Published
6 years agoon
Jakarta, TechnoBusiness ID ● Kabar bohong alias hoaks (hoax) ternyata tidak hanya marak di Indonesia. Penyebaran berita palsu itu juga merebak di banyak negara, bahkan telah menjadi perhatian dunia.
Oleh karena itu, World Global Influencer Leader dari empat negara, termasuk Indonesia, melakukan pembahasan dengan salah satu penyedia aplikasi pesan instan asal Amerika Serikat, WhatsApp Inc.
Baca Juga: Optimisme Jokowi dan Prediksi ManpowerGroup
Negara-negara tersebut, seperti dijelaskan dalam siaran pers Kementerian Komunikasi dan Informatika yang dirilis pada Senin (21/1), sepakat menekan penyebaran hoaks.
Semestinya langkah positif untuk menekan berita negatif itu tidak sebatas dilakukan dengan WhatsApp.
Salah satu caranya, yaitu dengan membatasi jumlah terusan (forward) pesan pengguna.
Langkah itu telah dibahas sejak kuartal 3/2018. Uji coba dalam format beta telah dilakukan sejak dua bulan terakhir.
Menindaklanjuti pembahasan itu, Vice President Public Policy and Communications WhatsApp Inc Victoria Grand dan Menteri Kominfo Rudiantara bertemu di kantor Kementerian, Senin sore.
Baca Juga: Kita, China, dan Teknologi 5G
Usai pertemuan, Grand dan Menteri Rudi mengadakan jumpa pers. Mereka mengumumkan bahwa fitur pembatasan jumlah terusan pesan akan dimulai sejak 21 Januari waktu Los Angeles atau 22 Januari pukul 12.00 WIB.
Sejak diberlakukan, pengguna WhatsApp hanya bisa meneruskan sebuah pesan maksimal ke lima kontak. Menteri Rudi mengapresiasi langkah WhatsApp dalam membantu mengurangi penyebaran kabar bohong tersebut.
Namun demikian, semestinya langkah positif untuk menekan berita negatif itu tidak sebatas dilakukan dengan WhatsApp. Platform jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, dan Instagram tak kalah ramai digunakan untuk menyebarkan hoaks.●
—Anwar Ibrahim, TechnoBusiness ID ● Foto: Kementerian Kominfo