Connect with us

ICT

Bersiaplah, Dampak Teknologi AI Amat Besar!

Published

on

Jakarta, TechnoBusiness IDOrient Overseas Container Line (OOCL), perusahaan jasa layanan logistik kontainer global yang berbasis di Hong Kong, menyatakan dapat menghemat hingga US$10 juta setiap tahun setelah menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI).

 

Baca Juga: Sprint Asia Technology Luncurkan Chatbot Jumienten

 

Advertisement

Di India, Apollo Hospitals menggunakan AI untuk memprediksi penyakit jantung. Di Indonesia, bank-bank milik pemerintah ataupun swasta seperti PT Bank Central Asia Tbk. (IDX: BBCA) dan PT Bank Rakyat Indonesia (IDX: BBRI) mulai mengimplimentasikannya untuk layanan pelanggan.

Gambaran tranformasi pekerjaan dalam tiga tahun ke depan. (Grafis: Microsoft)

Jadi, jelas bagaimana dampak penggunaan AI terhadap kinerja perusahaan. Kalau sudah begitu, perusahaan-perusahaan akan lekas mengalihkan pekerjaannya ke sistem berteknologi terbaru itu demi menghemat pengeluaran sekaligus mendongrak pendapatan.

Direktur Utama Microsoft Indonesia Haris Izmee mengatakan, “Sambil kami kagum dengan manfaat yang diberikan AI, kami juga menyadari AI merupakan teknologi yang menggantikan sesuatu, terutama ketika berbicara mengenai fungsinya dalam menggantikan lapangan pekerjaan.”

Microsoft dalam laporan “Future Computed”-nya menyimpulkan ada tiga hal yang mesti dipahami terkait perkembangan AI dan dampaknya terhadap pekerjaan dan karier. Ketiga kesimpulan itu antara lain:

  •      Pertama, organisasi-organisasi dan negara-negara yang saling bersaing dalam penggunaan AI akan menjadi organisasi dan negara pengadopsi awal teknologi AI. Alasannya sangat mudah: AI akan berguna dimanapun kecerdasan dibutuhkan dan hal itu membantu kita untuk menjadi lebih produktif di hampir setiap bidang usaha manusia, yang dapat mengarah pada pertumbuhan ekonomi.
  •      Kedua, selain penyebaran AI, hal yang sama pentingnya adalah mempersiapkan masyarakat dan para pekerja kita untuk perubahan yang akan datang yang akan diakselerasi oleh AI dengan mengatasi kebutuhan akan prinsip-prinsip etika yang kuat, evolusi hukum, pentingnya pelatihan untuk keterampilan baru, dan bahkan reformasi pasar tenaga kerja.
  • Ketiga, untuk sepenuhnya menyadari manfaat AI, dan untuk meminimalisir hasil negatifnya, maka perusahaan teknologi, organisasi swasta dan publik harus bersatu dengan rasa tanggung jawab bersama. Di Microsoft, kami percaya pada demokratisasi AI. Hal ini hampir sama dengan keyakinan kami bahwa PC harus dapat diakses oleh semua orang ketika pertama kali Microsoft didirikan.

Bahkan, kata Haris, para pimpinan perusahaan dan pemerintahan di Asia Pasifik menyadari, dampak sosial kemunculan AI akan lebih besar ketimbang manfaatnya.

“Kita perlu bertanya pada diri kita sendiri bagaimana jika gangguan sosial yang diciptakan AI secara keseluruhan bisa lebih besar dibanding manfaatnya,” ungkapnya.●

—Ivan Darmawan, TechnoBusiness ID ● Foto-Foto: Microsoft

Advertisement