Published
4 years agoon
Penipuan belanja online meningkat pesat sejak Maret lalu seiring orang-orang beralih pola selama pandemi.
California, TechnoBusiness US • Musim liburan akhir tahun memang menyenangkan, sehingga banyak orang yang merasa perlu mempersiapkannya secara matang.
Baca Juga: The Body Shop Indonesia Alihkan Separuh Bisnis ke Digital
Karena itu, aktivitas belanja online menjelang liburan selalu menunjukkan tren kenaikan. Masalahnya, praktik penipuan belanja online juga banyak.
Alih-alih membawa barang penunjang saat liburan, konsumen harus gigit jari dan tak mendapatkan apa-apa. Bahkan, bisa jadi hingga menyebabkan gagal berlibur.
Di Amerika Serikat, tempat di mana belanja melalui e-commerce sudah membudaya, masalah penipuan belanja online juga masih tinggi.
Baca Juga: Gunakan Jurus Aikido, Omzet Hody.id Naik Lima Kali Lipat
Data terbaru, konsumen telah mengajukan lebih dari 130.000 laporan penipuan belanja online ke Federal Trade Commission selama pandemi ini.
Dari jumlah laporan penipuan belanja online sebanyak itu, nilai transaksi yang hilang mencapai US$182 juta. Besar sekali, bukan?
Di Inggris, rupanya tingkat penipuan belanja online juga masih besar. Selama paruh pertama 2020, nilai transaksi yang ditipu menembus £27 juta.
Baca Juga: Kampanye Harjoynas 11.11 JD.ID Dongkrak Penjualan 1.300%
Jadi, pandemi COVID-19 memang menakutkan untuk berbelanja offline, tapi penipuan belanja online juga masih membayang-bayangi konsumen sampai saat ini.
Praktik penipuan belanja itu meliputi penipuan kartu pembayaran, pencurian identitas, pengambilalihan akun, dan penipuan pembayaran digital.
Menurut perusahaan data analitik Fico (NYSE: FICO) yang berbasis di San Jose, California, semua praktik penipuan belanja online meningkat secara signifikan sejak Maret lalu.
Baca Juga: Transaksi Belanja Online Produk Kosmetik Naik 80%
Padahal, berdasarkan hasil riset yang dilakukan perusahaan teknologi Pitney Bowes (NYSE: PBI) yang berbasis di Stamford, Connecticut, tahun ini 57% konsumen ingin berbelanja online lebih banyak.•
—Philips C. Rubin, TechnoBusiness US • Foto: Pixabay
Simak berita-berita kami dalam bentuk video di kanal TechnoBusiness TV. Jangan lupa berikan atensi Anda dengan “like, comment, share, dan subscribe”.