TechnoBusiness News
3 Platform Andal untuk Terapkan Cloud-Ready Banking Menurut Multipolar Technology
Inilah tiga platform anda untuk mendukung penerapan cloud-ready banking menurut Multipolar Technology.
Published
2 years agoon
Jakarta, TechnoBusiness ID ● Jika sebelumnya masih khawatir dengan keamanannya, belakangan perusahaan-perusahaan perbankan di Indonesia mulai percaya pada komputasi awan (cloud computing) dan berlomba-lomba mendigitalisasi layanannya dengan memanfaatkan teknologi tersebut.
Harus diakui bahwa itu merupakan langkah maju di bidang teknologi perbankan, walaupun penerapannya masih terkendala kompleksitas, operasional yang terpisah-pisah (silo), dan biaya yang mahal. Karena itu, dibutuhkan solusi yang mampu mengatasi persoalan tersebut.
Baca Juga: cacaFly dan Metrodata Electronics Dirikan cacaFly Metrodata Indonesia
Menurut Yohan Gunawan, Director Hybrid Infrastructure Services Business PT Multipolar Technology Tbk. (IDX), anak perusahaan PT Multipolar Tbk. (IDX: MLPL), sebenarnya ada banyak solusi yang memungkinkan teknologi cloud berjalan di sistem perbankan yang ada.
“Namun, tiga platform di antaranya yang andal di pasar, yaitu Red Hat OpenShift, Nutanix Private Cloud, dan Google Cloud,” ungkapnya. Ketiga platform itu memudahkan perbankan dalam mempersiapkan infrastruktur yang lebih cloud-ready sebelum menyiapkan aplikasinya.
Ibarat Mobil dan Jalan
Apa keunggulan Red Hat OpenShift, Nutanix Private Cloud, dan Google Cloud, serta apa yang membedakan antara ketiganya? Dalam seminar “Membangun Cloud-Ready Banking untuk Siap Bersaing di Era Digital” di Fairmont Hotel, Jakarta, Selasa (14/6), Yohan memaparkannya secara rinci.
Baca Juga: Metrodata Electronics Bagi Dividen 25,3% dari Laba Bersih 2021
Ia menjelaskan bahwa Red Hat OpenShift merupakan platform kontainer konsisten [consistent container platform] yang memudahkan pengelolaan dan modernisasi aplikasi yang ada serta menghadirkan aplikasi baru. “Ibarat mesin mobil, platform kontainer aplikasi Red Hat OpenShift dapat berjalan di infrastruktur cloud apa pun,” ungkap
“Ibarat mesin mobil, platform kontainer aplikasi Red Hat OpenShift dapat berjalan di infrastruktur cloud apa pun.”
Platform kontainer aplikasi Red Hat OpenShift memungkinkan perusahaan perbankan menjalankan aplikasi di infrastruktur pilihan yang dirasa paling tepat, entah itu on-premise, public cloud, private cloud, atau pun hybrid cloud, tanpa harus memodifikasi aplikasinya terlebih dahulu.
Dalam deployment-nya pun, kata Yohan, platform kontainer aplikasi Red Hat OpenShift tidak membutuhkan downtime sehingga perusahaan perbankan dapat terus berinovasi dan go-to-market lebih cepat tanpa mengganggu layanan pelanggan.
Baca Juga: Pasca-Akuisisi OLX Properti, Lamudi Luncurkan Paket OLX Lamudi
Jika platform kontainer aplikasi Red Hat OpenShift seperti mobil, Nutanix Private Cloud dan Google Cloud diibaratkan infrastruktur jalannya. Meski sama-sama menjadi infrastruktur bagi platform kontainer aplikasi, antara Nutanix Private Cloud dan Google Cloud memiliki karakteristik yang berbeda—yang dapat dipilih sesuai kebutuhan perusahaan perbankan atas fungsi aplikasinya.
Nutanix Private Cloud mirip seperti infrastruktur jalan di kompleks perumahan yang sifatnya privat atau terbatas hanya untuk mobil penghuni saja yang diizinkan lewat. Dengan begitu, pergerakannya menjadi lebih bebas disertai kebijakan dan kontrol sepenuhnya di sisi pengguna karena hanya platform kontainer aplikasi milik perusahaan perbankan tertentu yang bisa berjalan di 1-2 dua jalur infrastruktur tersebut.
Sementara Google Cloud, menurut Fiertra Cahya, Cloud Technology Manager Multipolar Technology, diumpamakan seperti infrastruktur jalan tol yang semua mobil diperbolehkan lewat, tiket yang dibayar sesuai tujuan dan jarak.
Baca Juga: Petani Singkong Ini Gunakan Drone Pertanian untuk Genjot Produksi
Artinya, infrastruktur milik Google itu bisa menampung banyak dan beragam platform kontainer aplikasi perbankan melalui 6-8 lajur jalan bebas hambatan, sehingga mampu melayani lebih banyak dan mempercepat waktu perjalanan. Karena lebih terbuka terhadap jenis kendaraan dan digunakan bersama, biaya yang ditawarkan menjadi lebih murah, bahkan tanpa investasi awal.
Fiertra mengatakan proses setup platform kontainer aplikasi pada Google Cloud juga cukup cepat, bisa kurang dari lima menit. “Dari sudut pandang keamanan siber tidak perlu diragukan lagi, karena telah dijamin sertifikasi dan kepatuhan tingkat dunia yang lengkap, didukung tools terbaik dan ribuan teknisi keamanan andal selama 24×7, saya rasa tertinggi di dunia dan pasti sudah memenuhi kebutuhan perbankan,” ujarnya.
Baca Juga: Jenfi Tawarkan Alternatif Permodalan bagi UMKM di Indonesia
Untuk diketahui bahwa perlunya penggunaan infrastruktur dan platform kontainer aplikasi demi mengimplementasi aplikasi cloud-ready oleh perusahaan-perusahaan perbankan di Indonesia telah direspons Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Upaya itu sudah masuk dalam Cetak Biru Transformasi Digital Perbankan sebagai arah dan acuan percepatan transformasi digital perbankan yang diluncurkan regulator tersebut pada akhir Oktober lalu.●
—Anwar Ibrahim, TechnoBusiness ID ● Foto: Multipolar Technology
You may like
-
Pullman Hotels & Resorts Reveals “The Transforming Room” Concept
-
Y&S Insights: Komparasi Implementasi 5G di Indonesia dan Negara-Negara Lain
-
Infor Positioned as a Leader in the 2024 Gartner Magic Quadrant for Cloud ERP
-
Pemasaran Aplikasi Seluler di Asia Tenggara Cukup Potensial
-
Inilah Daftar Pemenang Smarties Indonesia Awards 2024
-
MMA Impact Indonesia 2024 Soroti Dampak Mendalam Digitalisasi
-
Laba Bersih BCA Digital pada Kuartal 3/2024 Tumbuh 532,7%
-
Synnex Metrodata Indonesia Jadi Distributor Devo Technology
-
BPA Broker Hadirkan Solusi Telekonsultasi Kesehatan dr. Barron