TechnoBusiness News
Digitalisasi Warung Kelontong, Gojek Luncurkan GoToko
Published
4 years agoon
Gojek menambah layanannya dengan memasukkan GoToko ke dalam aplikasinya. Apa itu GoToko?
Jakarta, TechnoBusiness ID • Gojek benar-benar berupaya menjadi superapp dengan terus memasukkan layanan-layanan baru di dalamnya. Kali ini, Gojek menambahkan layanannya dengan GoToko.
Baca Juga: Setahun, Warung Pintar Pintarkan 1.000 Kios
GoToko merupakan platform digital B2B yang menghubungkan para pedagang warung kelontong dengan produsen barang kemasan sehingga terkoneksi dari hulu hingga hilir.
Menurut CEO dan Direktur Utama GoToko Gurnoor Singh Dhillon, GoToko yang diluncurkan pada Kamis (10/9) memperkuat misi Gojek dalam memberikan solusi atas masalah sosial dan ekonomi.
Untuk diketahui, saat ini hampir 80% pasar ritel di Tanah Air dikontribusikan oleh 3 juta warung kelontong. Sayangnya, sekitar 2,5 juta warung kelontong di antaranya kurang terlayani (underserved) oleh produsen dengan baik.
Baca Juga: Go-Food Jadi Raja Deliveri Makanan Asia
Warung-warung kelontong tersebut masih menghadapi sejumlah tantangan, seperti terbatasnya keanekaragaman produk, tidak kompetitifnya harga kulakan, minimnya dukungan promosi dari produsen, dan kendala pengiriman barang.
“Solusi teknologi Gojek yang inklusif dan komprehensif memperkuat posisi GoToko menjadi platform terbaik bagi para pengusaha warung,” kata Gurnoor.
Layanan logistik Gojek seperti pengiriman next day dan same day akan memastikan produk sampai di warung kelontong tepat waktu.
Simak Juga: Exclusive Interview with Setyo Harsoyo, CEO Sprint Asia Technology
Untuk memperkuat proses pengiriman produk, GoToko menyiapkan solusi middle mile, pergudangan, dan last mile.
Solusi yang ditawarkan GoToko memang menarik. Namun, untuk sukses, Group Deputy CEO Spire Research and Consulting Jeffrey Bahar berpendapat bahwa GoToko harus mampu membangun komunitas warung kelontong dalam jumlah besar.
“Kalau modelnya seperti itu, yang menjadi nilai tawar terbesarnya adalah jaringan yang besar dan luas,” kata Jeffrey. “Nah, GoToko mampu atau tidak membangunnya?”
Baca Juga: Pandemi Justru Membuat Ralali.com Kian Percaya Diri
Sebab, produsen bersedia memberikan harga yang kompetitif karena kapasitas pembeliannya besar. Kalau kecil tentu menjadi mahal.
“Lebih dari itu, siapa yang menanggung biaya pengirimannya? Kalau yang menanggung pemilik warung kelontong menjadi mahal, apalagi biasanya belanjanya tidak banyak,” ujar Jeffrey.
GoToko bukanlah platform B2B untuk warung kelontong yang pertama. Sebelumnya, layanan serupa telah digeluti oleh Warung Pintar.
Baca Juga: Pengiriman Ponsel Pintar Global 2020 Turun 9,5%
Sejak didirikan pada November 2017 hingga akhir 2019, Warung Pintar menargetkan 5.000 warung kelontong menjadi jaringannya.
—Intan Wulandari, TechnoBusiness ID – Foto: GoToko
Simak berita-berita kami dalam bentuk video di kanal TechnoBusiness TV. Jangan lupa berikan atensi Anda dengan “like, comment, share, dan subscribe”.