TechnoBusiness News
Migrasi ke Cloud, BNI Multifinance Targetkan Nilai Aset Rp10 Triliun
BNI Multifinance berupaya mendongrak nilai aset secara signifikan, salah satunya dengan migrasi ke cloud.
BNI Multifinance berupaya mendongrak nilai aset secara signifikan, salah satunya dengan migrasi ke cloud.
Published
1 year agoon
Jakarta, TechnoBusiness ID ● BNI Multifinance, anak perusahaan PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) yang bergerak di bidang pembiayaan, bertekad mendongkrak nilai aset dari Rp1,8 triliun pada 2022 menjadi Rp10 triliun dalam lima tahun ke depan.
Untuk mencapai target itu, perusahaan melakukan transformasi bisnis besar-besaran, termasuk mengubah strategi dari corporate finance ke consumer finance, merekrut talenta-talenta yang berpengalaman, dan mengalihkan sistem teknologinya ke arsitektur berbasis cloud.
Baca Juga: AWS Bantu Startup Wujudkan Ide Lewat Program AWS Build
Dalam peralihan dari sistem arsitektur berbasis on-premises ke cloud, BNI Multifinance menggandeng AWS Indonesia sebagai penyedia layanan cloud dan Central Data Technology, anak perusahaan CTI Group, sebagai system integrator-nya.
Menurut Legendariah Bur Rasuanto, Director of Finance, IT, and Operations BNI Multifinance, AWS dipilih setelah mempertimbangkan beberapa poin yang lebih sesuai dengan kebutuhan perusahaan dibanding dua penyedia cloud bereputasi internasional lainnya.
“Sebenarnya ketiga-tiganya bagus, sama-sama pemain global yang tidak diragukan lagi, tetapi ada beberapa poin yang lebih cocok jika dikerjakan bersama AWS,” ungkapnya dalam pengumuman kerja sama antara BNI Multifinance, AWS Indonesia, dan CDT di Jakarta, Rabu (23/8).
Yang menarik, berkat kolaborasi yang baik dari ketiganya, proses peralihan dari arsitektur berbasis on-premises ke cloud tersebut hanya membutuhkan waktu 81 hari tanpa gangguan. Pada 4 Januari dilakukan kick off dan pada 13 Maret sudah go live.
Adapun sejumlah layanan AWS Cloud yang digunakan oleh BNI Multifinance adalah Amazon Elastic Compute Cloud (EC2) untuk menjalankan layanan aplikasi-aplikasi utama dan Relational Database Service (RDS) untuk menyimpan data-data kritikal dari core systems, termasuk backups, software patching, dan monitoring.
Lugas M. Satrio, CEO CDT, menjelaskan, BNI Multifinance juga menggunakan layanan Elastic Kubernetes Service (EKS) yang dapat menjalankan aplikasi dalam kontainer-kontainer tempat lingkungan aplikasi disimulasikan sesuai dengan kondisi lingkungan aslinya.
Baca Juga: Gravel Serap 20.000 Tukang dan Selesaikan 6.000 Proyek
“Sebagai penyedia jasa keuangan, BNI Multifinance mengimplementasikan layanan Web Application Firewall [WAF] dari AWS Cloud untuk meningkatkan keamanan data dengan melindungi aplikasi berbasis web dan database yang dimigrasikan dari potensi serangan siber,” katanya.
Sistem itu dilengkapi dengan sistem pemulihan bencana dari tiga Zona Ketersediaan AWS di wilayah Asia Pasifik (Jakarta). Penggunaan infrastruktur pemulihan yang andal secara aktif meningkatkan ketersediaan sistem perusahaan serta menjauhkan risiko dari potensi down time dan kehilangan data yang mungkin terjadi.●
—Purjono Agus Suhendro, TechnoBusiness ID ● Foto: TechnoBusiness Photos
TeraBox Gratiskan Layanan Berbagi Berkas Tanpa Batas
PNM Dampingi Nasabah PNM Mekaar Daftar Izin Edar BPOM
Realme C75 Jadi Smartphone Paling Tahan Lama di Dalam Air
Canon Selphy QX20, Printer Foto Portabel nan Cepat dan Praktis
Alto Network Jalin Kemitraan dengan MotionPay, E2Pay, Bank Jago
B. Braun Indonesia Resmikan Fasilitas Technical Service Baru
Kinerja Kinclong, Carro Raih Investasi Strategis dari Woori Venture
PNM Dukung Kementerian BUMN Tingkatkan Daya Saing UMKM
Ketika GenAI Jadi Penentu Kemenangan Persaingan Perusahaan