Oleh Jeffrey Bahar | Group Deputy CEO Spire Research and Consulting
●●●
Selama September lalu, saya terbang ke tiga kota: Balikpapan, Batam, dan Surabaya. Di tiga kota itu, kebetulan saya didaulat oleh PT Telekomunikasi Selular, anak perusahaan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk., untuk berbagi pengetahuan tentang transformasi digital.
Kepada ratusan peserta yang hadir setiap sesinya, saya sampaikan bahwa transformasi bisnis merupakan upaya penggunaan platform teknologi digital untuk mengubah proses bisnis serta memberikan peluang pendapatan dan penghasil nilai baru. Gampangnya, mendigitalisasi proses bisnis yang ada.
Mengapa harus bertransformasi ke ranah digital? Pertimbangannya jelas, teknologi digital mampu mempersingkat pekerjaan dan menghemat anggaran. Intinya, menjadi lebih efektif dan efisien. Yang mesti dipertimbangkan dalam mendigitalisasi perusahaan ada tiga, yakni Manusia, Bisnis, dan Output.
Copenhagen Airport mampu meningkatkan pengalaman penumpang seraya melakukan efisiensi operasional berkat penggunaan platform data analitik.
Pertama, ketika manusia dan bisnis terhubung secara digital, maka akan melahirkan pengalaman pelanggan (customer experience) yang lebih baik. Produktivitas pun meningkat.
Kedua, ketika bisnis menghasilkan output, perusahaan akan menemukan peluang baru untuk mengubah proses dan mendapatkan visibilitas ke hasil bisnis.
Ketiga, ketika ada orang dan output maka akan menghasilkan wawasan yang dapat ditindaklanjuti serta mata rantai yang berkelanjutan.
Sebagai contoh, Nationwide Building Society, firma keuangan yang berbasis di Swindon, Inggris Raya, menerapkan sistem layanan dokumen tanpa kertas.
Itu berarti Nationwide mengoperasikan layanannya secara digital. Hasilnya, tanpa perlu menambah jumlah tenaga di cabang-cabang, firma tersebut malah mampu meningkatkan hipotek (kredit yang diberikan atas dasar jaminan benda tidak bergerak) baru sebesar 2/3 dari sebelumnya, dengan kepuasan pelanggan yang naik dua digit dan memangkas biaya penjualan 2/3.
Transformasi digital itu mampu meningkatkan daya tampung calon penumpang pesawat hingga 28% tanpa harus mengembangkan infrastruktur baru.
Copenhagen Airport yang terletak di Kastrup, Copenhagen, Denmark, mampu meningkatkan pengalaman penumpang angkutan udara seraya menekan efisiensi operasional berkat penggunaan platform data analitik canggih.
Jika satu dekade lalu untuk melakukan transformasi bisnis ke arah digital perusahaan terkendala biaya yang masih cenderung mahal, rasanya kini tidak lagi. Teknologi-teknologi pendukung harganya kian murah.
Pada 2007, untuk membeli satu unit drone perusahaan mesti mengalokasikan anggaran sekitar Rp10 jutaan, sekarang dengan Rp4 jutaan sudah dapat.
Untuk mengoperasikan sistem robotik, pemanufaktur harus berinvestasi sebesar Rp5-5,5 miliar per unit, sedangkan sekarang sudah bisa diperoleh dengan harga Rp200 juta.
Proses transformasi bisnis ke arah digital diperlukan untuk mendongkrak kinerja bisnis perusahaan semaksimal mungkin.
Perangkat-perangkat dengan harga yang semakin masuk akal itu pun dibekali kemampuan teknologi yang kian mutakhir.
Perangkat-perangkat itu mayoritas sudah mendukung platform Internet of Things–yang kini disebut-sebut sebagai basis terciptanya Revolusi Industri 4.0.
Jadi, proses transformasi bisnis ke arah digital diperlukan untuk mendongkrak kinerja bisnis perusahaan semaksimal mungkin dengan memangkas pengeluaran yang biasanya dikucurkan.
Sehingga pendapatan perusahaan naik tinggi tapi dalam waktu bersamaan pengeluarannya justru turun drastis. Kalau tidak, kompetitor akan menyalip bisnis Anda.●
Spire Research and Consulting merupakan perusahaan periset pasar dan konsultasi bisnis untuk pasar global, terutama di negara-negara berkembang. Perusahaan yang didirikan pada 2000 ini memiliki kantor perwakilan di semua negara Asia Tenggara, ditambah China, Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Jepang, dengan kantor pusat di Singapura.