Connect with us

TechnoBusiness News

Platform Pengajuan KPR Digital Ideal Dapat Modal US$3,8 Juta

Platform pengajuan KPR digital Ideal meraup pendanaan tahap awal senilai US$3,8 juta dari AC Ventures dan Alpha JWC Ventures.

Published

on

Para pendiri platform pengajuan KPR digital Ideal.

Jakarta, TechnoBusiness ID Ideal, platform pengajuan kredit pemilikan rumah (KPR) digital yang didirikan oleh Albert Surjaudaja, Ian Daniel Santoso, dan Indira Nur Shadrina di Jakarta pada 2021, meraih pendanaan tahap awal (seed-funding) senilai US$3,8 juta.

Pendanaan yang tak kecil untuk kategori putaran tahap awal itu diperoleh dari Living Lab Ventures dan Ciputra Group yang dipimpin oleh AC Ventures dan Alpha JWC Ventures. Pendanaan tersebut akan digunakan untuk mengembangkan produk, rekrutmen, dan promosi.

Baca Juga: 7 Tahun, RedDoorz Indonesia Kelola 2.700 Properti di 190 Kota

Platform pengajuan KPR digital Ideal dinilai potensial untuk berkembang karena sekitar 75% pembelian rumah di Indonesia dilakukan melalui layanan KPR perbankan. Pada 2021, Bank Indonesia mencatat, nilai KPR di Tanah Air mencapai US$39 miliar.

Advertisement

Dalam lima tahun ke depan, nilai KPR nasional akan tumbuh secara CAGR 17%. Pasar tersebut akan diramaikan oleh Gen Z dan Gen Y, yang dikenal sebagai generasi tech savvy, yang diyakini bakal membutuhkan properti residensial seperti rumah dan apartemen.

Sebagai Solusi

Masalahnya, untuk mendapatkan fasilitas KPR di Indonesia tidak mudah. Sebab, prosesnya sangat kompleks, membutuhkan dokumen yang tidak sedikit, tidak standardisasi, dan berbelit-belit. Karena itu, platform pengajuan KPR digital Ideal hadir untuk menjawab persoalan tersebut.

Platform pengajuan KPR digital Ideal hadir di pasar bernilai US$39 miliar pada 2021.

Dengan Ideal, Albert Surjaudaya yang menjadi CEO-nya menjelaskan, calon pembeli rumah dimungkinkan untuk bebas memilih layanan KPR dari bank mana, menghitungnya secara rinci, dan memperoleh real-time update atas proses pengajuannya.

Ideal akan mendapatkan komisi dari bank dan pengembang properti untuk setiap pengajuan KPR yang disetujui. Saat ini, startup tersebut sudah bekerja sama dengan lima bank besar, di antaranya CIMB Niaga, OCBC NISP, dan Maybank, juga pengembang Sinar Mas Land, Ciputra Group, dan Agung Sedayu Group.

Advertisement

Sebagai permulaan, Ideal akan fokus pada pembiayaan perumahan primer terlebih dahulu, sebelum kemudian menyasar ke pembiayaan perumahan sekunder dan refinancing atau take over. Dalam jangka panjang, Ideal menargetkan dalam memperluas pasarnya hingga ke Asia Tenggara.

Baca Juga: Dulu Tabu, Kini SKF Dukung Penggunaan Laher Remanufaktur

Untuk diketahui, meski 75% pembelian rumah dilakukan melalui KPR, penetrasi KPR di Indonesia saat ini baru 3% dari Produk Domestik Bruto. Angka itu jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan di Malaysia dan Singapura yang sudah mencapai 30%, bahkan lebih.

“Jika Indonesia bisa melipatgandakan penetrasi KPR-nya dua kali lipat menjadi 6% saja, jelas itu merupakan pasar yang sangat besar,” kata Adrian Li, founder dan Managing Partner AC Ventures. “Dengan teknologi Ideal, kami percaya itu akan menjadi solusi ke depan,” tambah Eko Kurniadi, partner di Alpha JWC Ventures.

Purjono Agus Suhendro, TechnoBusiness ID Foto: Ideal

Advertisement