TechnoBusiness News
Bank Neo Commerce: Literasi Keuangan Masih Jadi Masalah Utama
Bank Neo Commerce meluncurkan kampanye #BuatSemua untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat.
Published
3 years agoon
Jakarta, TechnoBusiness ID ● PT Bank Neo Commerce, Tbk. (IDX: BBYB), bank digital yang sebelumnya merupakan bank nasional dengan nama Bank Yudha Bhakti, menyatakan hingga saat ini literasi keuangan masih menjadi masalah utama bagi masyarakat.
Buktinya, jumlah masyarakat yang belum memiliki rekening (unbanked) mencapai 92 juta orang dan yang sudah memiliki rekening tapi belum bisa mengakses produk perbankan lain (underbanked) seperti kartu kredit dan kredit tanpa agunan sebanyak 47 juta orang.
Baca Juga: Indonesia Jadi Pengguna Tenaga Kerja Kontrak Terbanyak
Hal itu dipengaruhi oleh banyak faktor, di antaranya tingkat pendidikan, pendapatan, dan wilayah demografi masyarakat. Karena itu, Bank Neo Commerce pada Senin (11/4) meluncurkan kampanye #BuatSemua untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat.
“Kampanye ini lahir dari besarnya gap antara kebutuhan finansial dengan literasi keuangan masyarakat. Saat in-depth interview dengan masyarakat Papua, kami menemukan fakta rendahnya angka kepemilikan rekening di sana,” ungkap Maritsen Darvita, VP and Head of Marketing Bank Neo Commerce.
Rendahnya kepemilikan rekening itu disebabkan oleh enggannya masyarakat Papua mengunjungi kantor cabang setempat. Juga, dipengaruhi oleh tingkat kepemilikan identitas sebagai syarat pelayanan dan keterbatasan mesin ATM.
“Kampanye ini lahir dari besarnya gap antara kebutuhan finansial dengan literasi keuangan masyarakat.”
Lewat kampanye #BuatSemua, Bank Neo Commerce menyampaikan bahwa super-app-nya mudah digunakan oleh semua kalangan. Dengan begitu, masyarakat tidak perlu ragu lagi mengakses layanan perbankan yang inovatif dan beragam—dan literasi keuangan masyarakat menjadi meningkat.
Bank digital merupakan wujud dari dahsyatnya kecanggihan teknologi dewasa ini. Dengan digitalisasi, menurut COO Spire Research and Consulting Jeffrey Bahar, layanan perbankan konvensional yang amat rumit bisa disederhanakan menjadi semudah dan secepat mungkin.
“Kehadiran bank digital seperti Bank Neo Commerce, BCA Digital, Bank Jago, dan yang lainnya bisa menjadi jawaban dalam mengatasi rendahnya literasi keuangan masyarakat Indonesia, walaupun tetap membutuhkan edukasi yang lebih gencar,” ungkapnya.
Baca Juga: 5 Program Helo yang Menghibur dan Inspiratif Saat Ramadan
Dengan bank digital, Jeffrey melanjutkan, nasabah bisa membuka rekening hanya menggunakan smartphone-nya tanpa harus pergi ke kantor cabang bank terdekat, proses transaksinya jauh lebih mudah dan cepat, serta biasanya bunga tabungannya lebih besar.
Sementara itu, keuntungan bagi perbankan, lebih efisien karena tidak memerlukan kantor cabang dan sumber daya manusia yang banyak. “Semua berbasis kecanggihan teknologi yang sudah menggunakan kecerdasan buatan, jadi bank digital sangat simpel dan menguntungkan,” kata Jeffrey.●
—Purjono Agus Suhendro, TechnoBusiness ID ● Foto: Bank Neo Commerce
You may like
-
Inilah Daftar Pemenang Smarties Indonesia Awards 2024
-
MMA Impact Indonesia 2024 Soroti Dampak Mendalam Digitalisasi
-
Laba Bersih BCA Digital pada Kuartal 3/2024 Tumbuh 532,7%
-
Synnex Metrodata Indonesia Jadi Distributor Devo Technology
-
BPA Broker Hadirkan Solusi Telekonsultasi Kesehatan dr. Barron
-
IBM AI in Action Report Identifies Key Characteristics of Businesses
-
Pengiriman Tablet Jelang Musim Liburan Secara Global Naik 11%
-
Donald Trump Menang, Harga Bitcoin Cetak Rekor Rp1,2 Miliar
-
Awas, Penjahat Siber Sebarkan Captcha Palsu yang Berbahaya!