Finance
MIT Sloan: Kontribusi Facebook Terhadap Ekonomi Besar
Published
6 years agoon
Para pengguna di Amerika membutuhkan kompensasi US$40-50 untuk meninggalkan Facebook selama satu bulan.
Cambridge, TechnoBusiness ● Sebuah studi yang dilakukan para peneliti MIT Sloan School of Management, Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat, baru-baru ini mengungkap seberapa besar kontribusi e-mail, Wikipedia, YouTube, Facebook, dan lainnya terhadap kesejahteraan ekonomi masyarakat.
Jawabannya, kata mereka, “cukup besar.” Hasil penelitian yang diterbitkan di Prosiding National Academy of Sciences kemarin itu menyatakan bahwa mesin pencari internet merupakan kategori barang digital yang paling dihargai.
Baca Juga: Indonetwork.co.id dan TechnoBusiness Media Jalin Kerja Sama
Melibatkan 80.000 responden dalam survei online, para peneliti menyimpulkan bahwa mayoritas pengguna membutuhkan kompensasi sebesar US$17.530 untuk melupakan mesin pencari selama setahun.
Pengguna membutuhkan kompensasi US$8.414 untuk kehilangan akses e-mail setahun, dan US$3.648 untuk bepergian tanpa menggunakan peta digital selama periode yang sama.
“Kami tahu secara intuitif bahwa laju inovasi yang cepat dan adopsi barang dan jasa digital yang luas memiliki efek penting pada kesejahteraan ekonomi kita,” kata Prof. Brynjolfsson, Wakil Direktur MIT Initiative on The Digital Economy.
Baca Juga: Uber Ekspansi ke Timur Tengah Lewat Akuisisi Careem
Lebih dari itu, penelitian tersebut juga menunjukkan betapa berharganya mode komunikasi digital bagi banyak orang. Facebook, jejaring sosial terbesar sejagat, tampak nyata sangat dihargai penggunanya.
Para pengguna di Amerika membutuhkan kompensasi rata-rata US$40-50 jika diminta untuk meninggalkan Facebook selama satu bulan. Pengguna di Eropa malah minta lebih tinggi lagi, yakni €97 ($110,88) sebulan.
Penelitian itu bertujuan untuk memberi gambaran kepada para regulator dan ekonom di seluruh dunia dalam menghitung Produk Domestik Bruto (PDB) sebuah negara saat ini.
Baca Juga: Mengapa Industri Startup Australia Tak Seagresif di Indonesia?
“Eksperimen yang kami lakukan setidaknya mencoba mengukur secara langsung konsep yang kami tahu tidak diukur dengan benar oleh lembaga lainnya,” ujar Avinash Collis, kandidat doktoral MIT Sloan School of Management.
Tidak dimungkiri bahwa PDB berguna, tapi, kata Collis, menawarkan gambaran yang tidak tepat. Hasil penelitian tersebut memberi pandangan yang lebih akurat tentang kesejahteraan ekonomi masyarakat saat ini.
“Dan, kami percaya bahwa lebih baik kira-kira benar daripada salah sama sekali,” ungkap Collis terkait penelitiannya itu. Walaupun, Collis dan kawan-kawannya pun mengakui ada beberapa batasan terkait penelitian mereka. Contohnya, hanya bisa diakses secara online.●
—Celine Tamaria, TechnoBusiness/PRN ● Foto: Facebook
You may like
-
Pendapatan Facebook 2020 Tumbuh 22% jadi US$85,96 Miliar
-
Facebook Lakukan Sejumlah Langkah dalam Penanganan Covid-19
-
Wow, Jumlah Pengguna Facebook Tembus 2,5 Miliar
-
Ssstt, Facebook akan Buka Kafe di Inggris!
-
Larang Iklan Bitcoin, tapi Facebook Luncurkan Produk Serupa
-
Facebook Berpotensi Didenda Hingga US$5 Miliar Akibat Skandal Data
-
Pengguna Facebook Mencapai 2,32 Miliar. Berapa dari Indonesia?
-
Ekonomi Digital Asia Tenggara Menuju US$240 Miliar
-
Turunkan Rasio Gini dengan Ekonomi Digital