Published
5 years agoon
Sistem operasi HarmonyOS keluaran Huawei diyakini mampu menggerus pemimpin pasar sistem operasi Android milik Google.
Shenzhen dan Jakarta, TechnoBusiness ● Setelah menjadi korban perang dagang antara Amerika Serikat dan China, dengan mendapat larangan menggunakan teknologi Google, termasuk sistem operasi Android, Huawei Technologies Co. Ltd. akhirnya meluncurkan HarmonyOS.
Sistem operasi baru keluaran perusahaan teknologi China itu diluncurkan bertepatan dengan ajang Huawei Developer Conference di Songshan Lake, Jumat (9/8) pekan lalu.
Baca Juga: Mengintip Arah Baru Huawei dan Honor
HarmonyOS, menurut Richard Yu, CEO Consumer Business Huawei Technologies, merupakan sistem operasi terdistribusi mikro baru yang dirancang untuk memberikan pengalaman pengguna yang kohensif di semua perangkat dan kebutuhannya.
“Kita memasuki hari dan era di mana orang-orang menginginkan pengalaman cerdas yang menyeluruh dalam semua perangkat dan kebutuhan yang ada,” ungkap Yu.
[nextpage]
Untuk mendukung hal itu, Yu berpendapat bahwa sistem operasi ponsel pintar harus berimprovisasi. Sistem operasi itu harus mendukung semua kebutuhan, perangkat, dan platform sesuai kebutuhan konsumen yang laten dengan tingkat keamanan tinggi.
“Ini tujuan kami mengembangkan HarmonyOS,” ujar Yu. “HarmonyOS benar-benar berbeda dari Android dan IOS. Ini merupakan sistem operasi yang terdistribusi berbasis mikrokernel yang memberikan pengalaman lancar di semua skenario yang mungkin terjadi.”
Baca Juga: Indonetwork.co.id dan TechnoBusiness Media Jalin Kerja Sama
Pengguna cukup menginstal aplikasi di satu perangkat sekali saja, pembaruan pun akan menyertai di perangkat yang berbeda. HarmonyOS cukup ringan sehingga cocok dibenamkan di sistem kendaraan, pengeras suara, bahkan jam kecil sekalipun.
HarmonyOS memiliki empat fitur teknis yang berbeda dengan sistem operasi Android keluaran Google dan iOS milik Apple. Pertama, Seamless. Sistem perangkat dengan arsitektur terdistribusi pertama itu menghadirkan pengalaman tanpa batas di seluruh perangkat.
[nextpage]
Kedua, Smooth. HarmonyOS dapat mengatasi tantangan yang berkinerja buruk dengan Deterministic Latency Engine dan Inter Process Communication berkinerja tinggi.
Ketiga, Secure. HarmonyOS menggunakan desain mikrokernel baru yang memiliki fitur keamanan yang ditingkatkan dengan latensi rendah. Mikrokernel itu dirancang untuk menyederhanakan fungsi-fungsi kernel, mengimplementasikan sebanyak mungkin layanan sistem dalam mode pengguna di luar kernel.
Baca Juga: Dijegal Amerika, Pendapatan Huawei Tetap Tumbuh
Keempat, Unified. Didukung oleh IDE multiperangkat, kompilasi multibahasa, dan perangkat arsitektur terdistribusi, HarmonyOS secara otomatis beradaptasi dengan kontrol dan interaksi tata letak layar yang berbeda, mendukung kontrol “geser dan jatuhkan”, juga pemrograman visual yang berorientasi pada peninjauan.
Yu mengatakan HarmonyOS 1.0 akan diadopsi pertama kali di produk layar cerdas, satu perangkat yang dijadwalkan diluncurkan akhir tahun nanti. Dalam tiga tahun ke depan, sistem operasi tersebut akan diduplikasi ke berbagai perangkat cerdas, di antaranya wearables dan Huawei Vision.
[nextpage]
HarmonyOS akan ditanamkan terlebih dahulu di perangkat-perangkat yang dipasarkan di dalam negerinya, China, pasar dengan ekosistem aplikasi kuat dan masif. Setelah itu kemudian merambah ke ekosistem global.
“Kami percaya HarmonyOS akan merevitalisasi industri dan memperkaya ekosistem,” kata Yu. “Kami ingin mengundang pengembang dari seluruh dunia untuk bergabung saat kami membangun ekosistem baru ini. Bersama-sama, kita akan memberikan pengalaman yang cerdas bagi konsumen dalam semua rancangan.”
Baca Juga: Rahasia Huawei Pertahankan Pasar Ponsel Global
Menanggapi langkah Huawei itu, Jeffrey Bahar, Group Deputy CEO Spire Research and Consulting, berpendapat, Huawei bisa menjadi ancaman bagi sistem-sistem operasi asal Negeri Paman Sam, yakni Android dan iOS.
“Melihat penjelasan eksekutifnya, rasanya tidak sulit bagi Huawei untuk mencuri ceruk dari Android dan iOS,” kata Jeffrey. “Memang tidak bisa secepat kilat, tapi saya kira Huawei sudah tahu betul apa yang akan dilakukannya.”
[nextpage]
Dengan membuka selebar-lebarnya sistem operasi HarmonyOS kepada penyedia perangkat, platform, dan ekosistem pengembang aplikasi di seluruh dunia, itu berarti secara nyata akan melawan Android yang juga bersistem terbuka.
Baca Juga: Kuat di Tigas Aspek, Huawei Cloud Terbaik di Tiongkok
Andaikan Huawei kemudian menggandeng perusahaan-perusahaan serupa dari negerinya, seperti Oppo, Vivo, Xiaomi, untuk menggunakan HarmonyOS, bukan tidak mungkin Android akan kehilangan pasar yang cukup besar.
“Apalagi, di luar Samsung asal Korea Selatan, tidak ada merek ponsel pintar lain dalam lima besar global yang menggunakan Android. Akan tetapi, Google bukan perusahaan kecil dan ‘cengeng’. Mereka pasti juga sudah menyiapkan antisipasinya,” terang Jeffrey.●
—Zhang Ju (China), Intan Wulandari (Indonesia), TechnoBusiness ● Foto: Huawei
Huawei Siap Bangun Fasilitas Pengisian Daya Kendaran Listrik di Seluruh Indonesia
Huawei dan Telkomsel Jalin Kesepakatan Pengembangan Superior City
Inilah Bocoran Tarif Royalti Penggunaan Hak Paten Huawei
Huawei Perkuat Solusi Perkeretaapian Pintar di Asia Pasifik
Pendapatan Huawei Tetap Positif Meski Banyak Tekanan
Huawei Mulai Serius Komersialisasi Sistem Operasi MineHarmony
Huawei Invests US$150 Million for Seeds for the Future
Huawei RuralStar Atasi Keterbatasan Internet di Daerah
ITB Raih Dua Grand Prizes di Huawei ICT Competition