Finance
Transaksi Ilegal Turis China Merebak di Vietnam
Published
6 years agoon
Hanoi, TechnoBusiness ● Pembayaran elektronik lintas batas semakin nyata, tapi rupanya menimbulkan masalah di Vietnam. Seperti diketahui, toko-toko di negara paling timur di Semenanjung Indochina itu diam-diam mulai menggunakan mesin point-of-sale (POS) yang dikeluarkan pemerintah China.
Baca Juga: Jumienten, Chatbot Canggih dari Sprint Asia Technology
Toko-toko itu menyediakan fasilitas pembayaran untuk para pelancong dari China. Pembayaran berbasis kartu dan QR-Code tersebut dinilai sudah mengkhawatirkan karena tidak menggunakan Dong, tapi Yuan. Tentu saja hal itu mengundang reaksi otoritas Vietnam karena dianggap ilegal dan berpotensi menimbulkan kerugian pajak.
Pada pertengahan Mei, misalnya, Pemerintah Kota Ha Long mendapati banyak transaksi di kawasan Pantai Ha Long Bay yang terkenal menggunakan mesin POS yang dikeluarkan China. Proses transaksi itu tanpa melalui sistem perbankan atau perantara pembayaran resmi di Vietnam. Nilai yang dicatatkan diperkirakan lebih dari RMB200.000.
Tentu saja itu juga merugikan Vimo, perantara pembayaran berlisensi pertama dan satu-satunya yang bermitra dengan WeChat Pay milik Tencent Holdings Limited dan Alipay keluaran Alibaba Group Holding Limited. “Baru-baru ini ada sejumlah bisnis milik China yang menggunakan mesin pembayaran POS atau e-wallet yang dikeluarkan di China untuk menerima pembayaran RMB dari turis China saat berdagang di wilayah Vietnam. Ini merupakan pelanggaran serius terhadap hukum Vietnam,” kata CEO Vimo Do Cong Dien.
Sebab, harga yang tercantum dan pembayaran yang diterima dalam mata uang asing di wilayah Vietnam menyebabkan aliran uang langsung dari kartu perbankan pembeli atau e-wallet ke penjual di China tanpa mengalir ke Vietnam. “Pola itu menghasilkan transaksi yang tidak terkendali dan kerugian pajak,” lanjut Dien.
Padahal, berdasarkan data dari Vietnam National Administration of Tourism, jumlah wisatawan China ke Vietnam melonjak drastis (39,7%). Selama empat bulan pertama 2018, pelancong dari Negeri Tirai Bambu itu mencapai 1,8 juta. Lalu, disusul Korea Selatan sebanyak hampir 1,2 juta (naik 67,3%). Pelancong kedua negara menguasai hampir 60% pelancong dari seluruh negara ke Vietnam.●
—Nguyen Tien Trang, TechnoBusiness/PRN ● Foto-Foto: GS1 Vietnam,