TechnoBusiness News
5 Alasan Wanita Asia Tenggara Ingin Wirausaha
Published
4 years agoon
Sebanyak 4 dari 5 wanita di Asia Tenggara ingin melakoni wirausaha. Ada beberapa faktor yang mendorongnya. Apa itu?
Singapura, TechnoBusiness • Ternyata keinginan atau tekad wirausaha wanita-wanita Asia Tenggara lebih besar ketimbang rata-rata wanita di seluruh dunia.
Baca Juga: Tiga Kunci Sukses Sharp Electronics di Masa Pandemi
Dalam Herbalife Global Entrepreneurship Survey 2020 yang dirilis baru-baru ini diketahui 4 dari 5 (81%) wanita Asia Tenggara ingin melakukan wirausaha.
Menurut hasil survei yang dilakukan Herbalife Nutrition dan perusahaan riset OnePoll itu, angka tersebut tercatat di atas rata-rata global yang hanya 72%.
Baca Juga: Pembelajaran Jarak Jauh, Strategi Baru Lembaga Pendidikan
Dari 9.000 responden yang tersebar di 15 negara, termasuk 2.000 wanita dari Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Singapura, yang ingin menekuni wirausaha mayoritas Generasi Z dan Milenial.
Ada beberapa faktor yang mendorong mereka ingin masuk ke dunia wirausaha: pertama, karena kebutuhan untuk menghidupi keluarga (56%).
Simak berita-berita kami dalam bentuk video di kanal TechnoBusiness TV. Jangan lupa berikan atensi Anda dengan “like, comment, share, dan subscribe”.
[nextpage]
Kedua, keinginan menjadi pemimpin; ketiga, mengubah karier (53%); keempat, keinginan memperoleh kebebasan yang lebih besar dalam pekerjaan (45%), kelima, mengejar minat (41%).
Baca Juga: 3 Tantangan Transformasi Bisnis Digital Perusahaan Indonesia
“Bagi kaum wanita di Asia Tenggara, motivasi terbesar untuk menjadi pelaku wirausaha ialah kebutuhan mencari sumber pendapatan alternatif demi menghidupi keluarga,” ungkap Stephen Conchie, Senior Vice President and Managing Director Herbalife Nutrition Asia Pasifik.
Meski yang menyatakan ingin memasuki dunia wirausaha ada 4 dari 5 wanita, nyatanya hanya 3 (59%) yang betul-betul melakoninya.
Baca Juga: Strategi Baru GoPro Setelah Terjerembab Pandemi
Mereka yang berminat tapi tidak jadi karena terkendala modal awal (58%) serta kurangnya dukungan pendanaan dan pengetahuan pasar (46%).•
—Philips C. Rubin, TechnoBusiness • Foto: Pixabay
Simak berita-berita kami dalam bentuk video di kanal TechnoBusiness TV. Jangan lupa berikan atensi Anda dengan “like, comment, share, dan subscribe”.