TechnoBusiness News
Honeywell Tawarkan Teknologi Penangkapan Karbon Industri Emisi Tinggi
Honeywell menawarkan berbagai teknologi penangkapan karbon untuk industri-industri emisi tinggi di Indonesia.
Published
1 year agoon
Jakarta, TechnoBusiness ID ● Honeywell (Nasdaq: HON), perusahaan teknologi kedirgantaraan, bangunan, material dan kinerja, serta solusi keselamatan dan produktivitas global yang berbasis di Charlotte, North Carolina, Amerika Serikat, menawarkan teknologi penangkapan karbon dioksida (CO2) untuk industri-industri beremisi tinggi di Indonesia.
Seperti diketahui, Indonesia merupakan negara pertama di Asia Tenggara yang menerapkan kerangka peraturan pemerintah guna mendorong penangkapan dan penyimpanan karbon hingga penggunaannya (Carbon Capture Storage/CCS dan Carbon Capture Utilization Storage/CCUS).
Baca Juga: Maka Motors Raih Pendanaan Tahap Awal Senilai US$37,6 Juta
Dalam pengumumannya di Jakarta pada Selasa (25/7), setidaknya ada tiga teknologi dan solusi yang ditawarkan Honeywell dalam menangkap dan menyimpan emisi karbon yang penting dimiliki oleh industri-industri beremisi tinggi seperti minyak dan gas, energi, baja, semen, kilang, bahan kimia, dan petrokimia.
Ketiga teknologi dan solusi itu, antara lain pelarut kimia seperti AmineGuard Process, AmineGuard FS Process, dan Benfield ACT-1 yang mampu menangkap karbon; pelarut seperti Selaxol Process yang mampu menangkap karbon menggunakan material penyerap (adsorbent); kriogenik seperti Sparex Membrane System dan membran Ortloff CO2 Fractionation.
Teknologi kriogenik dapat mendinginkan dan mengeringkan gas buang untuk menangkap karbon, sedangkan teknologi membran mampu menangkap karbon dengan melarutkan dan menyebarkannya melalui penghalang padat.
Baca Juga: Royal Caribbean Group Ubah Limbah Jadi Energi di Atas Kapal Pesiar
“Teknologi Honeywell siap menangkap emisi karbon dioksida dari proses industri dan menyimpannya di bawah tanah agar dapat digunakan untuk beragam aplikasi seperti pengambilan minyak bumi atau menjadi bahan baku untuk produksi bahan bakar sintesis yang berkelanjutan,” kata Steven Lien, Presiden Honeywell Asia Tenggara dan CCO High Growth Regions.
Penangkapan karbon sebelum atau sesudah dilakukan proses pembakaran oleh industri dapat membantu mengurangi efek gas rumah kaca dan mendukung transisi ke ekonomi rendah karbon. Dengan teknologi Honeywell, pelaku industri dapat mendeteksi, mengukur, memantau, dan memitigasi lebih dari 20 gas rumah kaca.
Saat ini, menurut Simon Reitmair, Direktur Honeywell STS, perusahaan-perusahaan mancanegara yang menggunakan teknologi CCUS Honeywell sanggup menangkap 40 juta ton CO2 per tahun atau setara dengan emisi yang dihasilkan oleh lebih dari 8,6 juta mobil.
Baca Juga: Inilah Bocoran Tarif Royalti Penggunaan Hak Paten Huawei
Indonesia memiliki banyak sumber karbon seperti pembangkit listrik tenaga batubara, pengolahan gas alam, kilang minyak dan pabrik kimia. Tetapi, kata Dr. Luky Yusgiantoro, Staf Ahli Ketua SKK Migas, Indonesia juga memiliki banyak lokasi potensial untuk penangkapan dan penyimpanan karbon.
“Dengan menerapkan teknologi dan solusi yang tepat, industri berat non-hulu dapat mengurangi emisi karbon mulai dari sekarang,” ungkap Sofia Subur, Director Honeywell Process Solutions Indonesia. Salah satu teknologi Honeywell lainnya yang dapat membantu Indonesia dalam mencapai Net Zero Emission pada 2060 adalah Blue Hydrogen.●
—Purjono Agus Suhendro, TechnoBusiness ID ● Foto: Honeywell
You may like
-
Pullman Hotels & Resorts Reveals “The Transforming Room” Concept
-
Y&S Insights: Komparasi Implementasi 5G di Indonesia dan Negara-Negara Lain
-
Infor Positioned as a Leader in the 2024 Gartner Magic Quadrant for Cloud ERP
-
Pemasaran Aplikasi Seluler di Asia Tenggara Cukup Potensial
-
Inilah Daftar Pemenang Smarties Indonesia Awards 2024
-
MMA Impact Indonesia 2024 Soroti Dampak Mendalam Digitalisasi
-
Laba Bersih BCA Digital pada Kuartal 3/2024 Tumbuh 532,7%
-
Synnex Metrodata Indonesia Jadi Distributor Devo Technology
-
BPA Broker Hadirkan Solusi Telekonsultasi Kesehatan dr. Barron