Published
5 years agoon
Setelah menikmati pertumbuhan, kini empat macan Asia pun mulai terimbas gejolak ekonomi global.
Singapura, TechnoBusiness ● Goldman Sachs Group Inc. (NYSE: GS), perusahaan layanan keuangan dan perbankan investasi global asal New York, Amerika Serikat, memangkas prakiraan pertumbuhan ekonomi empat macan Asia, yakni Hong Kong, Singapura, Korea Selatan, dan Taiwan.
Baca Juga: Permata Baru di Industri Pelabuhan
Pemangkasan itu, seperti dilaporkan Bloomberg hari ini, karena terpapar gejolak ekonomi dunia. Padahal, sebelumnya keempat negara itu cukup menikmati pertumbuhan ekonomi sejagat—yang kini melambat akibat ketegangan perdagangan berkepanjangan terutama antara Amerika Serikat dan China.
Berikut ini ringkasan perubahan prakiraan pertumbuhan ekonomi dari Goldman Sachs untuk keempat “Macan Asia” tersebut:
[nextpage]
Goldman memperkirakan produk domestik bruto (PDB) Hong Kong menurun 0,5% pada kuartal ketiga dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Angka itu jauh di bawah proyeksi sebelumnya yang sebesar 2,1%.
Untuk satu tahun penuh 2019, Goldman hanya melihat adanya ekspansi 0,2%. Bisa diduga, pelemahan itu akibat gejolak perdagangan global dan kondisi politik di Hong Kong yang akhir-akhir ini tidak kondusif.
Goldman memangkas prakiraan pertumbuhan PDB Singapura tahun ini dari 1,1% menjadi 0,4%. The Monetary Authority of Singapore kemungkinan akan mengurangi kemiringan pita nilai tukar (slope of its exchange-rate band) dari 1% menjadi 0,5% per tahun pada Oktober dan menjadi 0% pada April 2020.
[nextpage]
Goldman melihat ekonomi Korea Selatan tahun ini hanya tumbuh 1,9%, lebih rendah dari perkiraan sebelumnya sebesar 2,2%. Perusahaan-perusahaan di negara itu mengharapkan otoritas memangkas tingkat suku bunga acuan sebesar 25 basis poin—kemungkinan pada Oktober—selain pemotongan pada Juli lalu.
Goldman menurunkan tipis prakiraan PDB Taiwan tahun ini dari 2,4% menjadi 2,3%. Penurunan itu diyakini karena imbas perang dagang, walau diimbangi dengan langkah Amerika yang lebih banyak mengimpor produk dari Taiwan dan mengurangi dari China.●
—Michael A. Kheilton, TechnoBusiness/PRN ● Foto: Aneka Sumber