Published
6 years agoon
Las Vegas, TechnoBusiness ● Jika Anda sedang berkunjung ke pameran akbar Consumer Electronics Show di Las Vegas Convention Center S2 Area, ada baiknya mampir ke stan 26030.
Di stan itu, Anda akan menemukan kecanggihan teknologi ritel yang berhasil dikembangkan Suning. Suning merupakan perusahaan terbesar kedua di China dengan pendapatan sebesar US$80,85 miliar per 2018.
Baca Juga: Hyundai Bergabung dengan Automotive Grade Linux
Setidaknya ada tiga teknologi ritel canggih yang mereka pamerkan, antara lain The Magic Runway, analisis arus pengunjung, dan Biu Robot.
The future is coming. Come to our booth at S2-260230 to explore the newest Smart Home innovations and how we will empower millions of homes in the coming years. #Smart #Home #Tech #CES pic.twitter.com/VZrs1GaX7f
— Suning Group (@Suning_Group) January 9, 2019
Pertama, The Magic Runway. Dengan teknologi berbasis augmented reality (AR) ini, konsumen dapat mencoba beragam pakaian hanya dengan beberapa gerakan tubuh dalam waktu singkat.
Teknologi itu mungkin sudah ditemui di banyak tempat saat ini. Tapi, fitur penata gaya (smart stylist)-nya mampu mendeteksi jenis kelamin dan usia pengguna untuk menyajikan rekomendasi busana.
Baca Juga: Spire Research and Consulting Memiliki Empat Divisi Riset
Sebelumnya, Suning telah memperkenalkan fitur tersebut di New York Fashion Week pada September lalu. Lalu, “Kami berencana menerapkannya di beberapa mal milik Suning di China,” ungkap Bill Shao.
Robot berbasis AI itu membantu proses belanja berdasarkan pemindaian emosi konsumen.
Director of Innovation Application Lab Suning di Silicon Valley, California, Amerika, itu menjelaskan bahwa teknologi itu akan menghilangkan antrean di kamar pas gerai-gerai busana.
Kedua, analisis arus pengunjung. Menggunakan pemindai wajah (facial recognition), peritel sudah bisa mendeteksi segmentasi pelanggan, arus pengunjung, dan pilihan mereka.
Dengan begitu, peritel bisa memetakan kebutuhan dari kebiasaan pengunjung di setiap gerai. Alhasil, akan terjadi maksimalisasi distribusi barang dan efisiensi biaya distribusinya.
Baca Juga: Ekonomi Digital Asia Tenggara Menuju US$240 Miliar
Ketiga, Biu Robot. Robot berbasis artificial intelligence (AI) itu membantu proses belanja (shopping robot) berdasarkan pemindaian emosi (emotion recognition).
Biu Robot tak ubahnya mesin jual otomatis (vending machine), tapi bisa berjalan sendiri ke mana pun dalam jarak tertentu. Ia bisa membawa dan memindai barang-barang yang diambil konsumen.
Shao menjelaskan, konsumen bisa membayar hanya dengan memindai kode QR pada robot tersebut.
“Biu Robot mudah dipasang dan fleksibel digunakan di beragam skenario, meningkatkan kegiatan operasional ritel canggih secara otomatis,” katanya.●
—Joanna Williams, TechnoBusiness/PRN ● Foto: Suning