pasxmedia Holding. All Rights Reserved.