TechnoBusiness News
Percepat Transformasi Digital, AirAsia Bakal Terapkan “Self Service”
Published
4 years agoon
AirAsia Group sedang berupaya mempercepat proses transformasi digital. Nantinya, penumpang bisa cetak boarding pass sendiri.
Kuala Lumpur dan California, TechnoBusiness • AirAsia Group, maskapai penerbangan berbiaya rendah (low cost carrier) di Asia asal Malaysia, segera mempercepat transformasi digital perusahaan.
Baca Juga: Strategi AirAsia Dorong Pertumbuhan Lewat Data
Informasi itu dikabarkan oleh perusahaan penyedia platform otomasi berbasis di Amerika Serikat dan India, Jiffy.ai. Jiffy.ai telah digandeng AirAsia dalam proses percepatan transformasi digital sejak Mei lalu.
Nantinya, dengan platform otomasi yang didukung kecerdasan buatan dari Jiffy.ai, AirAsia akan menyatukan sistem otomasi cerdas, pemrosesan dokumen cerdas, dan analitik dalam satu solusi.
Co-founder dan CEO Jiffy.ai Babu Sivadasan mengatakan percepatan transformasi digital AirAsia terbaru itu meliputi penerapan prosedur nirkontak end-to-end, mulai dari proses pembelian tiket hingga pencetakan boarding pass.
Baca Juga: 3 Tantangan Transformasi Bisnis Digital Perusahaan Indonesia
“Dengan kios tanpa pelayanan orang, penumpang diharapkan dapat mencetak boarding pass dan label bagasi sendiri setelah melakukan online check-in di airasia.com,” kata Sivadasan.
Tidak hanya itu, bagi penumpang penerbangan internasional, transformasi digital AirAsia memungkinkan para penumpang memindai (scanning) paspor cukup dengan aplikasi seluler maskapai.
Selama ini, dalam pemantauan TechnoBusiness, sebenarnya AirAsia telah menerapkan layanan check-in mandiri. Namun, itu masih menjadi pilihan, dan terbatas di bandara-bandara tertentu.
Baca Juga: Terra Drone Corporation Kepincut Pasar Asia Tenggara
Dengan menggandeng Jiffy.ai, AirAsia berniat mempercepat transformasi digital itu secara masif di semua bandara, termasuk di Malaysia, Thailand, Filipina, Indonesia, dan Jepang.
Percepatan transformasi digital tersebut, ungkap Chief Transformation Officer AirAsia Group Azli Mohamed, mengikuti tinjauan proses internal dan alur kerja perusahaan.
“Di AirAsia, kami terus berupaya mendorong inovasi. Transformasi digital, dalam hal ini robotic process automation [RPA], memungkinkan tenaga kerja kami mengotomatiskan tugas-tugas yang berulang,” ujar Azli.
Simak berita-berita kami dalam bentuk video di kanal TechnoBusiness TV. Jangan lupa berikan atensi Anda dengan “like, comment, share, dan subscribe”.
Dengan begitu, transformasi digital akan membebaskan waktu berharga untuk fokus pada tugas-tugas lain yang membutuhkan pemikiran dan penilaian berdasarkan pengalaman perusahaan dan penumpang.
Alhasil, transformasi digital melalui teknologi RPA berimbas pada produktivitas, mengurangi kesalahan, dan menempatkan sumber daya ke fungsi yang lebih tinggi.
“Semua manfaat ini pada akhirnya akan menghasilkan penghematan biaya yang cukup besar dan pertumbuhan pendapatan yang baik bagi AirAsia,” harap Azli.
Baca Juga: AirAsia Kembali jadi Maskapai Berbiaya Rendah Terbaik Dunia
Jeffrey Bahar, Group Deputy CEO Spire Research and Consulting, menilai AirAsia merupakan maskapai penerbangan yang paling terdepan dalam melakukan transformasi digital.
Bahkan, sejak awal AirAsia telah menerapkan transformasi digital dengan memperkuat proses pembelian tiket secara online (e-ticketing) melalui website-nya sendiri tanpa bergantung pada biro-biro perjalanan.
“Penerapan self service saat ini, bagi AirAsia, itu sebenarnya hanya percepatan transformasi digital. Self check-in, misalnya, sudah ada di Kuala Lumpur International Airport 2,” ujar Jeffrey.
Baca Juga: Kapasitas Naik, Jumlah Penumpang AirAsia Justru Turun
Sebagai maskapai penerbangan berbiaya rendah, AirAsia memang sangat concern dengan efisiensi. Dan, cara terbaik untuk mewujudkannya adalah dengan melakukan transformasi digital secara maksimal.
Langkah demi langkah transformasi digital itu sejatinya telah dimulai AirAsia sejak 2016. Tepat dua tahun lalu, AirAsia juga mengumumkan akan memanfaatkan bigdata yang dimilikinya untuk mendorong pertumbuhan bisnis perusahaan secara eksponensial.
Bigdata yang dimaksud mencakup operasional, komersial, dan pengalaman pelanggan (customer experience). AirAsia menargetkan mampu menaikkan pendapatan grup 5% melalui pengelolaan bigdata itu.
Simak berita-berita kami dalam bentuk video di kanal TechnoBusiness TV. Jangan lupa berikan atensi Anda dengan “like, comment, share, dan subscribe”.
“Data adalah aset terbesar yang kami miliki,” kata Tony Fernandes, CEO AirAsia Group, saat itu. Dalam pengelolaan bigdata, AirAsia menggandeng perusahaan bigdata analytics asal Palo Alto, California, Palantir Technologies.
Untuk diketahui, berangkat dari bisnis maskapai penerbangan berbiaya rendah, kini AirAsia Group telah berkembang ke beragam layanan, termasuk bisnis hotel, logistik, dan pembayaran keuangan digital.•
–Mohd. Fateh (MY) dan Philips C. Rubin (US), TechnoBusiness/PRN • Foto: AirAsia