TechnoBusiness News
Nilai Transaksi Bukalapak Kuartal 2/2022 Capai Rp36,5 Triliun
Nilai transaksi Bukalapak pada kuartal 2/2022 naik 24% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Published
2 years agoon
Jakarta, TechnoBusiness ID ● PT Bukalapak.com Tbk. (IDX: BUKA), salah satu perusahaan e-commerce terkemuka di Indonesia, pada Senin (1/8) mengumumkan bahwa kinerjanya sepanjang kuartal 2/2022 yang berakhir pada 30 Juni tumbuh positif.
Dalam pengumuman itu disebutkan bahwa nilai transaksi yang benar-benar terjadi, atau yang sering disebut juga Total Processing Value, Bukalapak selama kuartal 2/2022 tumbuh 24% dibanding periode yang sama tahun lalu menjadi Rp36,5 triliun.
Baca Juga: 3 Tips Investor Institusional Raup Profit dari Aset Kripto
Yang menarik, nilai transaksi Bukalapak itu 75%-nya justru diperoleh dari konsumen yang berada di luar kota tier 1—yang memang penetrasi all commerce, digitalisasi warung, dan toko ritel tradisionalnya menunjukkan tren pertumbuhan pasar yang kuat.
Mitra Bukalapak, yang nilai transaksinya naik 25% menjadi Rp17,7 triliun, menjadi motor penggerak utama pertumbuhan Bukalapak pada kuartal 2/2022. Tapi, itu masih lebih kecil jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang bernilai Rp35,0 triliun.
Dominasi nilai transaksi Mitra Bukalapak itu didorong oleh semakin banyaknya jumlah mitra yang terlibat. Berdasarkan data perusahaan, jumlah Mitra Bukalapak pada akhir Desember 2021 tercatat sebanyak 11,8 juta, naik menjadi 14,2 juta pada akhir Juni lalu.
Baca Juga: 7 Tahun, RedDoorz Indonesia Kelola 2.700 Properti di 190 Kota
Pendapatan Bukalapak
Pendapatan Bukalapak pada kuartal 2/2022 tumbuh sebesar 105% dibanding periode yang sama tahun lalu menjadi Rp903 miliar, tapi lebih rendah dari pendapatan Bukalapak yang dicatatkan pada kuartal 1/2022 sebesar Rp1,69 triliun.
Laba operasional Bukalapak pada kuartal 1/2022 tercatat sebanyak Rp8,60 triliun, naik 1.209% dibanding rugi operasional sebesar Rp776 miliar yang terjadi pada kuartal 1/2021. Laba itu diperoleh, terutama dari laba nilai investasi market-to-market dari PT Allo Bank Tbk. (IDX: BBHI).
Lalu, laba bersih Bukalapak pada kuartal 1/2022 tumbuh 1.220% menjadi Rp8,59 triliun dibanding rugi bersih sebesar Rp767 miliar pada kuartal 1/2021. Bukalapak menyatakan komit pada strategi agar dapat mencapai pertumbuhan yang kuat dan berkelanjutan.
Strategi Alternatif
Jeffrey Bahar, COO Spire Research and Consulting, menilai Bukalapak berhasil memperbaiki kinerjanya melalui strategi-strategi bisnis yang tepat. “Salah satunya adalah strategi investasi di Allo Bank yang terbukti mampu mendatangkan laba,” ungkapnya.
Baca Juga: Platform Pengajuan KPR Digital Ideal Dapat Modal US$3,8 Juta
Selain di Allo Bank, pada November 2021 Bukalapak diketahui juga mengakuisisi startup pendidikan online Bolu.id senilai US$1 juta. “Jika bisnis utamanya masih merugi, sudah seharusnya perusahaan mencari cara lain untuk meraup keuntungan,” lanjut Jeffrey.
Tentu saja, strategi-strategi itu akan lebih baik jika dapat dikolaborasikan dengan bisnis utamanya, e-commerce. Dengan begitu, kata Jeffrey, masing-masing perusahaan akan terintegrasi sehingga saling support dan saling menguntungkan satu sama lain.●
—Anwar Ibrahim, TechnoBusiness ID ● Foto: Bukalapak
You may like
-
Infor Positioned as a Leader in the 2024 Gartner Magic Quadrant for Cloud ERP
-
Pemasaran Aplikasi Seluler di Asia Tenggara Cukup Potensial
-
Inilah Daftar Pemenang Smarties Indonesia Awards 2024
-
MMA Impact Indonesia 2024 Soroti Dampak Mendalam Digitalisasi
-
Laba Bersih BCA Digital pada Kuartal 3/2024 Tumbuh 532,7%
-
Synnex Metrodata Indonesia Jadi Distributor Devo Technology
-
BPA Broker Hadirkan Solusi Telekonsultasi Kesehatan dr. Barron
-
IBM AI in Action Report Identifies Key Characteristics of Businesses
-
Pengiriman Tablet Jelang Musim Liburan Secara Global Naik 11%