Published
7 years agoon
Hong Kong, TechnoBusiness ● Penetrasi internet yang semakin meluas bukan berarti tidak ada efek negatifnya. Dalam 90 hari terakhir, telah terjadi 144 juta tindak kejahatan siber (cybercrime) di seluruh dunia. Jumlah serangan itu merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah selama ini.
Tidak ada wilayah yang terbebas dari serangan siber. Di Asia Pasifik, menurut TreatMetrix, perusahaan intelijen pasar online berbasis di San Jose, California, Amerika Serikat, kejahatan siber secara tahunan meningkat 45%. Modelnya pun berubah-ubah menyesuaikan tren bisnis digital, termasuk menyasar aplikasi ridesharing dan media streaming.
Yang terjadi secara global lebih dahsyat lagi. Seperti yang terungkap dalam ThreatMetrix Q2 Cybercrime, serangan siber global telah meningkat hampir 100% sejak 2015. Penipuan menggunakan akun baru (new account origination fraud) selama triwulan terakhir naik 30%. Akun baru itu biasanya dipakai untuk mengajukan pinjaman ke perusahaan perbankan atau belanja di e-commerce.
“Gerombolan penjahat yang sangat teratur telah membidik beberapa industri terobosan [disruptive] dan sangat berorientasi pada perangkat seluler [mobile-heavy] seperti media streaming dan ridesharing,” ungkap Vanita Pandey, Vice President Product Marketing & Strategy ThreatMetrix, di Hong Kong, Jumat (18/8).
Lewat aplikasi ridesharing, misalnya, para penipu bisa melakukan kejahatan menggunakan kartu kredit curian. Atau, kata Pandey, menggunakan akun pengemudi palsu dan menerima order dari akun konsumen hasil curian. Berbahaya, bukan?●
—Abra Matthew, TechnoBusiness ● Foto-Foto: Istimewa
Turunkan Rasio Gini dengan Ekonomi Digital
Inilah Tantangan Terbesar Pebisnis Era IoT
Hadapi Kecerdasan Buatan, CEO Harus Beradaptasi!
Indocomtech 2018 Usung Tema “Technology for Everyone”
“Karpet Merah” Mahathir untuk Investor China
Oakley Capital Akuisisi cPanel Inc.
Pola Baru Mengingat Password Ditemukan di China
Berkolaborasi, Strategi Net1 dan Matrix TV Perluas Pasar
Multipolar Technology Tawarkan Solusi HPE SimpliVity 380