Y&S Insights
Spire Insights: Pandemi Dorong Transformasi Pasar Skin Care
Oleh Sekarina Widyasmi, Konsultan Spire Research and Consulting
Oleh Sekarina Widyasmi, Konsultan Spire Research and Consulting
Published
3 years agoon
Spire Insights ● Ketika pandemi COVID-19 telah memaksa seluruh belahan dunia untuk menutup akses dan semua interaksi pada awal 2020, banyak industri yang langsung mengalami penurunan kinerjanya.
Perekonomian Indonesia secara umum pun berjalan melambat menjadi -5,3% pada kuartal 2/2020 dan pertumbuhan agregat 2,1% sepanjang 2020. Setelah 12 bulan berlalu, banyak industri yang masih berusaha bangkit, tapi itu tidak termasuk industri perawatan kulit.
Baca Juga: Spire Insights: Pentingnya Literasi Digital bagi Pelaku UMKM
Pada April 2021, gerai kecantikan dan perawatan kulit asal Inggris bernama Boots secara resmi membuka gerai resmi di Indonesia yang berlokasi di Senayan City. Dengan luas 100 meter persegi, Boots menyediakan lebih dari 100 brand produk penunjang gaya hidup sehat dan kecantikan.
Banyak faktor yang mendorong beberapa brand multinasional, termasuk Boots, ingin mengembangkan bisnis mereka di Indonesia. Tak terkecuali itu karena besarnya pasar skin care di negeri ini dengan permintaan pelanggan yang semakin bervariasi.
Meskipun COVID-19 makin mengadopsi pembelian secara online, dengan adanya lokasi ritel dapat membantu brand multinasional untuk membangun hubungan yang lebih interaktif dengan komunitas skin care yang ada di Indonesia.
Meski pandemi, pendapatan perusahaan-perusahaan skin care tetap tumbuh.
Komunitas itulah yang dapat menjangkau para pelanggan secara virtual. Karena konsumen adalah makhluk sosial dan ritel fisik adalah tempat bagi orang-orang untuk berkumpul, berinteraksi dengan produk, dan menerima layanan personal dari expert beauty assistant.
Dalam lima tahun terakhir, perkembangan skin care di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Berikut angka revenue yang menunjukkan kenaikan tersebut:
Dari data di atas dapat dilihat bahwa pada 2020 saat pandemi menyerang seluruh dunia, dan Indonesia adalah salah satu negara yang menerapkan lockdown, tetapi revenue atas produk skin care tetap mengalami kenaikan YoY sebesar 0,48% dari 2019-2020.
Meskipun angka tersebut lebih kecil daripada kenaikan YoY dari 2020 ke 2021 (forecast), yaitu sebesar 7,6%, dari pertumbuhan tersebut dapat dilihat bahwa pasar skin care dapat bertahan, bahkan tetap mengalami kenaikan, walau aksi lockdown dan COVID-19 berdampak pada industri lain secara umum.
Dengan kondisi orang-orang yang lebih banyak di rumah, prioritas dalam merawat diri telah bergeser dan konsumen memilih untuk menghabiskan waktu merawat kulit mereka dan menyesuaikan dengan rutinitas mereka di rumah ketimbang menggunakan make up dan merias wajah.
Maka tidak heran dengan adanya shifting demand ini, kinerja perusahaan skin care tumbuh pesat, yang lebih spesifik lagi didorong oleh permintaan customer atas bahan-bahan skin care yang terpersonalisasi untuk setiap jenis kulit dan permasalahan kulit mereka. Bahkan, pasar skin care sendiri mempunyai peran dan dapat berkontribusi secara langsung untuk menunjang program pemerintah dalam meningkatkan Kesehatan, khususnya menekan angka COVID-19.
Baca Juga: Spire Research and Consulting Memiliki Empat Divisi Riset
Brand skin care asal Swedia, yaitu Oriflame, berkontribusi untuk menekan COVID-19 di Indonesia, yaitu dengan memberikan donasi bantuan langsung yang terdiri dari 6.000 unit Oxymeter, 3 unit High Flow Nasal Canula (HFNC), dan 1 unit truk.
Oriflame juga memberikan donasi sebesar Rp1,3 miliar lebih yang ditujukan untuk membantu pemerintah Indonesia dalam mempercepat penanganan pandemi Covid-19, khususnya dalam pendistribusian ke daerah-daerah di Indonesia. Penyerahan donasi diterima langsung oleh Wakil Menteri Kesehatan dr. Dante Saksono Harbuwono, SpPD-KEMD, PhD beserta seluruh jajaran Kementerian Kesehatan pada Kamis, 25 November 2021.
Tentu saja semua skin care yang beredar di Indonesia juga akan terus didukung oleh Badan POM dengan memberikan kemudahan membangun usaha dan percepatan perizinan agar potensi pemenuhan kebutuhan perawatan kulit untuk konsumen akan terus bertahan di kondisi ekonomi krisis. Dengan harapan pertumbuhan industri perawatan kulit di Indonesia menjadi salah satu kontribusi untuk meningkatkan kapabilitas Indonesia dalam produktivitas bisnis.●
Spire Research and Consulting merupakan perusahaan riset pasar dan konsultasi bisnis global, terutama di negara-negara berkembang. Perusahaan yang didirikan pada 2000 di Singapura ini kini memiliki kantor perwakilan di semua negara Asia Pasifik dan berkantor pusat di Tokyo, Jepang.
PT Spire Indonesia | Wisma BNI Lt. 25 Unit 8-10, Jalan Jend. Sudirman Kav. 1, Jakarta 10220, Telp/Faks: (021) 57945800 | www.spireresearch.com
Spire Insights: Memahami Pentingnya Integrasi Jaringan dan Keamanan IoT
Spire Insights: Motor Listrik Berpotensi Tumbuh Pesat di Indonesia
Spire Insights: Mengungkap Potensi Pasar Sanitari Kloset di Indonesia
Spire Insights: Tantangan Pengembangan Produk Pembiayaan pada Kios Pertanian
Spire Insights: Perkembangan Industri Perfilman dan Platform OTT di Indonesia
Spire Insights: Fenomena Artis Korea Sebagai Brand Ambassador Produk Kosmetik Indonesia
Spire Insights: Mengungkap Industri Ride-Hailing di Indonesia
Spire Insights: Kapan Kendaraan Listrik Menguasai Jalanan?
Optimalisasi Kolaborasi Penta-Helix untuk Ketahanan Ekonomi Berkelanjutan