Connect with us

TechnoBusiness News

7 Tahun, RedDoorz Indonesia Kelola 2.700 Properti di 190 Kota

RedDoorz telah mengelola sebanyak 2.700 properti yang tersebar di 190 kota di seluruh Indonesia.

Published

on

RedDoorz menjadi salah satu alterntif akomodasi bagi para pelancong dan pelaku perjalanan bisnis di Asia Tenggara.

Jakarta, TechnoBusiness ID RedDoorz, platform akomodasi multibrand terbesar di Asia Tenggara yang didirikan oleh Amit Saberwal dan Asheesh Sazena di Jakarta pada Oktober 2015, tahun ini merayakan hari jadinya yang ketujuh.

Dalam perjalanannya yang tidak mudah, sebab menurut Amit banyak keputusan sulit yang harus diambil, RedDoorz mampu berkembang, bahkan hingga ke pasar Singapura, Filipina, Vietnam, dan Thailand.

Baca Juga: Dulu Tabu, Kini SKF Dukung Penggunaan Laher Remanufaktur

Jangkauan pasar yang semakin luas itu kemudian menjadikan Singapura sebagai kantor pusatnya saat ini. Secara keseluruhan, RedDoorz berkembang lima kali lipat dari tahun ke tahun.

Advertisement

Sementara di Indonesia, RedDoorz berhasil melipatgandakan jumlah karyawan yang semula tujuh menjadi 1.300 orang dan membantu sedikitnya 10.000 pekerja di 2.700 properti yang tersebar di 190 kota.

Inovasi Produk

Selama tujuh tahun bergerak di bidang manajemen akomodasi, RedDoorz menghadapi banyak sekali tantangan. Tantangan-tantangan itulah yang kemudian melahirkan inovasi-inovasi produk.

RedDoorz didirikan tujuh tahun lalu dengan bantuan tujuh karyawan.

“Pada masa-masa sulit, kami tidak berhenti berinovasi serta meningkatkan kualitas untuk terus melayani para pelanggan setia dan mitra hotel kami agar lebih baik,” ungkap Amit yang juga menjadi CEO RedDoorz.

Salah satu bentuk inovasi yang dihasilkan RedDoorz adalah dengan menghadirkan beberapa lini hotel, antara lain Sans Hotel yang ditargetkan untuk para milenial dan Gen Z.

Baca Juga: Ericsson Resmikan Kantor Baru Kelas Dunia di Jakarta

Advertisement

Lalu, Koolkost yang diperuntukkan bagi masyarakat yang menginap dalam jangka lama; Sunnera Hotel untuk perjalanan keluarga dan bisnis; dan Urbanview Hotel untuk yang bekerja sambil melancong (workation).

Hasilnya? RedDoorz Indonesia, sebut Presiden Direktur Mohit Gandas, sukses mencatatkan tingkat okupansi tertinggi dengan pertumbuhan sebesar 52% dibanding sebelum pandemi.

Jeffrey Bahar, COO Spire Research and Consulting

COO Spire Research and Consulting Jeffrey Bahar mengungkapkan bahwa RedDoorz memang lahir dan berkembang sebagai wujud dari inovasi pemasaran yang bertumpu pada peluang pasar.

“Tidak semua orang memilih menginap di hotel mewah dengan pertimbangan budget, efisiensi biaya, atau lainnya,” kata dia. “Sama seperti Airbnb, RedDoorz hadir untuk menangkap celah pasar itu.”

Baca Juga: KedaiSayur Kantongi Pendanaan Seri A dari Kejora-SBI Orbit

Justru konsep manajemen akomodasi yang disuguhkan Airbnb dan RedDoorz memiliki banyak kelebihan, seperti bisa menyediakan layanan lebih banyak, menjangkau pasar hingga ke pelosok-pelosok daerah.

Advertisement

Juga, memberdayakan properti sekaligus pemilik dan masyarakat setempat secara menguntungkan. “Layanan akomodasi dengan konsep semacam itu akan cepat berkembang akan segmen pasarnya besar,” kata Jeffrey.

—Vino Darmawan, TechnoBusiness ID Foto: RedDoorz