TechnoBusiness News
CEO Arvind Khrisna: Fokus IBM Saat Ini Adalah AI
Inti dari strategi IBM saat ini adalah open source AI.
Published
1 month agoon
● Potensi ekonomi dari gelombang inovasi AI di berbagai industri saat ini diperkirakan mencapai US$4 triliun per tahun.
● IBM meyakini bahwa open-source AI menjadi dunia masa depan.
New York, TechnoBusiness US ● IBM (NYSE: IBM), perusahaan penyedia layanan hybrid cloud dan AI global asal New York, dalam rangkaian konferensi tahunan “IBM Think 2024” di Boston, 20-23 Mei, membocorkan sejumlah inovasi terbarunya.
TechnoBusiness News: Autodesk Akuisisi Pengembang Animasi 3D Wonder Dynamics
Inovasi-inovasi itu, antara lain mengembangkan model-model kode Granite menjadi open source yang didukung 116 bahasa pemrograman dan secara konsisten mencapai kinerja tingkat tinggi di antara Large Language Models (LLM) kode open source lainnya.
Lalu, bersama Red Hat, Inc. (Nasdaq: RHAT), perusahaan pengembang perangkat lunak open source terkemuka yang berbasis di Raleigh, North Carolina, belum lama ini IBM meluncurkan InstructLab, sebuah pendekatan revolusioner untuk memajukan inovasi open source LLM.
InstructLab lantas dimanfaatkan oleh IBM Consulting untuk melatih model AI khusus agar lebih sesuai dengan persyaratan biaya dan kebutuhan kinerja klien. Dan, masih banyak lagi inovasi-inovasi yang dipamerkan IBM dalam perhelatan akbar tersebut.
AI Jadi Inti
IBM meyakini bahwa open-source AI menjadi dunia masa depan yang layak diperhitungkan. Oleh karena itu, perusahaan tersebut secara terang-terangan ingin menjadikan investasi dan kontribusi pada komunitas open source AI sebagai bagian inti dari strategi perusahaan.
CEO IBM Arvind Khrisna secara tegas mengatakan, “Kami sangat percaya dengan inovasi terbuka untuk AI. Kami ingin menggunakan kekuatan open source AI untuk memberikan apa yang berhasil dikerjakan dengan Linux dan OpenShift.”
Ia secara detail menjelaskan bahwa, “Open berarti pilihan. Open berarti lebih banyak mata meneliti kodenya, lebih banyak pendapat untuk masalah, dan lebih banyak jawaban untuk solusi.”
Supaya teknologi bisa diadopsi secepatnya di mana pun, lanjut Khrisna, kita harus menyeimbangkan tiga hal: persaingan, inovasi, dan keamanan. Open source merupakan cara yang bagus untuk mencapai ketiga-tiganya.
TechnoBusiness News: GoTo Akan BuyBack Saham Senilai Rp3,2 Triliun
Saat ini, potensi ekonomi dari gelombang inovasi AI di berbagai industri diperkirakan mencapai US$4 triliun per tahun. Walau begitu, IBM menyadari, dari 42% perusahaan skala enterprise (yang disurvei) yang telah menerapkan AI, 40%-nya belum memanfaatkan modelnya.
Khrisna mengemukakan, bagi perusahaan yang masih pikir-pikir, tahun ini merupakan tahun yang tepat untuk mengatasi hambatan untuk masuk ke ranah AI seperti kesenjangan keterampilan, kompleksitas data, dan—mungkin yang paling penting—kepercayaan.●
—Philips C. Rubin, TechnoBusiness US
You may like
-
Dari 193 Juta Password, 87 Jutanya Dapat Ditebak dalam Semenit
-
Xurya Raih Pendanaan US$55 Juta dari Norfund dan Lainnya
-
Futoshi Niizuma Pimpin Penjualan Seagate Asia Pasifik Jepang
-
Merek China Kuasai 60% Pasar Smart Vacuum Cleaner Global
-
Demi Dongkrak Kecepatan Layanan, Sektor Publik Perlu Segera Adopsi AI
-
Perusahaan Pemasaran GenAI Singapura Gimmefy.ai Ekspansi ke Amerika
-
Manjakan Nasabah Kaya, HSBC Buka HSBC Lounge di Plaza Indonesia
-
Hanya Dalam 1,5 Tahun, Kinerja Pluang Plus Tumbuh 22 Kali Lipat
-
Perluas Portofolio, Atome Financial Targetkan Raih Pinjaman US$100 Juta