Connect with us

TechnoBusiness News

DCI Indonesia Operasikan Gedung Data Center Ketiga

Published

on

DCI Indonesia terus membangun gedung data center untuk menangkap peluang pasar yang besar.  

Jakarta, TechnoBusiness ID ● PT DCI Indonesia, pengelola data center Tier IV pertama di Asia Tenggara, sejak awal Juni mulai mengoperasikan gedung data center ketiga (JK3) di Cibitung, Jawa Barat.

Baca Juga: Tiga Direktur Telkomsel Diganti

Gedung data center terbaru DCI Indonesia itu memiliki kapasitas 12 MW. Sehingga, jika ditotal, saat ini DCI Indonesia telah mengoperasikan tiga gedung data center—yang semuanya di Cibitung—berkapasitas 22 MW.

Advertisement

Penambahan gedung data center DCI Indonesia itu dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pasar. Apalagi, di era new normal akibat pandemi COVID-19 seperti sekarang ini peran data center amat besar.

Baca Juga: Daya Saing “Data Center” Indonesia Nomor Buncit

Buktinya, JC Gani, Sales and Marketing Director DCI Indonesia, mengatakan meski baru dioperasikan, dari kapasitas 12 MW yang disediakan JK3, kini hanya tersisa 1,5 MW.

Tidak berhenti sampai di situ. Tingginya permintaan pasar telah mendorong DCI Indonesia untuk terus menambah gedung data center-nya.

Advertisement

Simak berita-berita kami dalam bentuk video di kanal TechnoBusiness TVJangan lupa berikan atensi Anda dengan “like, comment, share, dan subscribe”.

[nextpage]

Saat ini, DCI Indonesia sedang membangun gedung data center keempat yang disebut JK5 dengan kapasitas 15 MW di sekitar gedung-gedung sebelumnya.

Baca Juga: Airome Technologies Singapura Perkuat Pasarnya di Indonesia

“Sebagai pelopor data center hyperscale terbesar pertama di Indonesia, DCI Indonesia akan menghadirkan gedung baru JK5 pada kuartal pertama 2021,” ungkap Gani.

Advertisement

Sebagai gambaran, DCI Indonesia memiliki area kampus data center hyperscale di Cibitung, tempat membangun gedung-gedung data center-nya, seluas 8,5 hektare.

Baca Juga: Aplikasi FaceApp Kembali Populer, Sudah Amankah?

Jika dimanfaatkan seluruhnya, menurut Gani, area itu mampu menampung kapasitas hingga lebih dari 200 MW.

Sayangnya, keandalan data center DCI Indonesia belum mencerminkan keunggulan data center secara nasional.

Advertisement

Simak berita-berita kami dalam bentuk video di kanal TechnoBusiness TVJangan lupa berikan atensi Anda dengan “like, comment, share, dan subscribe”.

[nextpage]

Berdasarkan data Cushman & Wakefield Data Centre Competitiveness Index 2019 (Top 20 Globally), indeks daya saing data center Indonesia masih berada di urutan bawah.

Baca Juga: Ingat, Zoom Gratis Berjalan Tanpa Enkripsi, Kecuali…

Wakil dari Asia Pasifik hanya sedikit, yakni Singapura di urutan ke-3; Hong Kong ke-9; Korea Selatan ke-12, dan Malaysia ke-18.

Advertisement

Namun, jika diurutkan berdasarkan Cushman & Wakefield Data Centre Competitiveness Index (Asia Pasific Ranking), Indonesia berada di nomor terakhir dari 11 negara.

Baca Juga: 5 Penggerak Pertumbuhan Merek Asia di Masa Pandemi

Di Asia Pasifik, indeks daya saing data center Indonesia kalah dari Australia yang berada di nomor 5, China 6, Thailand 7, Jepang 8, Vietnam 9, dan India 10.

Memang, perusahaan konsultan properti Cushman & Wakefield (NYSE: CWK) yang berbasis di Chicago, Illinois, Amerika Serikat, itu menyatakan meski indeks daya saingnya rendah, Indonesia memiliki potensi kenaikan komersial data center yang cukup signifikan.

Advertisement

Simak berita-berita kami dalam bentuk video di kanal TechnoBusiness TVJangan lupa berikan atensi Anda dengan “like, comment, share, dan subscribe”.

[nextpage]

Tentu saja, potensi itu didorong oleh ekonomi digital Indonesia dan Asia Tenggara yang diperkirakan bakal tumbuh luar biasa.

Merujuk pada studi Google-Temasek, nilai ekonomi digital Asia Tenggara diyakini naik dari US$ 72 miliar menjadi US$ 240 miliar pada 2025.

Baca Juga: Studi Global: Mungkin Kita Tak Pernah Kembali ke Kantor

Advertisement

Group Deputy CEO Spire Research and Consulting Jeffrey Bahar berpendapat sebaiknya Indonesia tidak menyia-nyiakan kesempatan dalam menangkap peluang di era ekonomi digital, termasuk industri data center-nya.

“Karena potensi ekonomi digitalnya sudah luar biasa besar, sayang sekali kalau kehilangan kesempatan untuk menjadi basis data center di pasarnya sendiri,” kata Jeffrey.

Baca Juga: 4 Tips Dongkrak Trafik Website yang Belum Populer

Walau, untuk meningkatkan indeks daya saing data center, Indonesia harus memenuhi syarat-syaratnya terlebih dahulu seperti stabilitas pasokan listrik dan lain-lain. “Itu yang menjadi pekerjaan rumah kita sampai sekarang,” lanjutnya.

Beruntung raksasa-raksasa teknologi seperti Google, Facebook, dan Microsoft belakangan telah menyatakan komitmennya untuk membangun data center di Indonesia.

Advertisement

—Intan Wulandari, TechnoBusiness ID ● Foto: DCI Indonesia

Simak berita-berita kami dalam bentuk video di kanal TechnoBusiness TVJangan lupa berikan atensi Anda dengan “like, comment, share, dan subscribe”.

Advertisement