AGUS TJANDRA
CEO LOJAI.COM DAN SUPPLEMEN.COM
Saya lahir pada 22 Agustus 1974, 10 tahun setelah Jeff Bezos (pendiri Amazon) dan Jack Ma (pendiri Alibaba). Itu artinya, saya lahir pada saat yang tepat. Karena ketika itu teknologi yang muncul di Amerika baru tiba di Indonesia 10 tahun kemudian. Maka, tak salah jika Bezos asal Paman Sam dan Ma dari China menginspirasi saya.
Tentu saja inspirasi itu muncul setelah saya sekian lama bekerja di beberapa perusahaan ekspor impor. Sebab, usai lulus dari jurusan sistem manajemen informasi Universitas Bina Nusantara pada 1993, saya bergabung di perusahaan eksportir seafood. Di situ saya belajar banyak mengenai pengelolaan bisnisnya, mulai dari mencari bahan baku hingga proses pengiriman ke pelanggan di luar negeri.
Pengetahuan itu makin terasah ketika saya “dibajak” oleh perusahaan international trading terbesar asal Jepang untuk mengurusi kantor perwakilan di Jakarta setahun kemudian. Karena masih baru, saya mesti memulainya dari nol. Padahal, saat itu Indonesia sedang terpuruk akibat krisis ekonomi.
Beban saya cukup berat, tapi saya segera belajar dari keadaan. Saya mencoba disiplin, berpikir positif, dan terus memikirkan berbagai inovasi demi membesarkan perusahaan. Saya juga rela mendatangi perusahaan-perusahaan lokal agar bersedia memasarkan produk-produknya seperti kopi, lada, dan tentu seafood, ke pasar global, terutama China, Hong Kong, serta negara-negara di kawasan Eropa.
“Saya adalah orang yang berhasil membuktikan bahwa kartu kredit tidak selalu merugikan.”
Dari pengalaman itulah saya memahami yang namanya manajemen rantai pasok (supply chain management). Dari pekerjaannya itu pulalah saya mendapatkan banyak sekali tawaran kartu kredit. Jika orang lain sibuk menolak tawaran itu dengan berbagai alasan, saya justru selalu menerimanya. Saat ini, saya memiliki lebih dari 20 kartu kredit.
Sebagai international trader yang sering berkunjung ke banyak negara, kartu-kartu kredit itu saya pakai untuk membeli barang-barang seperti gadget, aksesori, peralatan rumah tangga, dan produk-produk penopang gaya hidup, untuk dijual kembali melalui katalog bank. Makanya, pada 2007 saya berbisnis katalog belanja untuk pengguna kartu kredit. Karena, menurut saya, ada peluang yang menarik di situ. Dan, saya berani karena saya mampu melihat tren pasar apa yang akan terjadi.
Sekali waktu saya mengimpor gelang kesehatan merek Magnvm dari Korea dan saya jual lewat katalog. Ternyata laris manis, sampai-sampai meraih predikat best seller dari Bank Internasional Indonesia pada 2008. Kesuksesan itulah yang membuat Agnaprosperindo digandeng banyak penyedia kartu kredit.
Tidak lama setelah itu belanja online mulai terdengar di Indonesia. Saya tak mau ketinggalan. Lalu, saya membuat PasarKredit.com. Produk-produk yang saya tawarkan melalui katalog belanja, saya pasarkan pula di PasarKredit.com. Sama seperti katalog, situs kami menerima pembayaran secara kredit. Tapi, rupanya orang Indonesia tidak mau dibilang “kredit” meski membeli barangnya secara kredit.
Itu sebabnya, saya me-rebranding toko online saya dari PasarKredit.com menjadi Lojai.com. Lojai diambil dari bahasa Portugis yang berarti “Toko”. Konsepnya adalah online department store. Di toko online ini semua orang bisa berbelanja secara mencicil, bahkan dinobatkan oleh Museum Rekor Dunia Indonesia sebagai situs belanja online pertama di dunia dengan sistem cicilan.
Jadi, boleh dibilang, saya bisa memiliki beberapa perusahaan seperti sekarang ini, di antaranya salon kecantikan, Lojai, Supplemen.com, dan properti, merupakan hasil dari perpaduan antara pengalaman bekerja sebagai international trader dengan keberanian mengambil peluang sekaligus risiko, dan ketajaman insting dalam membaca pasar. Saya adalah orang yang berhasil membuktikan bahwa kartu kredit tidak selalu merugikan. Saya juga berhasil membuktikan bahwa saya bisa mengikuti langkah dua idola saya, Bezos dan Ma.●
Seperti diceritakan kepada Purjono Agus Suhendro, Editor in Chief TechnoBusiness ID
Foto-Foto: Lojai.com dan Gambaranbrand