Published
6 years agoon
Jakarta, TechnoBusiness Insight ● Orang Indonesia diketahui paling percaya diri dalam menatap peluang hidup yang lebih baik pada masa depan dibanding mereka yang tinggal di negara-negara Asia Pasifik lainnya.
Kenyataan itu diungkapkan oleh pengelola situs jejaring sosial profesional LinkedIn Corporation asal Mountain View, California, Amerika Serikat, dalam studi perdananya berjudul “LinkedIn Opportunity Index” yang dirilis hari ini.
Baca Juga: Membaca Strategi “Rebranding” MatahariMall.com
Dalam studi yang melibatkan 11.000 responden dari 9 negara di Asia Pasifik, antara lain Indonesia, Australia, China, Hong Kong, India, Jepang, Malaysia, Filipina, dan Singapura, yang mewakili 153 juta pengguna, menyebut indeks kepercayaan diri orang Indonesia dalam menatap masa depan mencapai 116.
Kepercayaan yang tinggi itu didorong oleh potensi pertumbuhan ekonomi negara dan kemungkinan peluang yang dapat diraih.
Indeks Indonesia itu mengalahkan India (111), China (106), Filipina (106), Malaysia (101), Singapura (91), Australia (90), Hong Kong (85), dan Jepang (79).
Kepercayaan yang tinggi itu didorong oleh potensi pertumbuhan ekonomi negara dan kemungkinan peluang yang dapat diraih.
Orang-orang di negara-negara maju seperti Jepang, Hong Kong, dan Australia memiliki indeks kepercayaan terhadap masa depan yang rendah karena cemas terhadap kondisi perekonomian negara mereka masing-masing.
Baca Juga: Belanja Melalui Perangkat “Mobile”Melonjak
Managing Director LinkedIn Asia Pasifik Olivier Legrand mengatakan studi perdana LinkedIn Opportunity Index menjadi jembatan untuk memahami aspirasi masyarakat di Asia Pasifik tentang kesempatan dalam meraih berbagai peluang dan hambatannya pada masa mendatang.
“Pertumbuhan jumlah tenaga kerja di kawasan sejatinya bisa menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi regional jika dikelola secara efektif,” ungkap Legrand. “… Kami berharap dapat memfasilitasi penawaran dan permintaan peluang yang lebih seimbang di pasar.”●
—–
Definisi dari peluang jika dikaitkan dengan hal edukasi, karier, pekerjaan, dan hal lainnya yang berhubungan dengan hidup.
Asia Pasifik | Indonesia | ||
Pekerjaan yang menawarkan keseimbangan antara kehidupan karier dan personal | 40% | Merintis bisnis milik sendiri | 50% |
Dapat menggunakan kemampuan saya | 36% | Dapat menggunakan kemampuan saya | 38% |
Memiliki pilihan dalam hidup | 35% | Pekerjaan yang menawarkan keseimbangan antara kehidupan karier dan personal | 34% |
Kesempatan untuk mendapat karier dengan penghasilan menjanjikan | 32% | Kehidupan yang lebih baik dibanding orang tua saya | 34% |
Mempelajari kemampuan baru | 30% | Membantu orang lain mendapatkan peluang | 32% |
Hal yang paling penting untuk bisa maju di masa depan
Asia Pasifik | Indonesia | ||
Tekun bekerja keras | 90% | Tekun bekerja keras | 94% |
Mengenal orang yang tepat dan memiliki koneksi yang luas | 85% | Mengenal orang yang tepat dan memiliki koneksi yang luas | 93% |
Kesetaraan akses ke peluang | 83% | Kesediaan untuk menerima perubahan | 89% |
Kesediaan untuk menerima perubahan | 81% | Kesetaraan akses ke peluang | 84% |
Peluang utama yang paling diminat / dikejar saat ini
Asia Pasifik | Indonesia | ||
Pengembangan karier | 15% | Merintis dan mengembangkan bisnis milik sendiri | 34% |
Merintis dan mengembangkan bisnis milik sendiri | 15% | Pengembangan karier | 12% |
Mempelajari kemampuan baru | 14% | Mencari peluang bisnis lainnya | 12% |
Pekerjaan yang mapan dan menghasilkan | 13% | Mempelajari kemampuan baru | 10% |
Hambatan utama dalam meraih peluang utama tersebut
Asia Pasifik | Indonesia | ||
Kondisi finansial saya | 30% | Kondisi finansial saya | 35% |
Kurangnya luasnya koneksi dan jaringan relasi | 22% | Kurangnya luasnya koneksi dan jaringan relasi | 29% |
Kesulitan mendapatkan pekerjaan | 19% | Rasa takut akan kegagalan | 22% |
Kurangnya keahlian yang dibutuhkan untuk meraih peluang | 18% | Kesulitan mendapatkan pekerjaan | 19% |
Kurangnya arahan dan bimbingan | 18% | Kecepatan perubahan yang didorong oleh kemajuan teknologi | 17% |
Teks: TechnoBusiness Insight
Data: LinkedIn dan GfK
Grafis: TechnoBusiness Media Network (Cover), LinkedIn