Connect with us

TechnoBusiness Insights

Pangsa Pasar Ponsel Pintar Merek Lokal Kian Tergerus

Published

on

  • Pengiriman ponsel pintar di Indonesia per tiga bulan pertama 2017 mencapai 7,3 juta unit.
  • Jumlah itu naik 13% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

 

Jakarta, TechnoBusiness ID ● Masih ingat dengan menjamurnya merek ponsel lokal satu dekade lalu? Kala itu, puluhan merek asli Indonesia—meski produksinya kebanyakan di China—bertempur memperebutkan ceruk pasar.

Pangsa pasar ponsel pintar Tanah Air memang makin hari makin menggiurkan. Lihat saja, dalam tiga tahun terakhir total produk yang dikirimkan terus meningkat. Pada kuartal 1/2015, misalnya, jumlah ponsel pintar yang dikirimkan sebanyak 6,3 juta, naik menjadi 6,4 juta setahun kemudian.

 

Pangsa Pasar Ponsel Pintar Indonesia Berdasarkan Vendor per Kuartal 1/2017 

Advertisement

[amcharts id=”pie-1″]

Pada kuartal 1/2017, seperti disebutkan dalam IDC Asia/Pacific Quarterly Mobile Phone Tracker 2017Q1, jumlah ponsel pintar baru yang beredar mencapai 7,3 juta unit. Itu artinya, jumlah tersebut naik 13% dibanding periode yang sama tahun lalu, walau turun 15% dibanding kuartal sebelumnya.

 

Pangsa Pasar Ponsel Pintar Indonesia Berdasarkan Vendor per Kuartal 1/2016 

[amcharts id=”pie-2″]

Advertisement

Sayangnya, pangsa pasar ponsel pintar merek lokal justru terus merosot. Selama kuartal pertama tiga tahun berturut-turut, merek lokal hanya meraup 34%, 20%, lalu tinggal 17%. Sedangkan merek China justru semakin menguasai dengan pertumbuhan 12%, 23%, lalu menjadi 31%.

 

Pangsa Pasar Ponsel Pintar Indonesia Berdasarkan Vendor per Kuartal 1/2015 

[amcharts id=”pie-3″]

Adapun lima merek terbesar selama penghitungan antara lain Samsung, Oppo, Asus, Advan, dan Lenovo (termasuk Motorola). Oppo termasuk merek Negeri Panda yang agresif, begitu juga dengan Vivo yang sanggup bersaing dengan ruang insentif dan margin yang menarik bagi mitra.

Advertisement

 

Merek lokal yang bertahan di lima besar hanya Advan. Menurut Associate Market Analyst IDC Indonesia Risky Febrian dalam siaran persnya pada 20 Juli 2017, vendor China berhasil memosisikan diri di segmen mid-range dengan harga US$200-400, sedangkan merek lokal akhirnya hanya berkutat di segmen low-end dengan harga di bawah US$200 karena kurangnya ekuitas.●

 

—Vino Darmawan, TechnoBusiness ID ● Data: IDC ● Grafik/Ilustrasi: TechnoBusiness ID

Advertisement