Connect with us

ICT

Perhatikan Lima Kesalahpahaman Terkait Keamanan Siber Ini!

Published

on

Prev1 of 6
Use your ← → (arrow) keys to browse

  • Indonesia merupakan negara dengan ancaman keamanan siber tertinggi di dunia.
  • Tapi, ada lima hal yang membuktikan bahwa menangkal ancaman itu amat mudah.

 

JAKARTA – Indonesia termasuk salah satu negara yang paling diincar oleh serangan-serangan keamanan siber. Dalam Kaspersky Lab Cyber Security Weekend untuk Asia Pasifik yang berlangsung di Jakarta pada 5-8 Oktober 2016 terungkap bahwa ancaman itu datang dengan beraneka ragam modus, di antaranya penipuan online, serangan virus Trojan, dan lain-lain.

mastercard-6

 

 

Serangan itu tidak hanya mengancam identitas keuangan perorangan seperti yang tertanam dalam komputer personal, komputer tablet, dan ponsel pintar, tetapi juga organisasi finansial, anjungan tunai mandiri, hingga point-of-sale terminals.

Advertisement

 

Baca Juga: Mastercard Buka Program Start Path Global 2016

 

Itu sebabnya, 71% masyarakat Indonesia masih mengkhawatirkan adanya aksi penipuan online perbankan. “Jadi, pengguna harus lebih jeli terhadap halaman web palsu, e-mail yang meminta informasi keuangan, dan mengamankan perangkat mobile mereka,” kata Director of Global Research and Analysis Team Kaspersky Lab for Asia Pasific Vitaly Kamluk.

Namun, riset yang menyatakan kerugian rata-rata akibat serangan keamanan siber global mencapai US$476 itu seperti mendapat jawaban melegakan dari MasterCard sebulan kemudian. Perusahaan teknologi pada institusi keuangan global yang mengoperasikan jaringan pemrosesan pembayaran tercepat di dunia itu justru membantah hasil riset tersebut.

 

Advertisement

Baca Juga: Perluas Pasar, MasterCard Gandeng Microsoft, Google, dan Samsung

 

MasterCard mengatakan meski pencurian identitas dapat terjadi sewaktu-waktu, sebenarnya kejadian itu relatif jarang dan dapat dicegah dengan mudah. Dalam MasterCard Safety and Security Index 2015 diketahui bahwa memang ada 35% konsumen masih merasa khawatir menjadi korban pencurian identitas, tetapi hanya 6%-nya yang benar-benar mengalaminya.

Yang menarik, kekhawatiran itu (dialami oleh 43% respondens) justru muncul dari banyaknya informasi yang disampaikan di media massa terkait hal tersebut. “Untuk meredakan kekhawatiran masyarakat, MasterCard telah mengumpulkan lima kesalahpahaman umum mengenai pencurian identitas serta bagaimana cara meminimalisirnya,” tulis MasterCard dalam laporan hasil riset tersebut.

 

Baca Juga: Di Negara-Negara Ini Dukungan Terhadap Pengusaha Wanita Lebih Besar

 

Advertisement

Berikut ini lima kesalahpahaman masyarakat terhadap fakta terkait pencurian identitas perbankan versi MasterCard. (Halaman selanjutnya)

Prev1 of 6
Use your ← → (arrow) keys to browse