Published
5 years agoon
Advocado masuk ke pasar paling berkembang pesat seregional ini untuk menawarkan platform program loyalitas pelanggan UMKM.
Jakarta, TechnoBusiness ID ● Setelah menggarap pasar di enam negara Asia, antara lain Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, Vietnam, dan Hong Kong, Advocado (dikenal juga AdvocadoApp) akhirnya masuk ke Indonesia.
Baca Juga: Digitalisasi Kartu Pelanggan, Metroxgroup Gandeng TADA
Advocado, platform program loyalitas pelanggan untuk usaha kecil menengah berbasis webapp yang didirikan oleh Eric Chia di Singapura, masuk ke pasar terbesar seregional ini berkat kolaborasi dengan YKN Finesia Teknologi.
Menurut Su Aidi, Business Development Manager Advocado Indonesia, kolaborasi itu dilatarbelakangi oleh tumbuh pesatnya serapan teknologi di sektor usaha kecil menengah, namun belum membuahkan peningkatan pendapatan.
Baca Juga: Gilkor, Teknologi Pengukur Tingkat Keramaian Pengunjung Pusat Belanja
“Belum banyak UMKM dan coffee shop terjaring dalam program loyalitas tertentu. Selain karena masalah harga, ketidaklengkapan fitur program loyalitas untuk mengakomodasi kebutuhan pemilik bisnis menjadi faktor utama program loyalitas belum diterapkan maksimal,” ungkap Su Aidi.
[nextpage title=”Yang Membedakan Advocado”]
Itulah yang membedakan dengan Advocado. “Sejak aktif menggunakan Advocado, kami melihat adanya kenaikan jumlah pelanggan hingga 70%,” ungkap seorang manajer sebuah restoran di Prime Shopping Center, Singapura.
Baca Juga: Mengungkap Filosofi di Balik Logo Baru Gojek
Teknologi untuk memetakan tingkat loyalitas pelanggan sebuah ritel memang amat dibutuhkan. Apalagi, di Indonesia, ritel-ritel makanan dan minuman, mulai dari skala kecil hingga besar, jumlahnya tumbuh signifikan.
“Kini, hampir di setiap jalan berdiri kedai kopi. Untuk bisa eksis lebih lanjut, kedai-kedai kopi itu mesti mengelola pelanggannya dengan baik. Salah satu caranya dengan memanfaatkan platform loyalitas pelanggan,” ujar Jeffrey Bahar, Group Deputy CEO Spire Research and Consulting.
Baca Juga: Lazada Ganti Logo. Apa Maknanya?
Kedai kopi hanyalah satu contoh yang disebutkan Jeffrey. Padahal, untuk industri makanan dan minuman, kata Jeffrey, terdapat jutaan kedai baru yang muncul belakangan ini. “Itu bisa menjadi pasar yang sangat menarik bagi Advocado,” terang Jeffrey.
[nextpage title=”Ada Sang Rival”]
Namun demikian, pasar yang besar tidak lantas menjadikan Advocado memperoleh pengguna secara mudah. Sebab, lanjut Jeffrey, platform loyalitas pelanggan serupa yang sudah lebih dulu ada juga banyak.
Baca Juga: Perkuat Bisnis, Mastercard Akuisisi Transfast
Sebagai contoh TADA. Platform loyalitas pelanggan itu hadir sejak 2012 dan sampai saat ini telah digunakan oleh 500-an merek ritel, perbankan, asuransi, otomotif, fashion, hotel, dan lain sebagainya.
Gilkor, platform untuk mengukur tingkat keramaian pengunjung pusat belanja, mulai 2016 juga fokus pada engagement loyalty systems. Dan, masih banyak lagi contohnya.
Baca Juga: Permainan Cantik Visa Menghadapi Gempuran “Fintech”
“Karena itu, Advocado harus mampu mengemas strategi pemasarannya dengan benar jika ingin mencuri ceruk di pasar yang berkembang pesat ini,” kata Jeffrey.●
—Anwar Ibrahim, TechnoBusiness ID ● Foto: Advocado