Connect with us

TechnoBusiness News

4 dari 10 Data Pribadi Pengguna Online di Asia Bocor

Published

on

Sebanyak 40% data pribadi pengguna online di Asia Pasifik bocor. Yakin data Anda aman? Coba periksa kembali!

Jakarta, TechnoBusiness ID ● Sebanyak 4 dari 10 data pribadi pengguna online di Asia Pasifik bocor dan diakses oleh orang lain tanpa persetujuan terlebih dahulu.

Baca Juga: Gara-Gara Covid-19, Deliveree Buka Jasa Layanan Belanja

Fakta kebocoran data pribadi pengguna online itu diungkap oleh perusahaan penyedia sistem keamanan siber global asal Rusia, Kaspersky, dalam “Kaspersky Global Privacy Report 2020” baru-baru ini.

Advertisement

Laporan itu berdasarkan hasil penelitian lembaga riset Toluna yang melibatkan 15.002 konsumen di 23 negara, 3.012 di antaranya berasal dari Asia Pasifik, selama Januari-Februari lalu.

Baca Juga: Kopi Kenangan Raih Pendanaan Seri B Senilai US$109 Juta

Selain 40% data pribadi pengguna online yang bocor, beberapa insiden yang berbahaya di dunia siber antara lain pengambilalihan perangkat secara ilegal (39%).

Lalu, pencurian dan penggunaan data rahasia (31%), data pribadi yang diakses oleh seseorang tanpa persetujuan, dan penyebaran informasi pribadi secara publik (20%).

Ironisnya, seperlima pengguna justru secara sukarela membagikan privasi mereka untuk mendapatkan produk atau layanan gratis.

Advertisement

 

Simak berita-berita kami dalam bentuk video di kanal TechnoBusiness TVJangan lupa berikan atensi Anda dengan “like, comment, share, dan subscribe”.

 

[nextpage]

Sebanyak 24% responden lainnya juga lalai dalam menjaga privasi mereka dengan membagikan detail akun media sosial untuk kuis hiburan.

Advertisement

Baca Juga: Tokocrypto Raih Pendanaan dari Binance

“Data kami menunjukkan perilaku online yang cukup kompleks di wilayah kita,” kata Stephan Neumeier, Managing Director Kaspersky Asia Tenggara, Jumat (29/5).

Kenyataan bahwa 2 dari 10 konsumen yang disurvei membutuhkan bantuan untuk mempelajari cara bagaimana melindungi privasi secara online memang kabar baik.

Baca Juga: Halal Plaza Jadikan Masjid sebagai Digital Economy Center

“… tetapi kebiasaan virtual dan pengetahuan keamanan mereka masih membutuhkan perubahan,” lanjut Neumeier.

Advertisement

Dengan bekerja dari rumah menjadi budaya baru di Asia Pasifik, menyusul pandemi Covid-19, Neumeier menegaskan, privasi digital harus menjadi perhatian bagi pengguna pribadi dan perusahaan.

Jika tidak, sederet konsekuensi dari pelanggaran data pribadi akan dirasakan oleh pengguna online, di antaranya terganggu oleh spam (39% responden mengaku demikian), 33% merasa stres, 24% reputasi pribadi dalam bahaya.●

—Vino Darmawan, TechnoBusiness ID ● Foto: Kaspersky

 

Simak berita-berita kami dalam bentuk video di kanal TechnoBusiness TVJangan lupa berikan atensi Anda dengan “like, comment, share, dan subscribe”.

Advertisement