Connect with us

TechnoBusiness News

Kebutuhan Oksigen Pasien COVID-19 Capai 1.928 Ton per Hari

Bagaimana cara Kementerian Kesehatan memenuhi kebutuhan oksigen pasien COVID-19?

Published

on

Bagaimana cara Kementerian Kesehatan memenuhi kebutuhan oksigen pasien COVID-19 yang terus meningkat?

Jakarta, TechnoBusiness ID Melonjaknya kasus COVID-19 di Indonesia memang sudah sangat mengkhawatirkan. Dalam sehari kemarin (5/7), ada penambahan sebanyak 29.745 kasus positif menjadi 2.313.829 kasus.

Baca Juga: Strategi Air Mancur Garap Pasar Generasi Milenial

Angka itu melonjak lebih dari lima kali lipat jika dibandingkan dengan sebulan (6/6) lalu yang masih tercatat sebanyak 5.832 kasus baru menjadi total 1.856.038 kasus.

Advertisement

Lonjakan itu pun berimbas pada kapasitas perawatan pasien di rumah sakit. Di beberapa rumah sakit di Jabodetabek, misalnya, terpaksa harus mendirikan tenda darurat untuk menampung pasien baru.

Baca Juga: Madurasa Dikemas Gunakan Teknologi Canggih

Yang tak kalah mengkhawatirkan adalah ketersediaan oksigen. Banyak rumah sakit yang kehabisan stok oksigen untuk pasien. Tak pelak keluarga terpaksa memenuhi kebutuhan oksigen pasien COVID-19 secara mandiri.

Meski demikian, Kementerian Kesehatan menyatakan kelangkaan stok oksigen di rumah-rumah sakit itu bukan disebabkan oleh kurangnya produksi oksigen, melainkan rantai distribusi yang belum optimal.

Saat ini, menurut Kementerian, kebutuhan oksigen pasien COVID-19, baik untuk perawatan intensif maupun isolasi, mencapai 1.928 ton per hari. Sementara kapasitas yang tersedia sebanyak 2.262 ton per hari.

Advertisement

Baca Juga: Pendapatan ASSA pada Kuartal 1/2021 Tumbuh 37,28%

“Kami menyadari ada isu terkait distribusi. Karena memang di Jawa Tengah adalah daerah yang paling sedikit produksi oksigennya. Paling banyak Jawa Barat dan Jawa Timur,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, kemarin.

Bukan hanya itu, kurang likuidnya pengisian oksigen menjadi persoalan lain yang dihadapi dalam pemenuhan kebutuhan oksigen COVID-19.

Seiring dengan penambahan tempat tidur darurat di rumah-rumah sakit, maka oksigen yang seharusnya bisa dikirimkan menggunakan truk besar dan dipindahkan ke tangki besar untuk kemudian disalurkan dalam jaringan oksigen.

Baca Juga: Strategi B2B Customer Loyalty Program Biznet

Advertisement

Namun, saat ini harus dimasukkan ke dalam tabung-tabung (yang kecil-kecil). “Ini turut memengaruhi waktu pengisian oksigen,” kata Menkes.

Untuk mengatasi persoalan-persoalan terkait kebutuhan oksigen pasien COVID-19, Kementerian Kesehatan juga sudah berkoordinasi dengan Kementerian Perindustrian.

Hasilnya, Kementerian Perindustrian berkomitmen untuk mengonversi oksigen industri ke medis hingga 90% dari total produksi sementara ini.

Baca Juga: ICS Compute, One Stop Solution Layanan Cloud

Untuk diketahui, kapasitas produksi oksigen Indonesia per tahunnya mencapai 866.000 ton per tahun dengan utilisasi produksi 638.900 ton per tahun.

Advertisement

Dari utilisasi produksi oksigen itu, 75%-nya digunakan untuk industri dan 25% medis. Dengan konversi yang disepakati dua kementerian, maka kebutuhan oksigen nasional dapat dipenuhi hingga 575.000 ton.

—Intan Wulandari, TechnoBusiness ID Foto: Kementerian Kesehatan

Tekan “tombol lonceng” di sisi kiri layar Anda untuk mendapatkan notifikasi berita terbaru dari TechnoBusiness lebih cepat. 

Simak berita-berita kami dalam bentuk video di kanal TechnoBusiness TV. Jangan lupa berikan atensi Anda dengan “like, comment, share, dan subscribe”.

Advertisement
Continue Reading
Advertisement