Connect with us

TechnoBusiness News

KB Bukopin: Penyaluran Kredit Naik 38,3%, Pendapatan Bunga Naik 23,5%

Penyaluran kredit KB Bukopin per kuartal 1/2023 naik di tengah total kredit yang disalurkan setahun terakhir justru turun.

Published

on

Ilustrasi proses layanan penyaluran kredit KB Bukopin.

Jakarta, TechnoBusiness ID PT KB Bukopin Tbk. (IDX: BBKP), bank yang 67% sahamnya dikendalikan oleh KB Financial Group (KRX: 105560) melalui KB Kookmin Bank asal Korea Selatan, hari ini mengumumkan kinerjanya pada kuartal 1/2023.

Dalam pengumuman itu disebutkan bahwa Bank KB Bukopin berhasil mendorong penyaluran kredit baru senilai Rp2,0 triliun, meningkat sebesar 38,3% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Baca Juga: Startup Mimin Raih Pendanaan Tahap Awal dari Otto Digital

Dari penyaluran kredit yang tumbuh itu, KB Bukopin memperoleh peningkatan pendapatan bunga sebesar 23,5% dibanding periode yang sama tahun lalu menjadi senilai Rp1,1 triliun.

Advertisement

THE BEST ADVICE

Yang menarik, peningkatan pendapatan bunga itu justru diperoleh di masa total kredit KB Bukopin selama setahun terakhir yang turun sebesar 13,2% menjadi Rp45,8 triliun.

Menurut Robby Mondong, Deputy President Director KB Bukopin, penurunan total kredit itu merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk memperbaiki kualitas aset melalui penyelesaian kredit kualitas rendah.

Jika nilai kredit bermasalah KB Bukopin setahun lalu Rp6,1 triliun, saat ini tinggal Rp3,2 triliun.

“Upaya KB Bukopin meningkatkan kualitas aset telah menunjukkan hasil, antara lain bisa dilihat dari jumlah kredit bermasalah yang turun secara drastis,” katanya di Jakarta, Jumat (5/5).

Seperti diketahui, setelah dikendalikan oleh KB Financial Group, KB Bukopin terus melakukan proses turnaround. Salah satu hasilnya, jumlah kredit bermasalah (non-performing loan) gross tahunan turun 48,6%.

Baca Juga: Duolingo Ganti Fitur Premium Duolingo Plus dengan Super Duolingo

Advertisement

Jika nilai kredit bermasalah KB Bukopin setahun lalu mencapai Rp6,1 triliun, saat ini tinggal Rp3,2 triliun. Rasionya pun membaik dari posisi 11,8% tahun lalu menjadi 7,0% saat ini.

Strategi penekanan kredit bermasalah itu dilakukan secara organik seperti penagihan intensif dan cessie maupun non-organik seperti penjualan portofolio dan hapus buku.

—Purjono Agus Suhendro, TechnoBusiness ID Foto: KB Bukopin

Advertisement