Published
6 years agoon
TechnoBusiness Insight ● Ekonomi digital di Asia Tenggara, yang dihimpun dari perjalanan online, e-commerce, media online, ride hailing, lain sebagainya, tahun ini tumbuh 37% dari US$53 miliar tahun lalu menjadi US$72 miliar.
Nilai barang kotor (Gross Merchandise Value) itu diperkirakan akan melaju pesat menjadi US$240 miliar pada 2025. Demikian dikemukakan oleh Google Temasek dalam riset terbarunya yang dirilis belum lama ini.
Baca Juga: Membaca Strategi “Rebranding” MatahariMall.com
Menurut Google Temasek, pesatnya pertumbuhan ekonomi digital itu didorong oleh besarnya pengguna internet di kawasan ini. Pada 2015, jumlahnya baru 90 juta, per Juni 2018 telah mencapai 350 juta pengguna.
Pesatnya pertumbuhan ekonomi digital di Asia Tenggara didorong oleh besarnya pengguna internet di kawasan ini.
Bahkan, Asia Tenggara disebut sebagai kawasan paling mobile di seluruh dunia karena para pengguna cukup aktif menggunakan internet melalui ponsel pintar mereka.
Merujuk pada hasil survei GlobalWebIndex 2018, pengguna internet di kawasan berusia antara 16-64 tahun. Di Thailand, pengguna internet bisa menghabiskan 4 jam 56 menit per hari menggunakan telepon seluler.
Di Indonesia, Filipina, dan Malaysia rata-rata menghabiskan waktu berinternet hingga 4 jam per hari. Mereka mengakses internet untuk mencari informasi, membuka media sosial, mengirimkan pesan instan, menikmati hiburan dan video.
Baca Juga: Valuasi Tokopedia Diprediksi Mencapai US$7 Miliar
Itu berarti mengalahkan para pengguna internet di negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Inggris yang rata-rata hanya 2 jam. Pengguna di Prancis, Jerman, dan Jepang menghabiskan waktu berinternet ria dalam 1 jam 30 menit per hari.
Sumbangsih Ekonomi Digital dari Empat Jenis Bisnis Terbesar di Asia Tenggara
Jika dilihat dari produk domestik bruto (PDB), ekonomi internet pada 2015 menyumbang 1,3%, pada 2018 2,8%, dan pada 2025 diperkirakan akan mencapai 8,0%.
Dari enam negara Asia Tenggara utama yang disurvei Google Temasek, ekonomi internet di Vietnam yang paling besar menyumbangkan porsi atas PDB dalam negeri (4%) tahun ini, disusul Singapura (3,2%), Indonesia (2,9%), Malaysia (2,7%), Thailand (2,7%), dan Filipina (1,6%).●
Teks: TechnoBusiness Insight
Data: Google Temasek
Grafis: Google Temasek, TechnoBusiness Media
MIT Sloan: Kontribusi Facebook Terhadap Ekonomi Besar
5 “Startup Unicorn” dengan Valuasi Terbesar di Dunia
Pasar TV Online Bakal Bernilai US$129 Miliar
Pasar Barang Teknik Konsumer Lewati €1 Triliun
Euromonitor: Waspadai Gejolak Ekonomi Global 2019
Jakarta Bukan Tujuan Utama Wisata Dunia
Jumlah Pengunjung Lazada Anjlok Amat Dalam
Waspadalah, Ekonomi Global Tahun Depan Lebih Buruk
Turunkan Rasio Gini dengan Ekonomi Digital