TechnoBusiness News
Begini Cara EdenFarm Atasi Ketimpangan di Dunia Pertanian
Berikut ini cara EdenFarm mengatasi ketimpangan di dunia pertanian yang tak pernah terselesaikan sejak dulu.
Published
2 years agoon
Tangerang, TechnoBusiness ID ● Jumlah petani di Tanah Air kian berkurang karena anak-anak petani tidak mau menjadi petani. Alasannya memang masuk akal: petani sulit hidup sejahtera.
Hasil pertaniannya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Selama menunggu masa panen, mereka harus berutang ke warung terdekat. Persoalan besarnya, apa yang ditanam belum tentu bisa dipanen.
Baca Juga: Asal Mula Merek Sharp yang Sudah Berusia 110 Tahun
Kenyataan itulah yang menjadi salah satu penyebab mengapa krisis pangan kian mengancam. Belum termasuk semakin sempitnya lahan pertanian akibat pengalihan fungsi lahan menjadi kawasan perumahan.
Pemerintah menyadari hal itu dan berharap banyak pada teknologi. Teknologi diharapkan berperan lebih besar dalam menyelesaikan persoalan ancaman krisis pangan yang amat kompleks tersebut.
“Masalah krisis pangan akan menjadi persoalan besar yang harus dipecahkan oleh teknologi,” ungkap Presiden Joko Widodo dalam “BUMN Startup Day” di ICE BSD City, Serpong, Tangerang Selatan, Senin (26/9).
Cara EdenFarm
Berlatar dari keprihatinan terhadap adanya ketimpangan di dunia pertanian yang mengakibatkan krisis pangan, maka David Setyadi Gunawan mendirikan PT Eden Pangan Indonesia (EdenFarm) pada 2017.
Ketimpangan yang dimaksud David yaitu semakin mahalnya modal yang diperlukan dalam bertani tapi harga pangan yang dihasilkan saat panen justru anjlok akibat rantai pasokan yang tidak efisien.
Baca Juga: 3 Strategi Telkom Garap Bisnis Konektivitas Digital Asia Pasifik
Oleh karena itu, kata David yang juga bertindak sebagai CEO perusahaan, EdenFarm hadir dengan mengusung tiga visi utama, yakni melayani industri business to business (B2B) dengan ekosistem pangan berbasis teknologi.
Lalu, menciptakan pasar tanpa harga spekulatif, dan meningkatkan kesejahteraan para petani lokal. EdenFarm bermitra dengan 4.000-an petani di Jawa untuk menyerap komoditas dengan kepastian permintaan.
EdenFarm memberikan komitmen pembayaran selambat-lambatnya H+2 sejak barang diterima. “Kami juga membina mitra tani agar mereka dapat menghasilkan panenan yang optimal,” jelas David.
EdenFarm hadir dengan mengusung tiga visi utama dalam mengatasi persoalan pertanian.
Tidak berhenti sampai di situ, di hadapan Presiden Jokowi dan Menteri BUMN Erick Tohir, David menambahkan, EdenFarm lantas menyerap hasil pertanian tersebut apa pun grade-nya sesuai kesepakatan awal.
Demi mengatur rantai pasokan yang baik, EdenFarm melengkapi fasilitas Eden Collection Facility sebagai sentra komoditas pasca-panen di kawasan pertanian serta Eden Fulfillment Center di kota-kota besar.
Baca Juga: Pasar Smartphone Indonesia Kuartal 2/2022 Turun 10%, Kenapa?
Fasilitas-fasilitas itu memungkinkan hasil panenan petani diterima pelanggan B2B dalam waktu kurang dari 12 jam. Dengan begitu, harga komoditas pertanian stabil dan kesejahteraan petani meningkat.
COO Spire Research and Consulting Jeffrey Bahar menilai apa yang dikatakan Presiden Jokowi benar serta apa yang dilakukan oleh EdenFarm merupakan langkah yang tepat dan patut diapresiasi.
“Semua pihak menyadari bahwa ancaman krisis pangan semakin nyata karena jumlah populasi penduduk di Indonesia semakin besar, sedangkan sistem pertanian yang dianut masih amat tradisional,” kata Jeffrey.
Alhasil, antara kebutuhan pangan dengan stok pangan yang dihasilkan tidak seimbang. Jika demikian, seharusnya harga pangan menjadi tinggi dan petani menjadi sejahtera. Tapi, ironisnya, petani tetap tak bisa hidup layak.
Salah satu cara untuk mengatasi persoalan itu adalah memodernisasi pertanian menggunakan teknologi, mulai dari pengolahan tanah, pembiayaan, hingga pemasaran hasil pertaniannya.
Baca Juga: Erajaya dan Blackhawk Network Kembangkan Bisnis Kartu Hadiah
Harus diakui, kehadiran startup-startup agrikultural [agritech] seperti EdenFarm, Crowde, Agriaku, Etanee, Habibi Garden, iGrow, Kedai Sayur, Tanihub, Sayurbox, dan lain sebagainya belakangan ini amat positif.
“Memang belum meluas dibanding luasnya wilayah pertanian Indonesia, tapi startup-startup tersebut bisa benar-benar menjadi jalan dalam menyejahterakan petani dan mengatasi ancaman krisis pangan ke depan,” kata Jeffrey.●
—Purjono Agus Suhendro, TechnoBusiness ID ● Foto: EdenFarm
You may like
-
Infor Positioned as a Leader in the 2024 Gartner Magic Quadrant for Cloud ERP
-
Pemasaran Aplikasi Seluler di Asia Tenggara Cukup Potensial
-
Inilah Daftar Pemenang Smarties Indonesia Awards 2024
-
MMA Impact Indonesia 2024 Soroti Dampak Mendalam Digitalisasi
-
Laba Bersih BCA Digital pada Kuartal 3/2024 Tumbuh 532,7%
-
Synnex Metrodata Indonesia Jadi Distributor Devo Technology
-
BPA Broker Hadirkan Solusi Telekonsultasi Kesehatan dr. Barron
-
IBM AI in Action Report Identifies Key Characteristics of Businesses
-
Pengiriman Tablet Jelang Musim Liburan Secara Global Naik 11%