TechnoBusiness News
Investree Raih Pendanaan Seri D Senilai EUR220 Juta, untuk Apa?
Investree meraih pendanaan Seri D senilai EUR220 juta yang dipimpin JTA International Holding dan SBI Holdings.
Investree meraih pendanaan Seri D senilai EUR220 juta yang dipimpin JTA International Holding dan SBI Holdings.
Published
2 months agoon
Singapura, TechnoBusiness SG ● Investree Singapore Pte. Ltd., induk perusahaan Investree, platform fintech lending asal Indonesia, meraih pendanaan Seri D melalui pendirian perusahaan joint venture di Doha, Qatar.
Baca Juga: Qoala Masuk Daftar Fintech 100 CB Insights 2023
Pendanaan senilai EUR220 juta itu diperoleh dari JTA International Holding dan SBI Holdings. Investor-investor sebelumnya yang terlibat dalam pendanaan Seri B dan C juga turut dalam pendanaan tersebut.
Investree dan JTA International Holding sepakat mendirikan perusahaan joint venture bernama JTA Investree Doha Consultancy. Perusahaan tersebut akan menjadi pusat Investree untuk menawarkan solusi fintech di Timur Tengah.
“Perusahaan joint venture Investree dan JTA International Holding telah resmi ditetapkan oleh Pemerintah Qatar. Prosesnya memakan waktu karena memang harus mematuhi regulasi yang ada,” kata CEO Investree Adrian Gunadi.
Baca Juga: Mengenal Kecanggihan Asisten AI Generatif Joule Keluaran SAP
Sejak didirikan pada 2015, Investree telah menerima beberapa kali pendanaan. Pendanaan Seri C senilai US$23,5 juta diperoleh dari MUFG Inovation Partners dan BRI Ventures pada Maret 2020.●
—Michael T. Kheilton, TechnoBusiness SG ● Foto: Investree
Multipolar Technology Tawarkan Tiga Solusi Layanan Digital Perusahaan yang Andal dan Modern
Raih Pendanaan US$14 Juta, Kinerja Gravel Tumbuh 45 Kali Lipat
Maskapai Vistara Buka Rute Penerbangan Langsung Delhi-Bali
Peminat Kursus ChatGPT di Platform Udemy Melonjak
Large Language Models Bahasa Indonesia Mulai Dikembangkan
SAS Jadikan Tech Data Mitra Distribusi untuk Pasar Regional Asia
10 Istilah AI yang Perlu Anda Ketahui Menurut Microsoft
5 Merek Teknologi Tetap Kokoh di 5 Besar Top 100 Best Global Brands
Mengapa 73% Karyawan Indonesia Bersedia Kembali ke Perusahaan Lama?