ICT
Mengapa Para Petinggi NATO Pilih Teknologi BlackBerry?

Sebanyak 29 negara anggota NATO memilih menggunakan teknologi BlackBerry dalam menjalin komunikasi.
Ontario dan Jakarta, TechnoBusiness ● Sebanyak 29 negara anggota North Atlantic Treaty Organization (NATO), organisasi keamanan dunia yang didirikan di Washington DC pada April 1949 dan berpusat di Brussels, Belgia, menyatakan mulai saat ini memilih menggunakan teknologi milik BlackBery Limited (NYSE: BB, TSX: BB) dalam berkomunikasi.
Teknologi yang dipilih itu adalah BlackBerry SecuSuite for Government, layanan komunikasi suara canggih yang terenskripsi. Dengan begitu, menurut NATO Communications and Information (NCI) Agency yang memilih teknologi itu, percakapan para pemimpin negara anggota NATO lebih aman.
Keputusan itu diambil menyusul semakin merebaknya tindak kejahatan siber (cyber security), termasuk menyadap percakapan melalui elektronik, akhir-akhir ini.
Baca Juga: Akhirnya Boeing Setuju Pembekuan Sementara 737 Max
“Seiring dengan pelaku kejahatan siber yang semakin canggih, kami membutuhkan cara yang aman agar para tokoh penting negara dapat melakukan percakapan telepon dengan orang-orang yang berada di dalam maupun luar organisasi di mana pun berada,” ujar Kevin Scheid, General Manager NCI Agency, di Waterloo, Ontario, Kanada, Selasa (12/3).
Menurutnya, teknologi enkripsi percakapan suara dari BlackBerry dapat mengatasi tantangan kejahatan siber yang kian hari kian canggih. “Menyadap telepon merupakan salah satu cara termudah untuk mengakses informasi rahasia,” ungkap Dr. Christoph Erdmann, Senior Vice President untuk BlackBery SecuSmart BlackBerry.
Berdasarkan laporan “Fortinet Threat Landscape Index” terbaru yang dirilis Fortinet Inc. (Nasdaq: FTNT), penyedia jasa perlindungan keamanan siber terkemuka asal California, pada Jumat (15/3), penjahat siber tetap bekerja keras, bahkan selama musim liburan.
Semisal adware, perangkat lunak yang mampu menginstalasi dirinya sendiri ke dalam perangkat komputer dan ponsel pintar padahal merupakan metode penyamaran dari penjahat siber, telah menjadi ancaman yang semakin meluas.
Baca Juga: Demi Kembangkan BlackBerry Spark, BlackBerry Akuisisi Cylance
Secara global, jelas Fortinet, adware berada di urutan teratas daftar infeksi malware: melebihi seperempat dari semua jenis infeksi di Amerika Utara dan Oceania serta hampir seperempat di Eropa. Keberadaannya bahkan telah masuk ke toko aplikasi resmi.
“Risiko keamanan siber sangat nyata. Penjahat dunia maya mengawasi dan mengembangkan eksploitasi lalu menargetkan konvergensi digital yang muncul,” ujar Phil Quade, Chief Information Security Fortinet, dalam penjelasannya yang diterima TechnoBusiness Indonesia hari ini.
BlackBerry, yang gagal di bisnis ponsel pintar, menyatakan bangga karena teknologi perangkat lunak keamanan suaranya dipercaya oleh NATO. “Apa pun sistem operasi atau perangkat yang digunakan untuk berkomunikasi, teknologi keamanan siber BlackBerry dapat menjamin keamanan data pelanggan,” kata Scheid.●
—Justin Fraser (Kanada) dan Anwar Ibahrim (Indonesia), TechnoBusiness ● Foto: NATO