Connect with us

Finance

Spire Research: LinkAja Harus Manfaatkan Ekosistem BUMN

Published

on

Mampukah LinkAja menyaingi agresivitas layanan-layanan keuangan elektronik privat seperti Gopay dan Ovo?

Jakarta, TechnoBusiness ID ● Layanan uang elektronik (e-money) beberapa badan usaha milik negara (BUMN) seperti TCash (Telkomsel), e-cash (Bank Mandiri), Tbank (BRI), Unikqu (BNI), dan T-money (Telkom) mulai hari ini dilebur jadi LinkAja.

Peleburan itu bertujuan untuk mempercepat akselerasi inklusi keuangan dan terlaksananya cashless society yang telah lama dikampanyekan oleh pemerintah melalui Gerakan Nasional Non-Tunai.

Baca Juga: Per Hari Ini, TCash Resmi Berubah Jadi LinkAja

Advertisement

Lebih dari itu, kata Danu Wicaksana, Direktur Fintek Karya Nusantara, anak perusahaan PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), “LinkAja bertujuan untuk melengkapi ekosistem pembayaran digital di Indonesia.”

Seperti diketahui, ekosistem keuangan elektronik yang digalang perusahaan-perusahaan teknologi swasta seperti Gopay dan Ovo amat agresif mendominasi pasar di Tanah Air. Belum termasuk Dana, Akulaku, dan lain sebagainya.

Pertanyaannya, mampukah LinkAja melawan Gopay dan Ovo? Kepada TechnoBusiness Indonesia di Jakarta hari ini, Jeffrey Bahar, Group Deputy CEO Spire Research and Consulting, memberikan pandangannya.

Baca Juga: Mengenal Istilah dan Asal Usul “Unicorn” dalam “Startup”

Menurut Jeffrey, merger layanan keuangan elektronik milik BUMN-BUMN itu dilakukan memang bertujuan agar menjadi lawan tanding yang sepadan dengan Gopay dan Ovo, dua pemain yang tumbuh pesat.

Advertisement

“Akan tetapi, merger saja tidaklah cukup. Sama seperti strategi Ovo yang memanfaatkan ekosistem Lippo Group, LinkAja juga harus pintar menggarap ekosistem BUMN,” ungkap Jeffrey.

Kalau mampu memanfaatkan ekosistem BUMN secara maksimal, yang jumlahnya jauh lebih banyak ketimbang jaringan Lippo Group selaku pemilik Ovo, LinkAja akan secara mudah bersaing dengan raksasa itu.

Baca Juga: Spire Research and Consulting Memiliki Empat Divisi Riset

Karena ini baru permulaan dan ceruknya masih sangat besar, lanjut Jeffrey, “perang kompetitif” yang sengit tak menutup kemungkinan terjadi. “Itu berarti, kekuatan modal juga menjadi kunci utama dalam memenangkan persaingan,” ujarnya.

Mengapa? Sebagai contoh, Gopay dan Ovo, termasuk Dana, menerapkan promo pembayaran Rp1 atau Rp1000 untuk mengakuisisi pelanggan. Mereka tahu strategi yang paling efektif dalam mengakuisisi pelanggan, kata Jeffrey, adalah dengan menawarkan promo yang sangat murah.●

Advertisement

—Ivan Darmawan, TechnoBusiness ID ● Foto: TechnoBusiness ID