Connect with us

TechnoBusiness News

ZTE Gandeng Erajaya Digital Jadi Distributor di Indonesia

ZTE menggandeng Erajaya Digital untuk menjadi distributornya di pasar Indonesia. ZTE kembali serius menggarap pasar paling berkembang ini?

Published

on

Jakarta, TechnoBusiness ID ZTE Corporation (0763.HK/000063.SZ), produsen solusi teknologi telekomunikasi global asal Shenzhen, China, menggandeng Erajaya Digital, salah satu lini bisnis dari PT Erajaya Swasembada Tbk. (IDX: ERAA), untuk menjadi distributornya di pasar Indonesia.

Baca Juga: AnyMind Group Tutup Seri D US$29,4 Juta dari Investor Jepang

Sebagai produsen ponsel pintar, ZTE melihat besarnya potensi pasar paling berkembang di Asia Tenggara ini. Merujuk pada data NewZoo, seiring dengan jumlah populasinya yang besar, tahun lalu Indonesia menjadi negara keempat sebagai pengguna ponsel pintar terbanyak di dunia.

ZTE kembali serius menggarap pasar Indonesia dengan menggandeng Erajaya Digital.

DataReportal bahkan menyebutkan pada Januari lalu ponsel yang terkoneksi di Indonesia terhitung sudah melebihi jumlah total populasi penduduknya, yakni mencapai 370,1 juta unit. Angka itu bertambah 13 juta atau meningkat 3,6% jika dibandingkan dengan peri0de yang sama tahun lalu.

Advertisement

Itu sebabnya, ZTE menggandeng Erajaya Digital untuk menjadi distributor sekaligus sebagai penanda kembalinya merek tersebut menggarap pasar Indonesia. “Kerja sama dengan Erajaya Digital ini menandai kembalinya ZTE ke pasar Indonesia,” kata Richard Liang Weiqi, Presiden Direktur ZTE Indonesia, Kamis (21/7).

Baca Juga: KitaBeli Dapat Suntikan Dana Seri B Senilai US$20 Juta

Erajaya Digital pun menyatakan kegembiraannya telah ditunjuk ZTE menjadi penyalurnya. “Kami siap memberikan dukungan yang terbaik secara all out dalam menyukseskan kerja sama ini dan menghadirkan ponsel pintar ZTE di ratusan gerai ritel kami yang tersebar di seluruh Indonesia,” kata Joy Wahyudi, CEO Erajaya Digital.

ZTE sebenarnya merupakan salah satu “pemain” tangguh di pasar telekomunikasi global. Lihatlah paten yang berhasil didaftarkan setiap tahunnya, cukup banyak. Sepanjang 2021, perusahaan tersebut mengajukan lebih dari 84.000 paten, 42.000 di antaranya diterima.

“Hanya saja, sepertinya ZTE masih lebih fokus menyasar pasar business to business [B2B] daripada business to consumer [B2C],” ungkap Jeffrey Bahar, COO Spire Research and Consulting. “Karena itu, brand awareness ZTE masih kurang powerful jika disandingkan dengan iPhone, Samsung, Huawei, Oppo, dan Vivo.”

Advertisement

Baca Juga: Pasar Smartphone Indonesia Anjlok 17,3%, Oppo “Turun Tahta”

Walau begitu, itu tidak masalah. Menurut Jeffrey, itu soal pilihan bagi sebuah merek yang hendak fokus di pasar B2B atau B2C. Biasanya itu tergantung keahliannya. “ZTE bisa ‘bermain’ di B2B dan B2C. Sekarang, ZTE tampaknya akan kembali menggenjot pasar B2C-nya,” ungkap Jeffrey.

—Intan Wulandari, TechnoBusiness ID Foto: ZTE

Advertisement