TechnoBusiness Insights
Asia House: Resesi Global, tapi Ekonomi Asia Justru Tumbuh
Tanpa Asia, resesi ekonomi global akan lebih parah.
Tanpa Asia, resesi ekonomi global akan lebih parah.
Published
2 years agoon
London, TechnoBusiness Insights UK ● Tanpa Asia, resesi ekonomi global akan lebih parah. Hal itu dikarenakan ekonomi Asia pada 2023 diyakini mampu menunjukkan ketahanan dan pertumbuhan sehingga dapat menghalau “momok” yang menakutkan saat ini: resesi.
Menurut para pemikir dari Asia House yang berbasis di London, ekonomi Asia tahun ini tetap kokoh karena adanya percepatan transformasi digital, koordinasi regional yang lebih besar, dan kebijakan moneter yang seimbang.
Baca Juga: Mengapa Tak Ada Pemain Dominan di Segmen Pasar Chatbot?
“Asia kemungkinan akan tangguh jika arus investasi dan keuangan diarahkan ke inovasi digital…” demikian pernyataan Asia House dalam laporan Annual Outlook 2023: Resilience Required to Confront Uncertainty.
Namun demikian, berkaca pada pandangan global, Asia rentan terhadap risiko. Asia juga menghadapi berbagai guncangan seperti gejolak harga energi, konflik geopolitik, dan biaya pinjaman yang lebih tinggi.
Ekonomi Asia mampu bertahan dan tumbuh, tapi rentan terhadap berbagai risiko. asia house
Lalu, Asia House melengkapi laporannya dengan pandangan terhadap delapan ekonomi utama Asia, antara lain:
Baca Juga: Hanya 5% Perusahaan yang Telah Investasi Pengelolaan Data
Baca Juga: Pengiriman Ponsel Lipat ke Seluruh Dunia Tahun ini 13,5 Juta Unit
Teks: TechnoBusiness Insights UK
Data: Asia House, Januari 2023
Foto: Asia House
THE BEST ADVICE
Realme C75 Jadi Smartphone Paling Tahan Lama di Dalam Air
Canon Selphy QX20, Printer Foto Portabel nan Cepat dan Praktis
Alto Network Jalin Kemitraan dengan MotionPay, E2Pay, Bank Jago
B. Braun Indonesia Resmikan Fasilitas Technical Service Baru
Kinerja Kinclong, Carro Raih Investasi Strategis dari Woori Venture
PNM Dukung Kementerian BUMN Tingkatkan Daya Saing UMKM
Ketika GenAI Jadi Penentu Kemenangan Persaingan Perusahaan
Grab Pilih Cloud AWS untuk Dukung Inovasi dan Pertumbuhan
4,6 Juta Serangan Siber di Indonesia pada Kuartal 3/2024 Diblokir