TechnoBusiness News
Setelah Facebook, Kini Giliran Google dalam Masalah
Published
5 years agoon
Saat ini, raksasa mesin pencari Google dalam masalah—yang sebagian sama dengan yang dialami Facebook sebelumnya.
California, TechnoBusiness ● Setelah raksasa jejaring sosial Facebook (Nasdaq: FB) terperangkap dalam kasus penyalahgunaan data pengguna belum lama ini, kini giliran Google dalam masalah serupa.
Google, raksasa pencarian yang berbasis di Menlo Park, California, dicurigai oleh setidaknya 50 negara bagian telah melakukan praktik monopoli periklanan online dan penyalahgunaan data pengguna.
Juli lalu, Facebook menyatakan siap membayar denda senilai US$3-5 miliar atas kasus itu. Sementara Google masih dalam penyelidikan di tengah perbedaan pendapat besar-besaran di antara karyawan sendiri.
Baca Juga: Facebok Berpotensi Didenda Hingga US$5 Miliar Akibat Skandal Data
Dalam waktu yang sama, Google dalam masalah juga datang dari keuntungan kuartalan Alphabet, Inc. (Nasdaq: GOOG, GOOGL) yang melemah.
Laporan Keuangan Alphabet per 30 September 2019
Sepintas memang tetap tampak bergairah, apalagi jika mendengar pernyataan CEO Google Sundar Pichai.
“Saya sangat senang dengan kemajuan yang kami capai pada kuartal ketiga,” katanya di Mountain View, California, Senin (28/10).
“Bisnis kami menghasilkan kinerja kuartalan yang kuat dengan pendapatan US$40,5 miliar, naik 20% dibanding kuartal 3/2018,” lanjut Ruth Porat, Chief Financial Officer Alphabet dan Google.
Baca Juga: Alphabet Bukukan Pendapatan US$21,5 Miliar pada Kuartal Kedua 2016
Pendapatan itu ditopang oleh bisnis pencarian di ranah seluler, YouTube, dan cloud. Tak sedikit pun menunjukkan Google dalam masalah, kecuali pendapatan bersih (net income) yang lebih rendah.
Pendapatan itu justru diikuti dengan pendapatan bersih Alphabet yang turun.
Pendapatan (revenue) Alphabet per kuartal 3/2019 tercatat sebesar US$40,49 miliar, naik 20% dari kuartal 3/2018 yang membukukan US$33,74 miliar.
Tapi, kenaikan itu 1% lebih rendah dibanding kuartal 3/2018 dibanding kuartal 3/2017.
Pendapatan itu justru diikuti dengan pendapatan bersih Alphabet yang turun dari US$9,19 miliar pada kuartal 3/2018 menjadi hanya US$7,06 miliar pada kuartal 3/2019.
Baca Juga: 10 Perusahaan Internet dengan Kapitalisasi Pasar Terbesar
Akhir-akhir ini, Google sedang gencar memperkuat lini bisnis produk konsumennya. Saat ini, Google berupaya mengakuisisi produsen perangkat teknologi wearable merek Fitbit, Fitbit, Inc. (NYSE: FIT) yang berbasis di California.
Awal Oktober, Google meluncurkan serangkai perangkat ponsel pintar Pixel 4, speaker pintar Nest Mini, dan router Wi-Fi terbarunya. Pertanyaannya, mungkinkah agresivitas itu akan menghindarkan Google dari masalah?
—Philips C. Rubin, TechnoBusiness/PRN ● Foto: Google
Simak berita-berita kami dalam bentuk video di kanal TechnoBusiness TV. Jangan lupa berikan atensi Anda dengan “like, comment, share, dan subscribe“.
You may like
-
Ini Alasan Duo Pendiri Google Mengundurkan Diri
-
Nah lho, Penjualan Fitbit ke Google Berpotensi Digugat!
-
Paten Pengenalan Wajah Baru Google Disetujui
-
Mobile Google CEO Promises 11 Daydream-compatible phones
-
Hulu hires Google marketing veteran Kelly Campbell as CMO
-
Perluas Pasar, MasterCard Gandeng Microsoft, Google, dan Samsung