TechnoBusiness News
Teknologi Berkeley Lights Digunakan untuk Ciptakan Obat Virus Corona
Published
5 years agoon
Para peneliti di Amerika Serikat, China, dan Australia bekerja sama untuk menciptakan obat virus corona.
California, TechnoBusiness ● Para peneliti di seluruh dunia tengah berlomba menciptakan obat virus Corona (COVID-19 atau SARS-CoV2) yang sedang mewabah sejak Desember lalu.
Baca Juga: Produsen Kertas China Fuling Global Buka Pabrik di Semarang
Para peneliti itu, dua kelompok di antaranya dari Vanderbilt University Medical Center dan GenScript China, yang kini sedang berupaya menemukan obat virus Corona dengan memanfaatkan teknologi optofluidic platform Beacon milik Berkeley Lights Inc.
Berkeley Lights merupakan pemimpin seleksi sel yang berbasis di California. Teknologinya dipakai oleh Vanderbilt University dan GenScript China untuk memilah sampel darah pasien.
Baca Juga: Bali Terpilih Sebagai Destinasi Paling Populer 2020
Langkah itu berguna untuk mencari antibodi yang diperlukan dalam pembuatan obat virus Corona. Para peneliti di University of Queensland, Australia, mengkaji teknologi Berkeley Lights demi mempercepat program vaksin sub-unit rekombinan.
“Platform Beacon membantu kami memanfaatkan sel B dalam pengujian sel tunggal [single cell assay],” kata dr. Robert Carnahan, pemimpin proyek untuk Crowd Lab di Vanderbilt University Medical Center, dalam keterangan persnya.
Simak berita-berita kami dalam bentuk video di kanal TechnoBusiness TV. Jangan lupa berikan atensi Anda dengan “like, comment, share, dan subscribe”.
[nextpage]
Platform tersebut juga dapat dimanfaatkan untuk melakukan eksplorasi yang lebih beraneka ragam terhadap potensi antibodi protektif. “Hasilnya, kami mampu mengidentifikasi antibodi terbaik dengan lebih cepat,” ujar Carnahan.
Baca Juga: 10 Merek Paling Bernilai di Dunia 2020
dr. Trent Munro, Direktur National Biologics Facility sekaligus Direktur Program Vaccine Rapid Response di University of Queensland yang didanai CEPI, juga mengeluarkan pendapat serupa.
Munro mengatakan platform Beacon dari Berkeley Lights mendukung mereka dalam menjalankan kegiatan manufaktur secara lebih cepat ketimbang pendekatan biasa.
Baca Juga: Wow, Jumlah Pengguna Facebook Tembus 2,5 Miliar
“…dan bisa menghemat masa kerja selama berbulan-bulan,” lanjut Munro. “Menurut kami, setiap hari sangat perlu merespons wabah Covid-19. Kami berharap pendekatan tersebut ikut menghasilkan vaksin atau obat virus Corona.”
Raih US$95 Juta
Pada pertengahan Oktober 2018, Berkeley Lights berhasil mengumpulkan pendanaan sebesar US$95 juta. Dana itu digunakan untuk mendanai pembuatan mesin terapi sel otomatis yang mereka rancang.
Simak berita-berita kami dalam bentuk video di kanal TechnoBusiness TV. Jangan lupa berikan atensi Anda dengan “like, comment, share, dan subscribe”.
[nextpage]
Mesin yang mirip kulkas dua pintu itu didesain sebagai alat serbaguna untuk mengotomatisasi produksi, isolasi, dan pembiakan sel untuk terapi kanker yang dipersonalisasi.
Baca Juga: Biznet Luncurkan Biznet IPTV Beresolusi 4K
Desain mirip kulkas dua pintu juga untuk memudahkan dalam penjualan mesin tersebut ke rumah-rumah sakit dan pusat-pusat layanan medis lainnya di seluruh dunia.
“Kami berpikir bahwa sistem robot adalah cara untuk benar-benar meningkatkan skala terapi sel,” ungkap CEO Berkeley Lights Eric Hobbs saat itu, seperti ditulis oleh C&EN.
Baca Juga: Grab Raih Pendanaan US$700 Juta dari Mitsubishi UFJ Financial Group
Jika berhasil, lanjut Hobbs, mesin terapi sel buatan Berkeley Lights bukan hanya mempercepat proses, tapi juga menghemat biaya yang lumayan besar dibanding cara-cara yang pernah ada.
Untuk diketahui, Berkeley Lights didirikan oleh insinyur kelistrikan dari University of California Ming C. Wu. Sementara itu, banyak investor yang turut mendanai proyek pembuatan mesin sel terapi, salah satunya Nikon.●
—Philips C. Rubin, TechnoBusiness/PRN ● Foto: Berkeley Lights
Simak berita-berita kami dalam bentuk video di kanal TechnoBusiness TV. Jangan lupa berikan atensi Anda dengan “like, comment, share, dan subscribe”.