Connect with us

TechnoBusiness News

Aplikasi FaceApp Kembali Populer, Sudah Amankah?

Published

on

Aplikasi FaceApp kembali populer di antara para pengguna jejaring sosial. Padahal, tahun lalu sempat ramai karena isu keamanan siber.

Jakarta, TechnoBusiness ID ● Sama seperti tahun lalu, aplikasi FaceApp asal Rusia kembali populer di jejaring sosial global, termasuk raksasa Facebook dan Instagram, akhir-akhir ini.

Baca Juga: Ingat, Zoom Gratis Berjalan Tanpa Enkripsi, Kecuali…

Para pengguna Facebook dan Instagram lagi-lagi ramai membagikan foto-foto wajah mereka usai diedit menggunakan teknologi jaringan neural secara otomatis oleh aplikasi FaceApp.

Advertisement

Para pengguna jejaring sosial itu merasa senang setelah melihat foto wajahnya hasil editan FaceApp dengan tampilan “cross gender” berkat fitur baru Swap Gender.

Baca Juga: Waspadai Aplikasi Zoom Palsu yang Berbahaya!

Tak pelak, tagar #faceappchallenge lagi-lagi muncul—walau tetap saja dibarengi dengan rasa kekhawatiran: apakah sudah benar-benar aman dari bahaya siber atau masih patut dicurigai seperti tahun lalu?

Perusahaan penyedia platform keamanan siber yang juga asal Rusia, Kaspersky, hari ini memberikan analisis terkait kembali populernya aplikasi FaceApp belakangan ini.

 

Advertisement

Simak berita-berita kami dalam bentuk video di kanal TechnoBusiness TVJangan lupa berikan atensi Anda dengan “like, comment, share, dan subscribe”.

[nextpage]

Mereka berpendapat bahwa tidak ada salahnya menggunakan aplikasi FaceApp, tetapi sebaiknya pengguna jejaring sosial tetap selalu bersikap waspada.

Baca Juga: VooV Meeting, Kompetitor Zoom yang Tawarkan Gratis hingga 300 Peserta

“Pengguna jejaring sosial [sebaiknya] selalu memerhatikan dengan saksama seberapa besar informasi pribadi mereka akan digunakan dan dibagikan oleh aplikasi tersebut demi menghindari berbagai risiko,” ujar General Manager Kaspersky untuk Asia Tenggara Yeo Tiong.

Advertisement

Namun, analis keamanan senior Kaspersky Fabio Assolini memberikan keterangan yang lebih jelas dan menenangkan. Menurutnya, aplikasi FaceApp tidak mengandung elemen yang berbahaya.

Baca Juga: Studi Global: Mungkin Kita Tak Pernah Kembali ke Kantor

Meski begitu, karena aplikasi FaceApp memanfaatkan otentikasi kata sandi, maka pengguna harus tetap berhati-hati dalam berbagi gambar dengan pihak ketiga.

Sebab, Assolini menjelaskan, perusahaan yang memiliki aplikasi semacam itu berpotensi memfasilitasi atau menjual gambar-gambar tersebut kepada entitas yang menggunakan kecerdasan buatan untuk membuat modifikasi pengenalan wajah.

 

Advertisement

Simak berita-berita kami dalam bentuk video di kanal TechnoBusiness TVJangan lupa berikan atensi Anda dengan “like, comment, share, dan subscribe”.

[nextpage]

“Selain itu, harus diperhitungkan bahwa data ini disimpan di server pihak ketiga dan berpotensi untuk dicuri oleh para pelaku kejahatan siber lalu digunakan sebagai identitas samaran,” ujar Assolini.

Baca Juga: Terra Drone Corporation Kepincut Pasar Asia Tenggara

Advertisement

Karena itu, untuk memastikan penggunakan aplikasi FaceApp tetap aman, pengguna sebaiknya memahami keamanan aplikasi terlebih dahulu dan hanya mengunduhnya di toko aplikasi resmi.

Aplikasi FaceApp dikembangkan oleh Wireless Lab di Saint Petersburg City pada Januari 2017. Tahun lalu, manajemen Wireless Lab telah membantah tuduhan jika aplikasinya berbahaya.

Baca Juga: 4 Tips Dongkrak Trafik Website yang Belum Populer

Salah satu tuduhan serius datang dari politisi Amerika Serikat Chuck Schumer. Yang membuat tambah panas, saat itu Schumer sampai meminta Federal Bureau of Investigation (FBI) dan Federal Trade Commission (FTC) untuk melakukan investigasi karena dianggap membahayakan keamanan nasional.

—Vino Darmawan, TechnoBusiness ID ● Foto: FaceApp

Advertisement

 

Simak berita-berita kami dalam bentuk video di kanal TechnoBusiness TVJangan lupa berikan atensi Anda dengan “like, comment, share, dan subscribe”.

 

Advertisement
Continue Reading
Advertisement