Published
4 years agoon
Fokus ke dunia digital bukan lagi pilihan, melainkan sebuah keharusan. Itu berlaku termasuk bagi para musisi.
Jakarta, TechnoBusiness ID • Wabah pandemi COVID-19 di dunia dan Indonesia yang tak kunjung usai telah memaksa para musisi untuk fokus ke dunia digital lebih cepat.
Baca Juga: TikTok Indonesia: “3 Tahun, 30 Miliar Views per Bulan”
Hal itu disampaikan oleh Erik Purwanto, Digital Marketing Domestic Manager Sony Music Entertainment Indonesia, dalam konferensi pers yang diselenggarakan TikTok Indonesia hari ini.
“Musisi saat ini seperti dipaksa untuk fokus ke dunia digital,” ungkap Erik. “Mungkin komposisinya sekarang 80% sudah digital, 20% konvensional.”
Karena itu, seorang musisi dewasa ini harus lebih kreatif dalam menciptakan lagu. Istilahnya, tambah DJ dan produser musik Dipha Barus, harus mampu beradaptasi.
Baca Juga: “Pembersih Sampah Plastik Nirawak Inovasi Kami Meraih Penghargaan Internasional”
Adaptasi yang dimaksud Dipha, mulai dari membuat aransemen musik sampai meng-arrange penikmat musik.
“Gue sampai ngulik gimana caranya mempromosikan karya sesuai bahasa sekarang,” ujar Dipha.
[perfectpullquote align=”left” bordertop=”false” cite=”” link=”” color=”” class=”” size=””] Di Indonesia saja, berdasarkan data perusahaan, saat ini TikTok memiliki 30 miliar views per bulan. [/perfectpullquote]
Saat ini, ia mencontohkan, ketika ingin mengaransemen lagu, musisi harus mampu menyelipkan setidaknya 15 dan 60 detik sesuatu yang TikTokable (menarik untuk platform TikTok) ke dalam karyanya.
Baca Juga: Hadi Kuncoro: E-commerce Perbanyak Barang Impor Itu Begini Hitung-Hitungannya…
Kenyataan itu tidak bisa ditampik lantaran, seperti diungkapkan dalam hasil survei YPulse, lebih dari 50% Generasi Z dan Milenial dari berbagai negara mengetahui lagu baru melalui platform digital.
Dalam hal ini, TikTok, platform video musik pendek milik ByteDance asal China, tidak bisa diabaikan.
Menurut Angga Anugrah Putra, Head of User and Content Operations TikTok Indonesia, banyak lagu lama dan baru yang populer berkat TikTok.
Baca Juga: Platform Logistik Logisly Raih Pendanaan Senilai US$6 Juta
“Lil Nas X, misalnya, merajai tangga lagu setelah meluncurkan lagu Old Town Road di TikTok,” ujar Angga.
Ada juga lagu I Just a Kid dari Simple Plan yang mendapatkan sertifikat platinum setelah 20 tahun diluncurkan berkat viral di TikTok.
TikTok memang bisa membuat seseorang langsung populer. Hal itu karena jumlah penggunanya yang cukup banyak.
Baca Juga: Bukalapak: “Nilai Transaksi Kami Tahun Ini US$6,5 Miliar”
Di Indonesia saja, pasar yang dimasukinya sejak tiga tahun lalu, berdasarkan data perusahaan, saat ini TikTok memiliki 30 miliar views per bulan.
“Teknologi yang dimiliki TikTok bisa memberikan audiens kepada semua pengguna, tidak terkecuali para musisi yang baru muncul maupun yang sudah lama berkarier,” kata Erik.
Ditambah, pandemi COVID-19 memang benar-benar telah memaksa semua orang untuk paham teknologi.
Baca Juga: Microsoft Kucurkan Investasi US$100 Juta ke Bukalapak
Termasuk, kata Dipha, para musisi yang selama ini berkarya secara konvensional untuk lebih cepat fokus ke dunia digital.•
—Purjono Agus Suhendro, TechnoBusiness ID • Foto: TikTok Indonesia
Simak berita-berita kami dalam bentuk video di kanal TechnoBusiness TV. Jangan lupa berikan atensi Anda dengan “like, comment, share, dan subscribe”.