Published
7 years agoon
Singapura, TechnoBusiness ● Chope, salah satu aplikasi pencarian tempat makan dan restoran yang beroperasi di delapan kota di Asia (Singapura, Hong Kong, Beijing, Bangkok, Shanghai, Bali, Phuket, dan Jakarta), baru saja menerima investasi senilai S$18 juta (US$13 juta).
Chope, yang dikembangkan oleh The Chope Group, menerima investasi dari sejumlah investor seperti C31 Ventures dan Moelis Australia yang dipimpin Square Peg Capital. Para pemegang saham sebelumnya, di antaranya NSI Ventures, Susquehanna International Group, DSG Consumer Partners, dan SPH Ventures juga turut serta dalam investasi itu.
Tushar Roy dari Square Peg Capital mengatakan terkesan dengan keberhasilan Chope dalam menggarap pasar hidangan premium di Asia. “Chope menawarkan layanan istimewa, baik bagi restoran maupun pengunjung, dan kami gembira dapat menyumbangkan keahlian dan modal untuk membantu mengembangkan bisnisnya,” ungkapnya.
Saat ini, enam tahun setelah dirintis di kantor mungil di Orchard Towers, Singapura, ada 3.000 klien dari industri makanan dan minuman yang telah menggunakan teknologi Chope di kawasan regional. Teknologi online-to-offline (O2O) itu berfungsi untuk mengelola pesanan, antrean, customer relationship management, promosi, dan pembayaran uang muka (pre-payments).
Setelah mendapatkan pendanaan baru, Chope bersiap menapaki pertumbuhan selanjutnya. “Dengan berbagai sumber daya ini, kami berinvestasi secara signifikan dalam hal unique selling proposition untuk pengalaman pengguna dan layanan pelanggan sembari memperdalam riset pasar di seluruh Asia,” ujar founder sekaligus CEO Chope Arrif Ziaudeen.
Perusahaan juga akan mempergunakan modal itu untuk mengembangkan produk menjadi lebih bagus, merekrut lebih banyak tenaga penjualan, dan meningkatkan dukungan bagi pelanggan.
Nama Chope diambil dari istilah sehari-hari di Singapura. Pada Juli 2012, aplikasi Chope telah diunduh oleh lebih dari 1 juta pengguna dan mendapatkan pendanaan yang dipimpin F & H Fund Management dan NSI Ventures pada 30 Juni 2015 senilai S$11 juta (US$8 juta).●
—Michael A. Kheilton, TechnoBusiness ● Foto-Foto: Chope
Pemerintah Bentuk Yayasan NextICorn. Apa Fungsinya?
Mengapa Industri Startup Australia Tak Seagresif di Indonesia?
Kini, Ada 310 “Startup” yang Masuk Kategori Unicorn
“Ekonomi Startup Termasuk Skema Ponzi!”
Inilah 13 Penyebab Utama Kegagalan Startup
Zahir Alokasikan Rp100 Miliar untuk Fintech Syariah
7 Startup Pengguna AI Berbasis Blockchain
Alasan Telkomsel Hadirkan Perpustakaan Digital
Skyegrid, Platform Game Streaming Android Pertama