Published
5 years agoon
Berkat lebih cepat melakukan adopsi teknologi, penjualan properti Crown Group tetap tumbuh signifikan di masa pandemi COVID-19.
Jakarta, TechnoBusiness ID ● Pandemi COVID-19 telah memaksa perusahaan-perusahaan di berbagai industri di seluruh dunia untuk melakukan adopsi teknologi lebih cepat.
Baca Juga: Teknologi di Balik Kesibukan Iwan Sunito
Hilangnya proses interaksi secara langsung seperti sebelumnya, diikuti kampanye #KerjaDariRumah dan #BelajarDiRumah, menjadikan adopsi teknologi sebagai sebuah keniscayaan.
Pola berbisnis dan berinteraksi sosial bahkan nyaris tak bisa tercipta tanpa melakukan adopsi teknologi. Itu sebabnya, aplikasi-aplikasi konferensi video seperti Zoom, Google Meets, dan WebEx mendadak populer.
Baca Juga: Canton Fair 2020 Digelar Secara Virtual, Ini Website-nya
Berwisata ke gunung, pantai, museum, yang semula mesti berbekal tiket pesawat dan biaya akomodasi yang mahal, kini bisa dinikmati secara 360 derajat tanpa harus keluar rumah berkat adopsi teknologi.
Canton Fair, ajang pameran ekspor-impor tahunan terakbar global di Guangzhou, China, yang sudah berjalan selama 127 tahun, pun tahun ini harus digelar secara virtual akibat pandemi.
Baca Juga: Skye Suites Sydney Raih Predikat “The Best Technology Hotel 2019”
Menurut penjelasan penyelenggara Canton Fair di Nanjing, Selasa (2/6), nantinya pengunjung pameran dapat menyusuri stan pameran layaknya pameran tradisional.
Simak berita-berita kami dalam bentuk video di kanal TechnoBusiness TV. Jangan lupa berikan atensi Anda dengan “like, comment, share, dan subscribe”.
[nextpage]
Sebaliknya, peserta pameran dapat menunjukkan produknya dalam bentuk tiga dimensi (3D) dan 360 derajat. Namun, semua itu secara virtual.
Baca Juga: Inilah Susunan Direksi Multipolar Technology yang Baru
Pengalaman serupa juga mesti segera disuguhkan oleh para pengembang properti jika tidak ingin berhenti sampai di sini.
Di industri properti, alih-alih pengembang mengajak calon konsumen mengelilingi lokasi proyek, melihat unit rumah atau apartemen yang ditawarkan secara konvensional, adopsi teknologi membuat proses itu semudah menonton televisi.
Baca Juga: Pasar Konferensi Video Global Bernilai US$9,65 Miliar
Secara virtual, calon konsumen tidak perlu lagi meluangkan waktu khusus untuk pergi ke lokasi properti guna melihat-lihat produk yang hendak dibeli, melainkan cukup menyusurinya di layar laptop atau ponsel pintarnya.
Beruntung Crown Group menyadarinya sejak lama. Sehingga, pengembang properti terkemuka di Australia itu telah melakukan adopsi teknologi jauh sebelum pandemi COVID-19 muncul.
Iwan Sunito, pendiri dan CEO Crown Group, mengatakan sebagai salah satu pengembang properti terbesar, perusahaannya telah melakukan adopsi teknologi sejak awal.
Simak berita-berita kami dalam bentuk video di kanal TechnoBusiness TV. Jangan lupa berikan atensi Anda dengan “like, comment, share, dan subscribe”.
[nextpage]
Crown Group menyadari adopsi teknologi menciptakan pengalaman baru bagi pembeli properti dan tamu hotel.
Baca Juga: Wow, Facebook dan PayPal Investasi di Gojek
“Kami telah berhasil menciptakan video 360 derajat yang menakjubkan untuk proyek-proyek utama kami dan hotel Skye Suites, termasuk di antaranya Mastery by Crown Group dan Waterfall by Crown Group,” kata Iwan, Selasa (2/6).
Dan, adopsi teknologi itu amat dirasakan manfaatnya oleh Crown Group selama pandemi ini. Sebab, tim penjualan perusahaan dapat melakukan property tour secara virtual bersama para agen penjualan dan konsumen.
