Connect with us

TechnoBusiness News

Mengungkap Alasan Universal Music Group “Cerai” dengan TikTok

Universal Music Group tak memperpanjang perjanjian dengan TikTok karena “kecewa”.

Published

on

Helene Fischer, artis di bawah labeh Universal Music Group ● Foto: UMG

California, TechnoBusiness US Universal Music Group N.V. (Euronext: UMG), perusahaan label musik global yang berkantor pusat internasional di Santa Clara, California, pada Selasa (30/1) mengumumkan bahwa perjanjiannya dengan TikTok akan berakhir bulan ini.

TechnoBusiness News: Erajaya Active Lifestyle Resmikan 15 Gerai Baru di Berbagai Kota

Berakhirnya perjanjian itu atas dasar masa kontrak yang dibuat sebelumnya dan kedua perusahaan belum menyepakati persyaratan perjanjian baru. “Persyaratan hubungan kami dengan TikTok ditentukan oleh kontrak yang akan berakhir pada 31 Januari 2024,” tulis manajemen Universal Music.

Dalam diskusi pembaruan kontrak, Universal Music Group menekankan tiga hal penting kepada TikTok, yaitu kompensasi yang pantas untuk artis dan penulis lagu, melindungi artis manusia dari dampak buruk AI, dan keamanan online bagi pengguna TikTok.

Advertisement

Di satu sisi TikTok tumbuh cukup pesat, di sisi lain kompensasi untuk artis dan penulis lagu yang diusulkan jauh lebih kecil daripada tarif yang dibayarkan oleh platform sosial besar di lokasi serupa. TikTok hanya menyumbang sekitar 1% dari total pendapatan Univeral Music Group.

Manajemen Universal Music Group mengaku sudah mengusulkan agar TikTok mengambil langkah yang sama dengan platform lain, tapi perusahaan asal Tiongkok itu tidak merespons dengan ketidakpedulian dan kemudian dengan intimidasi.

TechnoBusiness News: Pendapatan Fita Sepanjang 2023 Mencapai Puluhan Miliar Rupiah

“Saat negosiasi berlanjut, TikTok berusaha menindas kami agar menerima kesepakatan yang nilainya justru jauh lebih rendah dari kesepakatan sebelumnya, jauh di bawah nilai pasar wajar dan tidak mencerminkan pertumbuhan eksponensialnya,” ungkap manajemen label musik tersebut.

Taktik TikTok sudah jelas, yaitu menggunakan kekuatan platformnya untuk menyakiti artis-artis yang rentan dan mencoba mengintimidasi agar mengakui kesepakatan buruk yang meremehkan musik dan meremehkan artis dan penulis lagu serta mereka, lanjut manajemen Universal Music.

Advertisement

—Philips C. Rubin, TechnoBusiness US