TechnoBusiness News
Alaska Airlines Jadi Maspakai Pertama yang Buang Gelas Plastik
Alaska Airlines mulai meninggalkan penggunaan gelas plastik yang tak tamah lingkungan.
Published
2 years agoon
Seattle, TechnoBusiness US ● Alaska Airlines, maskapai penerbangan yang melayani lebih dari 120 tujuan di seluruh Amerika Serikat, Belize, Kanada, Kosta Rika, dan Meksiko, per akhir pekan lalu mulai meninggalkan penggunaan gelas plastik.
Keputusan itu berarti Alaska Airlines menjadi maskapai penerbangan pertama di Amerika Serikat yang meninggalkan gelas plastik tak ramah lingkungan. Setidaknya, itu juga menghilangkan lebih dari 55 juta gelas plastik setiap tahunnya.
Baca Juga: Erajaya Digital Tambah Enam Gerai iBox Baru di Enam Kota
Gelas plastik sebanyak itu, menurut Managing Director Guest Products Alaska Airlines Todd Traynor-Corey, mempunyai berat sekitar 2,2 juta pon atau setara dengan berat 24 pesawat Boeing 737. Dahsyat, bukan?
Sebagai gantinya, kini Alaska Airlines menggunakan gelas berbahan kertas. Untuk itu, maskapai penerbangan tersebut menggandeng produsen kemasan kertas Boxed Water. Sehingga gelas-gelas yang terjadi telah bersertifikasi Forest Stewardship Council.
“Melakukan hal yang benar merupakan salah satu nilai inti kami dan tidak ada yang lebih benar dan mendesak daripada melindungi tempat-tempat indah yang kami hubungkan dengan tamu penerbangan kami,” kata Traynor-Corey.
Penggunaan gelas plastik dalam penerbangan Alaska Airlines setahun setara dengan berat 24 Boeing 737.
Sejak 2018
Mengganti gelas plastik dengan gelas kertas bukanlah langkah pertama bagi Alaska Airlines untuk menghadirkan penerbangan yang “hijau”. Maskapai penerbangan yang berpusat di SeaTac, Washington, itu sudah memulainya sejak 2018.
Saat itu, Alaska Airlines sudah menghilangkan sedotan dan stik pengaduk minuman berbahan plastik dari penerbangannya. Pada 2021, Alaska Airlines mengganti botol plastik dengan kemasan-kemasan berbahan kertas terbarukan, 92% di antaranya berbahan dasar tumbuhan.
“Menghilangkan plastik adalah upaya tim,” lanjut Traynor-Corey. “Diperlukan kolaborasi yang luas dengan mitra rantai pasokan dan tim penerbangan kami untuk membuat produk dan praktik baru yang lebih ramah lingkungan.”
Baca Juga: McEasy dan JNE Kolaborasi Hadirkan Sistem Logistik yang Efisien
Sampah plastik amat tidak ramah lingkungan—dan selama ratusan tahun jumlahnya luar biasa banyak. Berdasarkan studi terbaru Environmental Protection Agency, diperkirakan sebanyak 300 juta ton plastik diproduksi di seluruh dunia setiap tahunnya.
Sampah-sampah plastik itu bisa menumpuk dan berakhir ke pusat-pusat pembuangan akhir. Sebagian berakhir ke laut setelah terbawa arus air yang panjang. Karena itu, semua perusahaan berduyun-duyun menuju penggunaan produk ramah lingkungan, termasuk Alaska Airlines.●
—Philips C. Rubin, TechnoBusiness US ● Foto: Alaska Airlines
THE BEST ADVICE
You may like
-
Infor Positioned as a Leader in the 2024 Gartner Magic Quadrant for Cloud ERP
-
Pemasaran Aplikasi Seluler di Asia Tenggara Cukup Potensial
-
Inilah Daftar Pemenang Smarties Indonesia Awards 2024
-
MMA Impact Indonesia 2024 Soroti Dampak Mendalam Digitalisasi
-
Laba Bersih BCA Digital pada Kuartal 3/2024 Tumbuh 532,7%
-
Synnex Metrodata Indonesia Jadi Distributor Devo Technology
-
BPA Broker Hadirkan Solusi Telekonsultasi Kesehatan dr. Barron
-
IBM AI in Action Report Identifies Key Characteristics of Businesses
-
Pengiriman Tablet Jelang Musim Liburan Secara Global Naik 11%