Connect with us

TechnoBusiness News

Awas, Bank Berpotensi Kehilangan Nasabah Kaya!

Published

on

Manajer kekayaan dan bank swasta bisa kehilangan investor atau nasabah kaya mereka jika tidak melakukan perubahan. 

Singapura, TechnoBusiness • Manajer kekayaan (wealth manager) dan bank swasta di berbagai belahan dunia berpotensi kehilangan investor-investor dan nasabah-nasabah kaya jika tidak segera mendemokratisasi layanan mereka.

Baca Juga: Penta Security asal Korea Rambah Pasar Indonesia

Hal itu terungkap dalam laporan terbaru Avaloq, perusahaan pengembang perangkat lunak sistem akuntansi perbankan global yang berbasis di Zurich, Swiss, berjudul Avaloq’s Democratization of Wealth Management-a Unique Business Opportunity.

Advertisement

Dalam laporan yang dirilis pada Kamis (17/9) itu diungkapkan bahwa manajer kekayaan dan bank swasta perlu mendemokratisasi layanan produk investasi untuk investor atau nasabah kaya mereka di era hiper-digital saat ini.

“Jika tidak mendemokratisasi proposisi mereka, perusahaan berisiko kehilangan pangsa pasar dan gagal memanfaatkan transformasi di sektor digital secara mendalam,” tulis Avaloq dalam laporannya.

Baca Juga: Permudah Transaksi, Warung Pintar Gandeng GrabMart

Saat ini, sektor manajemen kekayaan menghadapi tekanan transformasi yang berakar pada permintaan investor atau nasabah kaya yang berubah dengan cepat, peraturan yang lebih ketat, dan persaingan baru yang lebih sengit.

“Jika tidak mendemokratisasi proposisi mereka, perusahaan berisiko kehilangan pangsa pasar.”

Menurut Martin Greweldinger, Group Chief Product Officer Avaloq, persaingan baru yang amat sengit itu dipicu oleh kehadiran platform teknologi finansial (fintech), neo-bank, dan teknologi besar di pasar yang sama.

Tantangan tersebut dapat ditelusuri kembali ke empat megatren: pergeseran kekayaan, perubahan perilaku sosial, evolusi teknologi, serta gejolak ekonomi dan moneter.

Advertisement

Baca Juga: Teddy Tjandra Pimpin RealVantage Indonesia

“Generasi baru investor atau nasabah kaya yang paham teknologi dengan permintaan digital yang tinggi tanpa batas berada di balik sifat megatren yang tak terhentikan,” ujar Greweldinger dalam siaran persnya.

Nilai kekayaan pribadi orang di seluruh dunia pada 2019 sebesar US$226 triliun.

Karena itu, ia melanjutkan, demokratisasi ini membutuhkan manajer kekayaan yang mampu memberikan saran kepada investor atau nasabah kaya secara lebih personal.

“Sambil memenuhi kebutuhan khusus investor atau nasabah kaya baru melalui kesembangan industrialisasi, inovasi, dan individualisasi,” tambah Greweldinger.

Baca Juga: Waresix Raih Pendanaan Seri B Senilai US$100 Juta

Avaloq menyebut nilai kekayaan pribadi orang di seluruh dunia pada 2019 sebesar US$226 triliun dan diperkirakan akan naik menjadi US$243-282 triliun pada 2024 mendatang.•

Advertisement

—Michael T. Kheilton, TechnoBusiness • Foto: Avaloq

 

Simak berita-berita kami dalam bentuk video di kanal TechnoBusiness TVJangan lupa berikan atensi Anda dengan “like, comment, share, dan subscribe”.

Advertisement
Continue Reading
Advertisement