Published
6 years agoon
Jakarta, TechnoBusiness ID ● Pemerintah Indonesia mencanangkan program “Making Indonesia 4.0” dalam rangka menyambut masuknya era Industri 4.0. Program itu diluncurkan oleh Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada ajang Indonesia Industrial Summit 2018 di Jakarta awal April lalu.
Baca Juga: Tantangan Penerapan Industri 4.0 di Indonesia
Presiden Joko Widodo dalam acara yang sama pun menyatakan betapa besar dampak positif dari penerapan Industri 4.0. Masalahnya, seperti analisis McKinsey Global Institute, perubahan itu tidak diikuti dengan tumbuhnya permintaan tenaga kerja karena sudah serbaotomasi dan terkoneksi dengan internet.
Firma konsultan manajemen internasional asal Amerika Serikat itu memperkirakan akan ada 400-800 juta orang di seluruh dunia yang kehilangan pekerjaan dalam 12 tahun ke depan sejak laporan itu dirilis pada November 2017.
Pada era Industri 4.0, yang disebut pula dengan era Internet of Things (IoT), semua proses manufaktur dilakukan secara cerdas. Ada proses kolaborasi antara fisik dan maya (cyber-physical system). Hampir semua proses produksi dijalankan oleh teknologi sensorik dan elemen penggerak secara otomatis.
Menyadari hal itu, PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel), anak perusahaan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (IDX: TLKM) yang menjadi operator telekomunikasi seluler terbesar di Tanah Air, berupaya semakin memperkuat ekosistem IoT. Salah satu strateginya yaitu dengan meluncurkan program Telkomsel Innovation Center (TIC).
Vice President Corporate Planning Telkomsel Andi Kristianto mengatakan Telkomsel Innovation Center akan merangkum berbagai kegiatan dalam membentuk ekosistem IoT Indonesia dan mengembangkan laboratorium IoT, mengadakan program mentoring dan bootcamp bersama expertise di bidang IoT, serta networking access bagi para startup, developer, dan system integrator dengan para pemain industri terkait.
“IoT menjadi salah satu elemen penting untuk mendukung roadmap pemerintah Indonesia menjalankan program ‘Making Indonesia 4.0’. Telkomsel secara konsisten terus meningkatkan kesiapan teknologi dan jaringan untuk menghadapi tren IoT yang sedang berkembang secara global,” ungkap Andi.
Ia menjelaskan bahwa Telkomsel Innovation Center diinisiasi untuk menciptakan ekosistem IoT yang matang, yang dapat mendukung terciptanya produk siap pakai dan layak jual secara bisnis bagi masyarakat. Langkah itu sejalan dengan transformasi digital yang dilakukan perusahaan.
Saat ini, Telkomsel sudah membantu para inovator, baik startup, developer, maupun system integrator, mulai dari fase pengembangan hingga komersialisasi produk. Solusi IoT yang sudah melewati masa inkubasi adalah bike sharing di Universitas Indonesia hasil kolaborasi dengan Banopolis.
Selain itu, ada automatic fish feeder/aqua culture solution bagi petani dan petambak di berbagai daerah hasil kolaborasi dengan eFishery, smart waste management system bersama Danone dan Alfa Mart hasil kolaborasi dengan SMASH. Ada pula yang sudah masuk tahap komersialisasi, yaitu smart metering dan remote tank monitoring.
Langkah itu yang akan terus dikembangkan oleh Telkomsel dalam menyambut era IoT dan industri 4.0. “Bersama para mitra, kami akan terus mengembangkan bisnis IoT yang menghadirkan solusi atas kebutuhan industri maupun masyarakat,” kata Andi.
Sebab, “IoT telah merevolusi gaya hidup serta menggabungkan dunia fisik dengan dunia digital yang selanjutnya menawarkan sejumlah peluang dan tantangan baru bagi kalangan bisnis, pemerintahan, dan konsumen perorangan,” lanjutnya.●
—Intan Wulandari, TechnoBusiness ID ● Foto-Foto: Telkomsel
Rupanya Begini Tindak Lanjut Investasi Telkomsel ke Gojek
6.050 Menara Telekomunikasi Telkomsel Dialihkan ke Mitratel
Telkomsel Raih The Most Innovative Telecom Service Provider
Telkomsel Rilis Telkomsel Orbit, Apa Itu?
Inilah Susunan Direksi Telkomsel yang Baru
Trafik Layanan Data Telkomsel Naik 16% Saat Natal-Tahun Baru
Modal Paket Ilmupedia Rp25.000 Bisa Belajar di Ruangguru
Transformasi Bisnis Telkomsel Dinilai Sukses
PrivyID Raih Investasi Seri A2 dari Telkomsel