Baca Juga: Apple Akuisisi Perusahaan “Live Event Streaming” NextVR
Terbukti, meski dibayang-bayangi pandemi, kekuatan adopsi teknologi mampu membalikkan pesimisme menjadi penjualan yang justru melebihi ekspektasi sebelumnya.
Betapa tidak, Iwan mengatakan, Crown Group berhasil mencetak penjualan senilai Rp 630 miliar selama lima bulan pertama tahun ini—yang berarti melampaui target yang ditentukan.
Bukti lain dari kesadaran atas adopsi teknologi, dalam dua tahun terakhir dua hotel Crown Group yang memiliki fitur layanan virtual concierge, yakni Skye Suites Parramatta dan Skye Suites Sydney, dinobatkan sebagai The Best Technology Hotel oleh HM Awards (2018-2019).
Simak berita-berita kami dalam bentuk video di kanal TechnoBusiness TV. Jangan lupa berikan atensi Anda dengan “like, comment, share, dan subscribe”.
[nextpage]
“Banyak tamu yang menginap di Skye Suites sangat menyukai fitur tersebut,” ungkap Iwan, pria kelahiran Surabaya yang sukses menjadi pengusaha di Negeri Kanguru tersebut.
Baca Juga: Apple Akuisisi Perusahaan “Live Event Streaming” NextVR
Adopsi teknologi bagi perusahaan apa pun, termasuk perusahaan properti, memang sudah menjadi keharusan, bukan lagi pilihan—dan pandemi COVID-19 mempercepat proses itu.
Jeffrey Bahar, Group Deputy CEO Spire Research and Consulting, perusahaan riset dan konsultasi bisnis global yang berpusat di Tokyo, mengatakan pandemi COVID-19 telah memaksa siapa pun dan perusahaan apa pun untuk melakukan adopsi teknologi.
Baca Juga: Hadi Kuncoro: E-commerce Perbanyak Barang Impor Itu Begini Hitung-Hitungannya…
“Banyak perusahaan yang sudah berencana melakukan adopsi teknologi tapi masih menunda, karena pandemi COVID-19 terpaksa harus segera merealisasikannya,” ungkap Jeffrey kepada TechnoBusiness Media, Rabu (3/6).
Memang melakukan adopsi teknologi berkaitan dengan investasi. Tapi, menurut Jeffrey, itu hanyalah biaya mahal di awal yang berdampak pada kinerja keuangan perusahaan yang jauh lebih baik.
Simak berita-berita kami dalam bentuk video di kanal TechnoBusiness TV. Jangan lupa berikan atensi Anda dengan “like, comment, share, dan subscribe”.
[nextpage]
Sebab, dengan melakukan adopsi teknologi, kinerja perusahaan akan lebih efektif dan efisien. Dampak dari lebih efektif dan efisien itu tentu saja berupa kinerja keuangan perusahaan yang lebih baik.
Baca Juga: UMG Idealab Bangun AICI di Indonesia, Apa Itu?
“Saya yakin Pak Iwan Sunito merasakan bagaimana perbedaan dari sebelum dan sesudah mengaplikasi fitur video 360 derajat untuk proyek-proyek propertinya,” ujar Jeffrey.
Dari sebelumnya harus mengeluarkan biaya pendampingan agen-agen properti atau calon-calon konsumen yang berasal dari banyak negara ke lokasi proyek di Australia, dengan fitur tersebut cukup dilakukan secara virtual.
Baca Juga: Karyanto: “Saya Ingin Mendigitalkan Jamu Lewat JamuDigital”
“Akan tetapi, tingkat kepuasan konsumen yang dihasilkan jika menggunakan teknologi virtual tidak sebesar kalau melihatnya secara langsung,” terang Jeffrey. “Ibaratnya, bagi konsumen, ada harga ada rupa.”
Sama halnya dengan traveling, mana yang lebih memuaskan: traveling langsung atau virtual traveling? “Tetapi, sekali lagi, adopsi teknologi menjadi sebuah keharusan bagi perusahaan karena itu memudahkan dan menguntungkan,” jelas Jeffrey.●
—Purjono Agus Suhendro, TechnoBusiness ID ● Foto: Crown Group
Simak berita-berita kami dalam bentuk video di kanal TechnoBusiness TV. Jangan lupa berikan atensi Anda dengan “like, comment, share, dan subscribe”.